Kata **oportunis adalah** seseorang yang sangat lihai melihat dan memanfaatkan situasi atau keadaan yang menguntungkan dirinya sendiri, tanpa terlalu memedulikan prinsip, etika, atau konsekuensi jangka panjang bagi orang lain. Sifat oportunistik sering kali dilihat sebagai pedang bermata dua; di satu sisi, kemampuan membaca situasi dan bertindak cepat adalah ciri khas orang yang sukses, namun di sisi lain, tindakan tersebut bisa merusak integritas moral dan kepercayaan sosial.
Secara etimologis, kata ini berasal dari bahasa Latin, yaitu "opportunus," yang berarti "tepat waktu" atau "sesuai." Dalam konteks modern, oportunis adalah individu yang sangat peka terhadap 'waktu yang tepat' untuk melompat ke depan, mengamankan keuntungan, atau menghindari kerugian, seringkali dengan mengorbankan komitmen jangka panjang atau hubungan yang sudah ada.
Untuk memahami lebih dalam siapa **oportunis adalah**, kita perlu melihat ciri-ciri perilaku yang sering mereka tunjukkan. Mereka tidak selalu jahat, namun perilaku mereka didorong oleh kepentingan pribadi yang sangat kuat.
Fenomena **oportunis adalah** sesuatu yang melekat dalam interaksi manusia, baik dalam politik, bisnis, maupun kehidupan sosial sehari-hari.
Di arena politik, oportunis adalah politisi yang cepat berganti partai atau dukungan kebijakan hanya karena partai atau kebijakan baru tersebut menawarkan posisi kekuasaan atau popularitas yang lebih besar. Mereka cenderung menghindari mengambil posisi yang tidak populer, kecuali jika posisi tersebut pada akhirnya akan menguntungkan mereka secara signifikan. Perubahan aliansi yang tiba-tiba sering menjadi ciri khasnya.
Dalam bisnis, oportunis bisa berupa rekanan atau karyawan yang selalu mencari proyek yang paling cepat memberikan bonus atau promosi, tanpa memedulikan kepentingan tim atau visi perusahaan jangka panjang. Mereka akan cepat meninggalkan perusahaan yang sedang kesulitan, meskipun mereka telah berjanji untuk tetap bertahan. Namun, di sisi lain, mereka bisa menjadi inovator yang cepat menangkap tren pasar yang baru muncul.
Memanfaatkan peluang adalah bagian penting dari pertumbuhan. Namun, garis pemisah antara menjadi proaktif dan menjadi oportunistik yang merugikan terletak pada niat dan dampaknya terhadap pihak lain. Oportunisme menjadi negatif ketika:
Kesimpulannya, memahami apa itu **oportunis adalah** membantu kita menilai karakter seseorang dalam konteks yang berbeda. Diperlukan keseimbangan yang sehat antara menjadi adaptif dan mempertahankan integritas. Orang yang sukses sejati sering kali adalah mereka yang mampu melihat peluang (oportunistik) namun tetap bertindak berdasarkan nilai-nilai inti mereka, bukan sekadar bereaksi terhadap angin perubahan demi keuntungan sesaat.
Perlu diingat bahwa sifat ini ada dalam spektrum. Tidak semua orang yang memanfaatkan momen adalah sosok yang sepenuhnya tidak bermoral. Yang membedakan adalah sejauh mana mereka bersedia mengorbankan prinsip demi 'momen' tersebut.