Candidasa, atau sering juga dieja Candi Dasa, adalah sebuah desa tepi pantai yang terletak di pesisir timur Bali. Jauh dari hiruk pikuk area Kuta atau Seminyak yang padat, Candidasa menawarkan suasana yang lebih tenang, otentik, dan memikat. Nama 'Candidasa' sendiri konon berasal dari kata 'Candi' (kuil) dan 'Dasa' (sepuluh), merujuk pada kompleks kuil tua yang ada di sekitarnya. Jika Anda mencari pelarian sejati dari keramaian modern, pantai ini adalah jawabannya.
Meskipun pantainya sendiri mungkin tidak seideal Kuta untuk berenang karena pasirnya yang kasar dan batu karang, pesona Candidasa terletak di bawah permukaan lautnya. Area ini adalah gerbang menuju spot-spot penyelaman dan snorkeling kelas dunia. Salah satu daya tarik utamanya adalah kedekatannya dengan Pulau Blue Lagoon dan Jemeluk Bay di Amed. Di sini, Anda bisa menyaksikan terumbu karang yang masih relatif sehat, penuh dengan kehidupan laut warna-warni.
Bagi para penyelam pemula, Candidasa menyediakan banyak pusat penyelaman yang menawarkan pelatihan dan tur. Bahkan tanpa peralatan selam, aktivitas snorkeling sederhana di perairan yang dangkal sudah cukup memuaskan mata. Keindahan bawah laut di timur Bali seringkali luput dari perhatian turis yang hanya fokus di Bali Selatan, menjadikannya surga tersembunyi bagi pecinta alam bawah laut.
Candidasa mempertahankan nuansa desa nelayan Bali yang asli. Penginapan di sini didominasi oleh resor kecil dan vila-vila yang menyatu dengan alam, bukan hotel-hotel tinggi menjulang. Hal ini menciptakan suasana yang sangat damai. Anda bisa menghabiskan sore dengan berjalan santai menyusuri jalan utama, melihat kehidupan sehari-hari masyarakat lokal, atau sekadar duduk di kafe pinggir laut sambil menikmati kopi Bali.
Jangan lewatkan kesempatan mengunjungi Pura Candidasa, kuil utama yang menjadi pusat spiritualitas kawasan ini. Arsitektur tradisionalnya memberikan wawasan mendalam mengenai praktik keagamaan Hindu di Bali Timur. Selain itu, desa ini terkenal sebagai pusat kerajinan tangan, terutama seni ukir dan patung kayu. Berbelanja di pasar lokal bukan hanya mendukung ekonomi warga, tetapi juga mendapatkan suvenir otentik dengan harga yang lebih masuk akal dibandingkan di area wisata utama.
Lokasi Candidasa sangat strategis untuk menjelajahi sisi timur pulau. Dari sini, perjalanan ke Tenganan Pegringsingan, salah satu desa Bali Aga (penduduk asli Bali sebelum kedatangan Majapahit) yang sangat konservatif secara budaya, hanya membutuhkan waktu singkat. Desa ini terkenal dengan kain tenun gringsing yang dibuat dengan teknik rumit dan penuh makna filosofis.
Untuk pecinta alam yang lebih luas, Danau Batur di Kintamani (meskipun memerlukan perjalanan lebih panjang) atau Tirta Gangga (Istana Air Kerajaan Karangasem) mudah dijangkau sebagai perjalanan sehari (day trip). Kontras antara ketenangan pantai Candidasa dan pemandangan pegunungan di utara memberikan variasi pengalaman wisata Bali yang kaya. Candidasa Beach memang bukan tempat untuk pesta semalaman, tetapi tempat untuk menemukan kembali kedamaian jiwa di antara keindahan alam timur Bali yang otentik.