Ilustrasi Simbol Kematian dan Panggilan Ilahi

Adzan Orang Meninggal: Makna, Hukum, dan Tata Cara

Kematian adalah sebuah kepastian yang akan dihadapi oleh setiap makhluk hidup. Dalam tradisi Islam, prosesi yang menyertai kepergian seseorang, mulai dari saat sakaratul maut hingga pemakaman, diiringi oleh berbagai amalan dan sunnah. Salah satu praktik yang seringkali menjadi perbincangan, terutama di masyarakat Indonesia, adalah mengumandangkan adzan orang meninggal.

Apa Itu Adzan dan Mengapa Dikaitkan dengan Kematian?

Secara harfiah, adzan adalah seruan atau pemberitahuan. Fungsi utamanya adalah untuk memanggil umat Islam agar melaksanakan salat fardu. Namun, dalam konteks kematian, istilah "adzan orang meninggal" merujuk pada beberapa praktik yang berbeda, yang kesemuanya bertujuan untuk memberikan ketenangan, pengingat akan keesaan Allah, serta mendoakan almarhum.

Ada dua konteks utama di mana istilah ini muncul: pertama, mengadzan di sisi orang yang sedang menghadapi sakaratul maut (menjelang wafat), dan kedua, mengumandangkan adzan setelah jenazah selesai dimandikan atau sebelum disalatkan.

Adzan Saat Sakaratul Maut

Para ulama memiliki pandangan yang berbeda mengenai hukum mengumandangkan adzan tepat ketika seseorang sedang menghadapi sakaratul maut. Mayoritas ulama, berdasarkan beberapa riwayat, menganjurkan agar yang dilakukan adalah membacakan kalimat tauhid, yaitu "Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan selain Allah).

Anjuran ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang bersabda, "Luruskanlah (bantulah) orang yang sedang menghadapi kematian dengan mengucapkan 'Laa ilaaha illallah'." Tujuan dari pengucapan kalimat tauhid ini adalah agar kalimat terakhir yang terucap dari lisan almarhum adalah pengakuan keesaan Allah, yang merupakan kunci surga.

Meskipun demikian, beberapa tradisi lokal masih mempraktikkan adzan singkat di sisi orang yang sekarat. Jika pun dilakukan, tujuannya bukan untuk memanggil waktu salat, melainkan sebagai pengingat bahwa ajal telah tiba dan panggilan Allah (untuk kembali) telah terdengar.

Adzan Setelah Kematian (Setelah Jenazah Siap)

Praktik yang lebih umum dan memiliki landasan yang lebih jelas adalah mengumandangkan adzan setelah jenazah selesai diurus (dimandikan dan dikafani) sebelum disalatkan. Dalam hal ini, hukumnya cenderung lebih ringan karena adzan tersebut tidak dikaitkan secara langsung dengan prosesi sakaratul maut.

Mengapa adzan dilakukan pada momen ini? Ada beberapa hikmah yang dapat diambil:

  1. Pemberitahuan: Adzan berfungsi sebagai pemberitahuan kepada komunitas Muslim bahwa ada jenazah yang siap untuk disalatkan.
  2. Menarik Jemaah: Suara adzan memastikan bahwa umat Islam di sekitar lokasi mengetahui adanya jenazah dan dapat segera berkumpul untuk melaksanakan salat jenazah (Salat Ghaib, jika diperlukan, atau salat jenazah di masjid).
  3. Teguran Rohani: Bagi yang mendengarnya, adzan ini menjadi pengingat universal bahwa kematian itu nyata, sehingga mendorong mereka untuk segera mempersiapkan diri.

Dalam riwayat yang shahih, tidak ditemukan secara eksplisit perintah untuk melakukan adzan jenazah secara terpisah. Salat jenazah memiliki tata cara tersendiri yang dimulai dengan takbir, tanpa didahului adzan dan iqamah seperti salat fardu biasa.

Perbedaan dengan Iqamah dan Takbir Jenazah

Penting untuk membedakan adzan orang meninggal dengan ritual lain yang menyertai jenazah:

Kesimpulan Mengenai Praktik Adzan Orang Meninggal

Secara ringkas, meskipun mengumandangkan adzan di samping jenazah atau setelah pengurusan jenazah bukanlah sunnah yang diperintahkan secara eksplisit dalam dalil yang kuat, praktik ini telah menjadi bagian dari tradisi keagamaan di banyak wilayah sebagai bentuk pemberitahuan dan pengingat spiritual.

Hal yang paling utama dan disepakati oleh semua madzhab adalah: saat seseorang menjelang ajal, fokuslah untuk membimbingnya mengucapkan kalimat tauhid. Setelah jenazah siap, fokuslah pada pelaksanaan salat jenazah sesuai tuntunan syariat. Jika tradisi adzan setelah jenazah membantu mengumpulkan pelayat untuk salat, maka hal itu dapat dianggap sebagai kebaikan yang didasari oleh niat yang baik, selama tidak diyakini sebagai syarat mutlak sahnya penguburan.

Memahami konteks adzan orang meninggal membantu umat Islam memisahkan antara amalan yang bersumber dari wahyu (Al-Qur'an dan Sunnah otentik) dengan tradisi lokal yang tumbuh sebagai bentuk penghormatan dan peneguhan iman di tengah kedukaan.

🏠 Homepage