Ilustrasi: Simbol Ketetapan dan Cahaya Pagi
Surat Ad-Dhuha, yang terdiri dari 11 ayat, adalah surat pendek dalam Al-Qur'an yang penuh dengan pesan penghiburan, kasih sayang, dan penegasan janji Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Surat ini turun pada saat Nabi sedang mengalami masa-masa sulit dan tekanan batin akibat jeda wahyu (fatrah al-wahyi) yang sempat membuatnya merasa ditinggalkan. Di tengah kegelisahan itu, Allah menurunkan Ad-Dhuha sebagai pelipur lara.
Setiap ayat dalam surat ini memiliki bobot makna yang mendalam. Salah satu ayat kunci yang sering direnungkan adalah **Ad Dhuha ayat 3**, yang secara lugas menyatakan penegasan ilahi. Memahami konteks dan terjemahan ayat ini adalah kunci untuk merasakan kedekatan dan perhatian Allah yang tak terhingga.
Teks Arab dan Terjemahan Ad Dhuha Ayat 3
Makna Mendalam: "Tuhanmu Tiada Meninggalkanmu"
Frasa kunci dalam ayat ini adalah "وَمَا وَدَّعَكَ" (Wamā wadda'aka) yang berarti "dan Tuhanmu tidak meninggalkanmu." Ayat ini merupakan penegasan langsung dari Allah kepada Rasul-Nya. Pada saat jeda wahyu, keraguan dan kesedihan Nabi begitu besar. Beliau khawatir jika Allah telah berpaling dari dirinya, sebagaimana orang-orang musyrik mulai berbisik.
Penegasan ini berfungsi sebagai fondasi psikologis dan spiritual bagi Nabi. Ini bukan sekadar penghiburan biasa, melainkan janji bahwa hubungan antara Sang Pencipta dan Rasul-Nya tidak pernah terputus. Jeda wahyu bukanlah tanda penolakan, melainkan bagian dari hikmah yang lebih besar, mungkin untuk meningkatkan kesabaran dan kerinduan Nabi terhadap firman-Nya.
Bagi umat Islam, ayat ini mengajarkan prinsip fundamental: Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya yang bersungguh-sungguh dalam ketaatan. Ketika kita merasa sendiri, terpuruk, atau menghadapi kesulitan panjang, ayat ini mengingatkan bahwa ada Pengawas Agung yang senantiasa memperhatikan, meskipun jalannya tampak terjal dan sepi.
Makna Kedua: "Dan Tiada (Pula) Murka Kepadamu"
Bagian kedua ayat ini, "وَمَا قَلَى" (Wamā qala), menegaskan bahwa Allah tidak murka. Kata "Qala" secara harfiah berarti membenci atau membuang dengan rasa jengkel. Penegasan ini menghilangkan semua prasangka buruk yang mungkin muncul akibat kesulitan duniawi.
Kesulitan, ujian, atau bahkan penundaan dalam doa bukanlah indikasi kemurkaan Ilahi. Sebaliknya, seringkali itu adalah cara Allah mengangkat derajat atau menguji keteguhan iman. Ayat ini membersihkan hati Nabi dari beban rasa bersalah atau takut akan hukuman, menggantinya dengan kepastian akan cinta dan keridaan Allah.
Relevansi Ad Dhuha Ayat 3 dalam Kehidupan Modern
Konteks historis surat Ad-Dhuha sangat relevan bagi kehidupan kontemporer. Banyak orang mengalami "jeda" dalam hidup mereka: kegagalan usaha, penyakit yang tak kunjung sembuh, atau kekecewaan mendalam yang membuat mereka merasa ditinggalkan oleh harapan.
Berikut adalah beberapa pelajaran praktis dari penegasan dalam Ad Dhuha ayat 3:
- Kepastian Dukungan Ilahi: Ingatlah bahwa setiap ujian memiliki batas waktu dan tujuan yang baik. Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya yang berusaha.
- Membantah Keraguan Diri: Ketika keraguan mulai merayap masuk, ayat ini adalah tamparan lembut yang mengingatkan bahwa penilaian Allah lebih valid daripada perasaan sementara kita.
- Kekuatan Penghiburan: Ayat ini menjadi sumber ketenangan tertinggi. Rasa tidak aman (insecurity) seringkali adalah musuh terbesar bagi kemajuan spiritual dan duniawi; Ad Dhuha ayat 3 menghancurkannya.
Ayat ini, bersama dengan ayat-ayat berikutnya dalam Ad-Dhuha (seperti janji bahwa kehidupan akhir lebih baik daripada dunia), membentuk paket penghiburan yang komprehensif. Ayat ketiga secara khusus berfungsi sebagai landasan utama: Selama Anda tidak meninggalkan jalan-Nya, Dia tidak akan pernah meninggalkan Anda.
Penutup Renungan
Mempelajari Ad Dhuha ayat 3 artinya lebih dari sekadar menghafal terjemahan. Ini adalah proses memasukkan kepastian kasih sayang Allah ke dalam jiwa. Ketika kita merenungkan kalimat "Tuhanmu tiada meninggalkanmu dan tiada murka kepadamu," kita dipanggil untuk menanggalkan kecemasan dan menggantinya dengan keyakinan penuh bahwa setiap langkah, baik yang terlihat mulus maupun yang terasa tersandung, selalu berada dalam pengawasan dan cinta kasih-Nya yang Maha Luas.