Membaca Al-Qur'an adalah ibadah agung yang memerlukan penghormatan khusus. Berbeda dengan membaca buku atau tulisan biasa, Al-Qur'an adalah kalamullah (firman Allah) yang diturunkan sebagai petunjuk bagi umat manusia. Oleh karena itu, cara kita berinteraksi dengannya, termasuk adab membacanya, sangatlah penting. Mengacu pada panduan yang sering dibahas dalam kajian Islam, termasuk yang berlandaskan pada semangat keilmuan seperti yang sering diangkat oleh sumber terpercaya, berikut adalah tata cara dan adab yang seyogianya diperhatikan.
Kesungguhan dalam Persiapan
Adab membaca Al-Qur'an dimulai bahkan sebelum lisan mulai mengucapkan ayat-ayatnya. Persiapan yang matang menunjukkan penghargaan kita terhadap Kalamullah. Hal ini mencakup aspek fisik maupun spiritual.
1. Bersuci (Thaharah)
Disunnahkan bagi pembaca Al-Qur'an dalam keadaan suci dari hadas kecil maupun hadas besar. Jika membaca dari mushaf (teks fisik), maka wajib dalam keadaan suci. Keadaan suci ini merefleksikan kesucian yang harus menyertai saat berkomunikasi dengan Sang Pencipta.
2. Menjaga Kehormatan Tempat
Pilihlah tempat yang bersih, tenang, dan terhormat. Hindari membaca di tempat yang kotor, ramai, atau tempat yang biasa digunakan untuk hal-hal yang tidak pantas. Idealnya, membaca Al-Qur'an dilakukan di masjid atau tempat khusus yang dijaga kesuciannya.
3. Menggunakan Pakaian yang Sopan
Kenakan pakaian yang menutup aurat, rapi, dan bersih. Ini adalah bentuk penghormatan lahiriah terhadap kemuliaan Al-Qur'an. Tidak pantas membaca Al-Qur'an sambil berbaring santai atau dalam kondisi yang sangat lengah.
Fokus dan Kekhusyukan Saat Membaca
Aspek terpenting dalam membaca Al-Qur'an adalah kehadiran hati. Membaca dengan lisan tanpa pemahaman dan penghayatan seringkali kurang bernilai di sisi Allah SWT.
4. Menghadirkan Niat yang Benar
Niatkan membaca semata-mata untuk beribadah, mencari keridhaan Allah, meminta petunjuk, dan tadabbur (merenungi makna). Jauhi niat riya' (pamer) atau sekadar mengisi waktu luang.
5. Tartil dan Tadabbur
Al-Qur'an diperintahkan untuk dibaca dengan tartil (perlahan dan jelas). Tartil memberikan kesempatan bagi pikiran untuk mengikuti setiap kata yang diucapkan. Jangan tergesa-gesa. Sertai dengan tadabbur, yaitu memikirkan makna ayat yang dibaca, merenungkan ancaman, janji, dan perintah di dalamnya. Inilah inti dari ibadah qira'ah (membaca).
6. Menjaga Adab Mushaf
Jika membaca mushaf, pastikan mushaf diletakkan di tempat yang lebih tinggi dari tubuh Anda, misalnya di atas alas atau meja. Jangan meletakkannya di lantai atau di bawah pinggang saat duduk. Hindari menyentuh mushaf dengan jari yang kotor atau najis.
Adab Lisan dan Sikap Tubuh
Meskipun kekhusyukan hati adalah yang utama, adab lahiriah juga menjadi cerminan batin.
7. Menghindari Hal yang Mengganggu Konsentrasi
- Mematikan atau menonaktifkan segala bentuk distraksi, seperti ponsel.
- Menjauhi pembicaraan duniawi saat membaca.
- Tidak bersandar penuh atau berbaring sambil membaca, kecuali karena udzur syar'i (alasan yang dibenarkan syariat).
8. Memohon Perlindungan dari Syaitan
Sebelum memulai membaca, disunnahkan mengucapkan Ta'awwudz ("A'udzu billahi minasy syaithanir rajim") untuk memohon perlindungan dari godaan setan yang ingin mengganggu kekhusyukan.
9. Mengucapkan Shadaqah Saat Bertemu Ayat Tertentu
Ketika membaca ayat yang mengandung pujian kepada Allah (tasbih), hendaknya kita bertasbih. Saat membaca ayat yang berisi permintaan (doa), hendaknya kita berdoa. Saat membaca ayat tentang ancaman, hendaknya kita memohon perlindungan. Ini menunjukkan interaksi aktif dengan teks suci.
Kesimpulan
Adab membaca Al-Qur'an adalah manifestasi cinta dan penghormatan seorang hamba kepada Rabb-nya. Mengikuti kaidah-kaidah ini bukan sekadar formalitas, melainkan upaya kita untuk mendapatkan keberkahan maksimal dari setiap huruf yang kita lantunkan. Dengan menjaga kesucian, ketenangan, konsentrasi, dan tadabbur, membaca Al-Qur'an akan menjadi penyejuk hati dan penambah kedekatan spiritual.