Memahami Arti Surat Ad Dhuha Ayat 9

Surat Adh-Dhuha merupakan salah satu surat pendek dalam Al-Qur'an yang penuh dengan makna penghiburan dan penguatan bagi Rasulullah ﷺ pada masa-masa sulit awal kenabian. Ayat per ayat dalam surat ini memberikan petunjuk Ilahi yang menenangkan hati Nabi Muhammad ﷺ ketika beliau merasa ditinggalkan sementara oleh wahyu.

Fokus pembahasan kita kali ini adalah pada ayat kesembilan, yaitu Surat Ad Dhuha ayat 9. Ayat ini memiliki pesan yang sangat kuat mengenai kewajiban dan sikap seorang Muslim terhadap mereka yang lemah atau kurang beruntung.

Teks Arab dan Terjemahan Ad Dhuha Ayat 9

فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ

"Maka terhadap anak yatim, janganlah engkau berlaku sewenang-wenang." (QS. Adh-Dhuha: 9)

Ayat ini merupakan perintah langsung dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad ﷺ, yang secara implisit juga menjadi tuntunan bagi seluruh umat Islam. Kata kunci dalam ayat ini adalah "فَلَا تَقْهَرْ" (Falaa taqhar), yang berarti "janganlah engkau menindas," "jangan engkau merendahkan," atau "jangan engkau berlaku sewenang-wenang." Target utama dari perintah ini adalah "الْيَتِيمَ" (Al-Yatima), yaitu anak yatim.

Konteks Penurunan dan Makna Mendalam

Surat Adh-Dhuha diturunkan sebagai respons terhadap jeda wahyu yang sempat dialami Rasulullah ﷺ, yang sempat membuatnya merasa khawatir. Setelah ayat-ayat penghiburan sebelumnya (mengenai penjagaan Allah dan karunia yang akan diberikan), Allah kemudian mengarahkan perhatian Nabi kepada tanggung jawab sosial beliau.

Mengapa perintah ini diletakkan setelah ayat-ayat pengingat akan kasih sayang Allah kepada Nabi? Hal ini menunjukkan sebuah prinsip fundamental dalam Islam: ketika seseorang telah menerima limpahan rahmat dan nikmat, ia wajib menyalurkan rasa syukur tersebut melalui perbuatan baik kepada sesama, terutama kepada mereka yang paling rentan.

Bagi Nabi Muhammad ﷺ yang juga merupakan seorang yatim sejak kecil—ayahnya wafat sebelum beliau lahir dan ibunya wafat saat beliau masih kecil—perintah ini memiliki bobot emosional dan spiritual yang sangat besar. Allah seolah berkata, "Ingatlah bagaimana keadaanmu saat engkau menjadi yatim. Oleh karena itu, jangan pernah perlakukan anak yatim lain dengan kekerasan atau penindasan."

Implikasi "Laa Taqhar" (Jangan Menindas)

Larangan "jangan menindas" ini mencakup spektrum perilaku yang luas, tidak hanya terbatas pada kekerasan fisik. Dalam konteks pemeliharaan anak yatim, larangan ini meliputi:

  1. Penghinaan dan Perlakuan Kasar: Tidak boleh menghina, merendahkan martabat, atau berbicara dengan nada meremehkan anak yatim.
  2. Penguasaan Harta: Tidak boleh mengambil atau menyalahgunakan hak waris atau harta milik anak yatim demi kepentingan diri sendiri.
  3. Penelantaran Kebutuhan: Memastikan kebutuhan sandang, pangan, dan pendidikan mereka terpenuhi dengan layak.
  4. Pembatasan Hak: Tidak boleh menghalangi mereka untuk mendapatkan hak-hak sosial mereka.

Ayat ini mengajarkan empati yang lahir dari pengalaman. Karena Allah mengetahui kesedihan menjadi yatim, maka Dia melarang keras perbuatan yang dapat menambah kesedihan tersebut. Sikap yang seharusnya diambil adalah sikap penuh kasih sayang, hormat, dan perlindungan, seperti yang ditegaskan pada ayat berikutnya (Ayat 10): "Dan terhadap orang yang meminta, janganlah engkau menghardik."

Pelajaran Universal untuk Umat Islam

Meskipun teksnya ditujukan kepada Rasulullah ﷺ, pesan ini universal dan berlaku bagi setiap Muslim. Menjaga anak yatim adalah salah satu tolok ukur ketakwaan sejati dalam Islam. Surat Adh-Dhuha ayat 9 menegaskan bahwa keberimanan sejati tidak hanya diukur dari ritual ibadah, tetapi juga dari kepedulian nyata terhadap mereka yang lemah.

Dalam masyarakat modern, konsep "anak yatim" bisa diperluas untuk mencakup anak-anak yang kehilangan figur orang tua atau yang berada dalam kondisi kerentanan ekstrem karena kehilangan dukungan atau perlindungan yang memadai. Perintah ini menuntut kita untuk selalu bersikap adil, welas asih, dan menjunjung tinggi kehormatan mereka, memastikan bahwa mereka tidak pernah merasa terpinggirkan atau tertindas oleh lingkungan di sekitar mereka. Memahami arti surat Ad Dhuha ayat 9 adalah menginternalisasi sikap penghormatan terhadap kerentanan dan menjaga amanah sosial yang besar.

Ilustrasi SVG Tangan Melindungi Anak Yatim
🏠 Homepage