Adzan adalah seruan suci yang menandai dimulainya waktu salat fardu bagi umat Muslim di seluruh dunia. Meskipun lafal aslinya menggunakan bahasa Arab, kebutuhan untuk memudahkan non-penutur bahasa Arab atau mereka yang baru belajar mengucapkan lafalan ini seringkali mendorong penggunaan transliterasi atau yang biasa kita kenal sebagai Latin Adzan.
Penggunaan transliterasi latin ini sangat membantu dalam proses pembelajaran dan pengucapan yang benar, terutama bagi mualaf atau anak-anak yang sedang menghafal. Namun, penting untuk diingat bahwa bacaan latin ini hanyalah alat bantu visual; pelafalan yang paling utama dan berpahala adalah sesuai dengan teks Arab aslinya.
Ilustrasi Seruan Salat
Adzan memiliki lima lafalan utama yang diulang-ulang. Berikut adalah transliterasi standar yang umum digunakan untuk membantu pembacaan. Perhatikan perbedaan dalam pengucapan huruf tertentu (seperti 'ain dan hamzah) yang mungkin tidak sepenuhnya terwakili dalam huruf latin.
Allahu akbar, Allahu akbar...
Asyhadu an laa ilaaha illallah...
Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah...
Hayya 'alash shalaah...
Hayya 'alal falaah...
(Ulangi dua baris terakhir)
Allahu akbar, Allahu akbar...
Laa ilaaha illallah.
Setelah adzan, terdapat lafal tambahan khusus untuk adzan Subuh, yaitu:
Ash shalaatu khairum minan nauum... (2 kali)
Dan di akhir adzan, sebelum mengakhiri, diucapkan:
Laa hawla wa laa quwwata illaa billah.
Iqomah adalah seruan kedua yang dilafalkan tepat sebelum salat berjamaah dimulai. Lafalnya sangat mirip dengan adzan, namun terdapat penambahan lafal "Qad qamatis shalah" (Salat telah didirikan) sebanyak dua kali setelah "Hayya 'alal falaah".
Allahu akbar, Allahu akbar...
Asyhadu an laa ilaaha illallah...
Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah...
Hayya 'alash shalaah...
Hayya 'alal falaah...
Qad qamatis shalaah, Qad qamatis shalaah.
Allahu akbar, Allahu akbar...
Laa ilaaha illallah.
Ketika menggunakan transliterasi latin, beberapa pembaca mungkin bingung dengan huruf tertentu. Berikut adalah panduan singkat untuk memudahkan pembacaan:
Meskipun transliterasi latin sangat membantu sebagai jembatan awal, umat Islam didorong untuk selalu berusaha mempelajari dan melafalkan adzan sesuai dengan teks Arab aslinya. Ini karena setiap huruf dan harakat dalam Al-Qur'an dan syiar Islam memiliki makna dan keistimewaan tersendiri. Penggunaan latin adzan harus dilihat sebagai sarana pendukung, bukan pengganti utama.
Dengan memahami struktur dan lafal latin adzan ini, diharapkan setiap muslim dapat lebih dekat dengan seruan suci ini, baik saat menjadi muadzin (orang yang mengumandangkan adzan) maupun saat mendengarkannya. Adzan adalah pengingat universal bahwa waktu telah tiba untuk kembali kepada Sang Pencipta, sebuah momen hening yang memisahkan kesibukan duniawi.
Setiap kali kita mendengar seruan ini, baik melalui pengeras suara masjid atau dalam hati kita sendiri, ia berfungsi sebagai penanda spiritual. Penggunaan versi latin membantu memastikan pesan ini tetap dapat diakses oleh semua kalangan, menjembatani perbedaan bahasa demi menegakkan salah satu pilar ibadah utama.