Aglaonema, atau yang lebih dikenal dengan nama Sri Rejeki, telah lama menjadi primadona di dunia tanaman hias tropis. Keindahan corak daunnya yang beragam—mulai dari warna merah menyala, putih gading, hingga hijau pekat—membuatnya wajib dimiliki oleh para pecinta tanaman indoor. Namun, di balik estetika yang memukau ini, tersimpan potensi bahaya yang seringkali terabaikan: **Aglaonema beracun**.
Bagi pemilik rumah yang memiliki anak kecil atau hewan peliharaan, memahami toksisitas tanaman ini adalah langkah preventif yang krusial. Tanaman hias yang cantik tidak boleh dikompromikan dengan keselamatan anggota keluarga.
Hampir seluruh spesies dalam genus Aglaonema mengandung kristal kalsium oksalat yang disebut raphides. Zat ini bekerja sebagai mekanisme pertahanan alami tanaman terhadap herbivora. Raphides berbentuk jarum mikroskopis yang sangat tajam dan, jika tertelan atau dikunyah, dapat menyebabkan iritasi mekanis yang parah pada jaringan lunak.
Selain kalsium oksalat, beberapa spesies Aglaonema juga diduga mengandung enzim proteolitik atau zat iritan lain dalam kadar yang bervariasi. Meskipun tingkat toksisitas dapat berbeda antar kultivar, prinsip kehati-hatian harus selalu diterapkan.
Paparan toksin Aglaonema umumnya terjadi melalui konsumsi (terutama oleh anak-anak yang cenderung memasukkan benda asing ke mulut) atau kontak kulit yang berkepanjangan dengan getah tanaman. Dampaknya cepat terasa dan cukup mengganggu:
Penting untuk diingat bahwa keracunan dari Aglaonema jarang berakibat fatal pada manusia dewasa sehat, namun dapat menyebabkan penderitaan yang signifikan dan memerlukan penanganan medis segera, terutama pada kasus anak-anak dan hewan peliharaan.
Bagi Anda yang tetap ingin menikmati keindahan Aglaonema di rumah, manajemen risiko adalah kunci utama. Anda tidak perlu membuang koleksi Anda, cukup terapkan langkah-langkah pencegahan berikut:
Walaupun popularitasnya tidak menurun, kesadaran akan sifat toksik Aglaonema harus tetap tinggi. Dengan penanganan yang tepat, Anda bisa menikmati keindahan eksotisnya tanpa rasa khawatir berlebih. Ingat, keindahan tanaman hias tidak sebanding dengan risiko kesehatan yang ditimbulkannya jika tidak dikelola dengan bijak.