Waktu Mustajab: Shalat Sebelum Maghrib

Maghrib

Ilustrasi waktu peralihan antara sore dan malam.

Dalam tata kelola waktu shalat harian umat Islam, waktu antara Ashar dan Maghrib seringkali dianggap sebagai periode yang penuh berkah dan memiliki potensi doa yang lebih besar untuk dikabulkan. Secara spesifik, membahas mengenai keutamaan **shalat sebelum Maghrib** adalah membahas salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah ﷺ.

Posisi Waktu Sore Menjelang Maghrib

Waktu menjelang Maghrib, yaitu saat matahari mulai condong ke barat dan cahayanya meredup (waktu Ashar telah berakhir), memiliki keistimewaan tersendiri. Meskipun shalat Maghrib itu sendiri memiliki waktu yang singkat dan harus segera ditunaikan setelah azan berkumandang, Rasulullah ﷺ memberikan isyarat kuat mengenai anjuran shalat sunnah yang mengiringi waktu tersebut. Hal ini seringkali dipahami sebagai shalat sunnah rawatib qabliyyah Maghrib, meskipun ulama berbeda pandangan mengenai statusnya, namun keutamaannya tetap ditekankan.

Terdapat hadis yang menunjukkan betapa pentingnya menjaga shalat sunnah pada waktu-waktu tertentu. Menjaga shalat sunnah sebelum datangnya waktu fardhu yang paling singkat waktunya (Maghrib) menunjukkan kesigapan seorang mukmin dalam menyambut perintah Allah. Para sahabat seringkali berlomba-lomba melaksanakan shalat sunnah ini karena mengetahui bahwa waktu Maghrib cepat berlalu dan tidak boleh ditunda.

Keutamaan Shalat Sunnah Qabliyyah Maghrib

Jika kita merujuk pada amalan yang dilakukan Nabi Muhammad ﷺ, beliau senantiasa menjaga empat rakaat shalat sunnah sebelum Dzuhur dan dua rakaat sebelum Maghrib. Meskipun ada riwayat yang menyebutkan bahwa shalat sebelum Maghrib hanya dua rakaat, intinya adalah adanya anjuran untuk tidak membiarkan jeda waktu antara akhir Ashar dan awal Maghrib terlewatkan tanpa ibadah.

Keutamaan utama dari **shalat sebelum Maghrib** adalah mengisi kekosongan waktu yang singkat tersebut dengan ketaatan. Ini adalah bentuk persiapan ruhani. Bayangkan, Maghrib adalah penutup catatan amal harian kita sebelum malaikat malam datang menggantikan malaikat siang. Jika kita menutup hari dengan shalat sunnah, maka catatan amal kita akan ditutup dengan kebaikan tambahan di samping shalat fardhu.

Dalam beberapa literatur fikih, shalat sunnah rawatib qabliyyah Maghrib ini bersifat muakkad (sangat dianjurkan), meskipun jumlah rakaatnya sedikit dan pelaksanaannya cepat. Kecepatan pelaksanaannya ini justru mengisyaratkan urgensi, karena waktu Maghrib yang datang tiba-tiba tidak memberikan banyak ruang untuk penundaan.

Tata Cara Ringkas dan Fokus

Karena sifat waktu Maghrib yang sempit, shalat sunnah yang mengiringinya harus dilakukan dengan efisien namun tetap khusyuk. Umumnya, shalat sebelum Maghrib ini dilakukan dua rakaat. Ketika Anda menyadari bahwa waktu Maghrib sudah sangat dekat—yaitu ketika semburat oranye di ufuk barat hampir hilang—segera lakukan wudhu dan niatkan shalat sunnah dua rakaat ini.

Fokus utama saat melaksanakan **shalat sebelum Maghrib** adalah menghadirkan hati. Karena durasi yang pendek, setiap bacaan harus dihayati. Jika Anda ingin memperpanjang doa atau munajat, lakukanlah setelah salam shalat sunnah tersebut, tepat sebelum azan Maghrib berkumandang, atau segera setelah azan dikumandangkan namun sebelum shalat fardhu dimulai (ini adalah waktu mustajab lainnya).

Mempraktikkan shalat sunnah ini secara konsisten membantu melatih kedisiplinan spiritual. Kita tidak hanya menunggu waktu wajib tiba, tetapi aktif mencari ridha Allah di sela-sela kesibukan duniawi. Disiplin ini, yang dimulai dari menjaga shalat sebelum Maghrib, akan berdampak positif pada disiplin kita dalam menjaga shalat-shalat fardhu lainnya.

Mengoptimalkan Waktu Setelah Azan

Perlu dicatat perbedaan antara shalat sunnah *sebelum* Maghrib dan dzikir/doa *setelah* azan Maghrib. Setelah azan Maghrib, kita dianjurkan untuk segera menjawab azan dengan lafadz yang dianjurkan, diikuti dengan doa khusus untuk waktu tersebut. Baru setelah itu, kita melaksanakan shalat fardhu Maghrib, dan kemudian dilanjutkan dengan shalat rawatib ba'diyyah (setelah Maghrib).

Intinya, periode dari akhir Ashar hingga shalat Maghrib adalah jendela emas untuk meningkatkan pahala. Dengan menyisihkan beberapa menit untuk **shalat sebelum Maghrib**, kita menunjukkan cinta dan penghormatan kita terhadap waktu-waktu yang telah Allah tetapkan. Ini adalah investasi kecil dengan keuntungan akhirat yang besar, sebuah tradisi Rasulullah yang patut kita hidupkan kembali dalam rutinitas harian kita.

🏠 Homepage