Dalam tradisi keagamaan, khususnya dalam Islam, mendoakan orang yang telah meninggal dunia adalah sebuah amalan yang sangat dianjurkan. Salah satu cara spiritual yang paling umum dan penuh makna dalam menyampaikan doa serta penghormatan adalah dengan "mengirim surat Al-Fatihah". Meskipun secara harfiah ini bukanlah surat fisik yang dikirim melalui pos, istilah ini merujuk pada praktik membacakan Surah Al-Fatihah (pembuka Al-Qur'an) yang ditujukan pahalanya kepada arwah almarhum/almarhumah.
Hakikat Pahala yang Diteruskan
Konsep mengirimkan pahala, termasuk pahala bacaan Al-Fatihah, bersumber dari keyakinan bahwa doa orang yang hidup dapat memberikan manfaat bagi mereka yang telah berpulang. Al-Fatihah dipilih karena keutamaannya yang agung. Surah ini sering disebut sebagai 'Ummul Kitab' (Induk Al-Qur'an) dan memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam ibadah umat Muslim. Ketika dibacakan dengan khusyuk dan niat yang tulus, energi spiritual dari bacaan tersebut diyakini akan sampai kepada yang dituju.
Proses ini bukan sekadar ritual tanpa makna. Ia menuntut kehadiran hati (khusyuk) dan pemahaman bahwa kita sedang berkomunikasi dengan dimensi spiritual. Surat Al-Fatihah yang dibaca menjadi jembatan penghubung antara dunia yang fana ini dengan alam barzakh.
Bagaimana Cara "Mengirim" Al-Fatihah?
Tidak ada tata cara baku yang kaku, namun beberapa langkah umum sering dilakukan oleh banyak kalangan untuk memastikan niat tersampaikan dengan baik:
- Niatkan dengan Tulus: Sebelum memulai, teguhkan niat dalam hati bahwa bacaan ini dipersembahkan khusus untuk almarhum/almarhumah (sebutkan nama mereka).
- Membaca Ta'awwudz dan Basmalah: Ucapkan "A'udzu billahi minas syaithanir rajim" dan "Bismillahirrahmanirrahim".
- Membaca Surah Al-Fatihah: Baca Surah Al-Fatihah dengan tartil (perlahan dan jelas). Beberapa orang membacanya satu kali, namun banyak juga yang membacanya sebanyak tiga, tujuh, atau bahkan sebelas kali, tergantung kebiasaan dan keyakinan lokal.
- Menutup dengan Doa: Setelah selesai membaca Al-Fatihah (baik satu kali maupun berulang), tutup dengan doa memohon ampunan dan rahmat Allah SWT untuk almarhum/almarhumah. Contoh doa penutup seringkali berisi permohonan agar Allah melapangkan kuburnya dan memasukkannya ke dalam surga-Nya.
Keutamaan Al-Fatihah Bagi yang Meninggal
Mengapa Al-Fatihah sangat istimewa? Selain fungsinya sebagai doa penutup shalat, Al-Fatihah mengandung pujian kepada Allah, pengakuan atas keesaan-Nya, serta permohonan petunjuk jalan yang lurus. Ketika pahalanya dihadiahkan kepada orang yang meninggal, surat ini berfungsi sebagai permohonan syafaat dan peneguh iman di alam kubur.
Bagi keluarga yang ditinggalkan, proses mengirimkan Al-Fatihah ini juga memiliki efek terapeutik. Ini memberikan rasa keterhubungan dan memastikan bahwa almarhum tidak terlupakan. Rasa kehilangan dapat sedikit terobati dengan kesadaran bahwa kita masih dapat berbuat kebaikan (sebagai amal jariyah tidak langsung) untuk mereka.
Dalam menghadapi kehilangan, praktik spiritual seperti mengirimkan surat Al-Fatihah mengingatkan kita bahwa ikatan kasih sayang tidak terputus hanya karena kematian fisik. Selama kita masih hidup, kita memiliki tanggung jawab spiritual untuk mendoakan mereka yang telah mendahului kita. Amalan ini adalah wujud nyata dari kasih sayang dan harapan agar mereka mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan.
Oleh karena itu, luangkanlah waktu sejenak, hadapkan diri Anda, dan kirimkanlah lantunan suci Surah Al-Fatihah. Walaupun sederhana, pahala dan manfaatnya bagi jiwa yang berpulang tidak terhingga.