Surah Al-Fil, yang terdapat dalam Al-Qur'an, merupakan surat pendek yang memiliki kedalaman makna luar biasa. Surat ke-105 ini mengisahkan tentang pasukan bergajah yang dipimpin oleh Abrahah, seorang raja Yaman yang berniat menghancurkan Ka'bah di Mekkah, dan bagaimana Allah SWT menghancurkan mereka dengan burung-burung ababil. Meskipun kisah utamanya adalah tentang pertolongan ilahi dalam menghadapi ancaman fisik, banyak ulama dan praktisi ruqyah syar'iyyah meyakini bahwa kekuatan ayat-ayatnya memiliki kelebihan tersendiri, termasuk dalam menangkal dan membatalkan gangguan sihir.
Kisah Penolakan dan Kehancuran Kekuatan Jahat
Inti dari Surah Al-Fil adalah manifestasi kekuasaan mutlak Allah SWT dalam melindungi rumah-Nya dari kesombongan dan niat jahat. Ketika membaca atau merenungkan ayat-ayat ini, seorang Muslim diingatkan bahwa tidak ada kekuatan di bumi yang dapat menandingi kehendak Allah. Dalam konteks sihir, yang seringkali didasari oleh kesombongan, tipu daya, dan kekuatan tak kasat mata yang diklaim kuat, Surah Al-Fil menjadi pengingat bahwa semua kekuatan tersebut hanyalah debu di hadapan Allah.
Kisah ini mengajarkan bahwa ketika niat buruk (sihir) dilancarkan, cara terbaik untuk menolaknya adalah dengan bertawakkal penuh kepada Allah dan menguatkan benteng spiritual kita, yang mana pembacaan ayat-ayat suci adalah salah satu bentuknya.
Ayat Pembatal Sihir dalam Perspektif Ruqyah
Dalam praktik ruqyah syar'iyyah, Surah Al-Fil seringkali dianjurkan untuk dibaca bersamaan dengan surat-surat pelindung lainnya seperti Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas. Keistimewaan Surah Al-Fil dalam konteks ini terletak pada penegasan akan kegagalan total musuh Allah. Sihir, apapun bentuknya, adalah upaya yang didasari oleh kelemahan dan ketergantungan pada selain Allah. Ketika ayat:
"Tirmidzi berkata, 'Ia telah membinasakan mereka dengan api neraka yang dilemparkan dari burung-burung itu.'" (Ini adalah interpretasi umum dari makna ayat)
dibaca dengan keyakinan penuh, ia berfungsi sebagai doa permohonan agar segala tipu daya sihir yang diarahkan kepada seseorang dilemparkan kembali kepada pelakunya atau dihancurkan hingga tidak berdaya, sama seperti batu panas yang menghancurkan pasukan bergajah.
Meningkatkan Keimanan dan Tawakkal
Kelebihan utama membaca Surah Al-Fil saat menghadapi gangguan sihir bukanlah sekadar ritualistik, melainkan peningkatan kualitas iman (tawakkal) pembaca. Sihir seringkali menimbulkan ketakutan dan kecemasan mendalam. Dengan mengingat bagaimana Allah menghancurkan kekuatan besar (pasukan bergajah) hanya dengan makhluk kecil (burung ababil), seorang Muslim diingatkan bahwa ukuran ancaman tidak relevan di hadapan kekuatan Ilahi. Ini membantu menenangkan hati dan menguatkan mental spiritual untuk menolak sugesti negatif dari sihir.
Oleh karena itu, Surah Al-Fil berfungsi sebagai pengingat konstan bahwa perlindungan sejati datang dari Sang Maha Kuasa. Pembacaannya rutin dapat menjadi bagian dari wirid harian yang berfungsi sebagai perisai spiritual, menjaga diri dari niat buruk orang-orang yang mencoba menggunakan sihir untuk mengganggu kehidupan pribadi, kesehatan, atau hubungan seseorang.
Sinergi dengan Surat Pelindung Lain
Meskipun kuat, Surah Al-Fil jarang berdiri sendiri dalam upaya pembatalan sihir. Keampuhannya menjadi maksimal ketika ia disertakan dalam rangkaian ruqyah. Para ulama sering menekankan pentingnya membaca tiga surat pelindung terakhir (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas) yang secara eksplisit memohon perlindungan dari kejahatan (hasad, sihir, dan gangguan jin). Penambahan Al-Fil melengkapi perlindungan ini dengan narasi historis tentang bagaimana pertolongan Allah datang tanpa terduga kepada mereka yang menjaga kesucian agama.
Kesimpulannya, kelebihan Surah Al-Fil untuk menghadapi sihir terletak pada penguatan tauhid (keesaan Allah), menanamkan keyakinan bahwa tidak ada kekuatan yang dapat mengalahkan takdir dan pertolongan-Nya, serta berfungsi sebagai doa yang memohon kehancuran atas segala bentuk tipu daya jahat yang diarahkan kepada seorang hamba Allah.