Pesona Abadi: Mengenal Lebih Dekat Jenis Aglonema Jadul

Aglonema Klasik

Ilustrasi jenis Aglonema lawas.

Dunia Aglonema saat ini dipenuhi dengan varietas hibrida modern yang memukau dengan corak neon dan bentuk yang unik. Namun, bagi para kolektor sejati, pesona sesungguhnya seringkali terletak pada jenis aglonema jadul. Tanaman ini adalah akar dari semua keindahan yang kita lihat hari ini. Mereka dikenal karena ketahanannya yang luar biasa, perawatannya yang relatif mudah, serta keindahan corak klasiknya yang tak lekang oleh waktu.

Istilah "jadul" merujuk pada kultivar yang populer pada era 80-an hingga awal 2000-an, sebelum dominasi varietas impor seperti Red Emerald atau Moonlight. Aglonema klasik ini sering kali memiliki daun yang lebih tebal, warna dasar hijau yang dominan, dan pola yang lebih sederhana namun elegan. Mereka adalah pilihan utama untuk menghiasi ruang tamu atau teras rumah di masa lampau.

Mengapa Aglonema Jadul Tetap Dicintai?

Ketahanan adalah kunci utama daya tarik aglonema lawas. Mereka umumnya lebih toleran terhadap kondisi cahaya yang kurang ideal dibandingkan varietas baru yang seringkali membutuhkan pencahayaan penuh untuk mempertahankan warna primernya. Selain itu, mereka cenderung kurang rentan terhadap hama tertentu, menjadikannya favorit bagi pemula maupun kolektor yang menginginkan tanaman hias "bandel" di rumah.

Jenis Aglonema Jadul yang Melegenda

Ada beberapa nama yang hampir selalu muncul dalam diskusi mengenai aglonema klasik Indonesia. Nama-nama ini mungkin terdengar asing bagi penggemar baru, namun sangat akrab bagi mereka yang sudah lama berkecimpung di dunia tanaman hias.

1. Aglonema 'Red Kochin' (Akar dari Warna Merah)

Meskipun saat ini sudah banyak varian merah yang lebih mencolok, Red Kochin adalah salah satu nenek moyang dari semua aglonema merah. Ciri khasnya adalah kombinasi warna hijau tua pada pinggiran daun dengan sapuan warna merah atau pink yang merata di bagian tengah. Coraknya tidak se-ekstrem Moonlight, namun warnanya solid dan daunnya berbentuk lonjong khas. Ketahanannya dalam berbagai kondisi cahaya menjadikannya primadona pada masanya.

2. Aglonema 'Claudia' (Kuning-Hijau Klasik)

Claudia adalah lambang keanggunan aglonema hijau-kuning klasik. Daunnya didominasi oleh warna hijau zamrud dengan bercak-bercak kuning pucat atau krem yang tersebar tidak beraturan. Pola ini memberikan kesan segar dan cerah tanpa membutuhkan sinar matahari langsung yang terik. Claudia sangat populer karena kemampuannya beradaptasi dengan ruang dalam ruangan yang minim cahaya.

3. Aglonema 'Darmasurya' (Favorit Nusantara)

Salah satu yang paling ikonik di Indonesia adalah Darmasurya. Varietas ini sering kali disandingkan dengan nama 'Hengky' atau memiliki kemiripan karena perpaduan warna hijau, merah muda, dan sedikit putih/kuning. Darmasurya biasanya menampilkan warna merah muda atau salmon yang cukup kuat di bagian tengah daun, dikelilingi oleh tepi hijau gelap. Tanaman ini mewakili masa transisi aglonema dari yang hijau murni ke aglonema berwarna.

4. Aglonema 'Silver Queen' (Bukan yang Modern)

Perlu dibedakan dengan varian *Snow White* modern, Aglonema Silver Queen jadul memiliki dominasi warna perak atau abu-abu muda yang lebih lembut dan tersebar dengan pola yang lebih sporadis di atas dasar hijau. Daunnya cenderung lebih ramping dan panjang dibandingkan dengan varian *silver* terbaru yang seringkali bulat. Silver Queen jadul adalah pilihan tepat bagi yang mencari sentuhan warna dingin yang kalem.

Perawatan Sederhana yang Menghasilkan Hasil Maksimal

Merawat koleksi aglonema jadul tidak memerlukan ritual yang rumit. Mereka menghargai konsistensi.

Meskipun pasar terus menuntut inovasi warna dan bentuk, jenis aglonema jadul ini membuktikan bahwa kualitas dan ketangguhan adalah warisan sejati dalam dunia tanaman hias. Mereka adalah pengingat akan sejarah keindahan botani yang tetap relevan hingga kini.

🏠 Homepage