Ilustrasi visual bonggol Aglonema yang mulai mengeluarkan tunas baru.
Aglonema, atau Sri Rejeki, adalah tanaman hias populer yang dikenal karena warna daunnya yang memukau. Salah satu cara paling efektif untuk memperbanyak koleksi Aglonema adalah melalui pemotongan bonggol (batang bawah). Agar proses pembentukan tunas baru pada bonggol berjalan optimal dan cepat, dibutuhkan perhatian khusus pada beberapa faktor lingkungan dan perawatan.
Bonggol adalah gudang energi dan titik dormansi bagi Aglonema. Ketika tanaman terpotong atau dipisahkan dari daunnya, bonggol tersebut akan memasuki fase pemulihan dan inisiasi pertumbuhan baru. Tujuannya adalah membuat bonggol tersebut merasa aman dan memiliki energi yang cukup untuk membelah diri atau menumbuhkan tunas baru (anakan).
Kesehatan bonggol awal sangat menentukan. Bonggol yang sehat memiliki tekstur keras, tidak lembek, dan bebas dari busuk atau jamur. Idealnya, bonggol yang akan ditanam kembali harus memiliki setidaknya satu atau dua mata tunas yang masih terlihat jelas.
Bonggol sangat rentan busuk jika terlalu lembap. Media tanam harus bersifat sangat porous, memberikan aerasi maksimal pada bonggol, namun tetap mampu menahan kelembaban ringan.
Media yang direkomendasikan biasanya merupakan campuran ringan:
Ini adalah aspek paling krusial. Bonggol tidak membutuhkan penyiraman sebanyak tanaman yang sudah berdaun lebat. Kelembaban berlebihan adalah musuh utama.
Pada fase awal penanaman bonggol (sekitar 2-4 minggu pertama), tujuan penyiraman adalah menjaga media tetap lembap bukan basah kuyup. Siram secukupnya, atau gunakan metode semprot kabut ringan jika suhu udara sangat kering. Biarkan permukaan media sedikit mengering sebelum menyiram lagi. Aktivitas akar dan tunas belum terbentuk sempurna, sehingga penyerapan air masih minimal.
Aglonema tumbuh subur dalam lingkungan yang hangat. Suhu ideal untuk stimulasi pertumbuhan tunas adalah antara 24°C hingga 30°C.
Penempatan bonggol harus di area yang mendapat cahaya tidak langsung atau teduh terang. Cahaya penuh (sinar matahari langsung) dapat membuat bonggol cepat kering dan stres, sementara kegelapan total dapat memperlambat metabolisme.
Untuk mempercepat proses, beberapa penghobi menggunakan zat pengatur tumbuh (ZPT) yang mengandung Auksin, seperti rooting powder.
Cara aplikasi yang umum adalah dengan mencelupkan dasar bonggol ke dalam larutan ZPT yang telah diencerkan sesuai dosis anjuran, atau menaburkan bubuknya sebelum ditanam. Hormon ini membantu merangsang pembelahan sel dan inisiasi akar serta tunas.
Kesabaran adalah kunci. Tergantung pada jenis Aglonema, ukuran bonggol, dan kondisi lingkungan, tunas baru mungkin muncul dalam waktu 3 minggu hingga 2 bulan.
Jangan terburu-buru menggali atau memindahkan bonggol hanya untuk melihat apakah sudah ada akar atau tunas. Tindakan ini justru dapat merusak proses pembentukan tunas yang sedang berjalan.
Setelah Anda melihat tunas hijau kecil muncul dari permukaan bonggol (atau bahkan dari samping), ini adalah indikasi kuat bahwa akar mulai terbentuk di bawah permukaan. Saat itulah Anda bisa mulai meningkatkan frekuensi penyiraman secara bertahap seiring tumbuhnya daun baru. Dengan perawatan yang tepat fokus pada kelembaban terkontrol dan suhu hangat, bonggol Aglonema Anda dijamin akan segera menghasilkan anakan baru.