Dunia bulu tangkis Indonesia memiliki sederet nama besar, namun sedikit yang mampu menorehkan sejarah selegendaris Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan. Pasangan ganda putra ini bukan hanya sekadar atlet; mereka adalah simbol ketahanan, strategi matang, dan kebanggaan nasional, terutama ketika berbicara tentang turnamen paling bergengsi: All England. Kehadiran mereka di Utilita Arena Birmingham selalu dinanti, membawa harapan besar bagi jutaan penggemar di Tanah Air.
Kisah Ahsan Hendra All England adalah kisah tentang bagaimana determinasi dapat melampaui usia dan tekanan kompetisi tingkat tertinggi. Berpasangan dengan chemistry yang luar biasa, mereka berhasil meraih tiga gelar bergengsi di turnamen tertua dan termaturbut ini. Gelar pertama datang pada tahun 2013, sebuah momen klimaks setelah perjuangan panjang. Dominasi mereka saat itu menandai kembalinya era keemasan ganda putra Indonesia di kancah Eropa.
Apa yang membedakan Ahsan/Hendra dari pasangan lain adalah konsistensi mereka dalam menghadapi rotasi regenerasi atlet dunia. Mereka mampu beradaptasi dengan perubahan kecepatan permainan, transisi dari era reli panjang menuju kecepatan smash yang lebih eksplosif. Hendra Setiawan, dikenal sebagai "The Dragon," seringkali menjadi jangkar pertahanan yang solid, sementara Ahsan, dengan kecepatan dan penempatan bola yang cerdas, menjadi motor serangan yang tak terduga.
Gelar kedua mereka di All England diraih pada tahun 2019. Kemenangan ini terasa sangat spesial karena terjadi setelah periode tanpa gelar mayor yang cukup panjang bagi keduanya secara individu maupun berpasangan. Kemenangan dramatis di final tersebut menegaskan bahwa meskipun usia bukan lagi muda untuk ukuran atlet elit, pengalaman dan jam terbang mereka masih menjadi aset tak ternilai. Mereka berhasil menundukkan lawan-lawan muda yang jauh lebih bugar, membuktikan bahwa strategi adalah raja di lapangan.
Turnamen All England dikenal memiliki atmosfer yang unik dan tekanan publik yang sangat besar. Bagi banyak atlet, menghadapi atmosfer di Birmingham terasa berat. Namun, Ahsan dan Hendra tampaknya menemukan kenyamanan di sana. Mereka seringkali tampil lebih tenang di bawah sorotan lampu utama. Momen kemenangan Ahsan Hendra All England tidak hanya tentang pukulan keras, tetapi juga tentang ketenangan saat tertinggal poin krusial.
Gelar ketiga mereka pada edisi yang berbeda menegaskan status mereka sebagai legenda sejati. Pencapaian ini menjadikan mereka salah satu dari sedikit pasangan ganda putra yang mampu meraih gelar bergengsi ini lebih dari dua kali. Keberhasilan ini seringkali dikutip sebagai pelajaran tentang pentingnya kesabaran dalam membangun kembali kemitraan dan kepercayaan diri setelah menghadapi kemunduran atau cedera. Mereka telah melalui masa naik turun, bahkan sempat dipisahkan, namun ketika dipersatukan kembali, kekuatan mereka seolah berlipat ganda.
Dampak dari perjalanan Ahsan/Hendra di All England jauh melampaui papan skor. Mereka telah menetapkan standar baru untuk umur panjang dalam olahraga profesional. Mereka menunjukkan bahwa dengan menjaga kebugaran, adaptasi taktik, dan yang paling penting, semangat juang yang tak pernah padam, seorang atlet dapat terus bersaing di puncak dunia meskipun jam terbang mereka telah sangat tinggi. Setiap kali mereka melangkah ke lapangan hijau di Birmingham, mereka membawa beban harapan, namun mereka selalu berhasil mengubahnya menjadi energi positif yang menginspirasi bulu tangkis Indonesia. Kisah Ahsan Hendra All England akan selalu dikenang sebagai penanda era keemasan ganda putra yang pantang menyerah.