Surah Al-Fatihah, yang berarti "Pembukaan," adalah surah pertama dalam urutan mushaf Al-Qur'an dan memiliki kedudukan yang sangat agung dalam Islam. Keagungannya tidak hanya terletak pada posisi pembukanya, tetapi juga pada substansi maknanya yang mencakup pujian kepada Allah, pengakuan atas keesaan-Nya, dan permohonan petunjuk jalan yang lurus. Pemahaman mendalam mengenai kapan surah al fatihah dibaca pada momen-momen penting sangat krusial bagi seorang Muslim.
Momen paling fundamental di mana Surah Al-Fatihah wajib dibaca adalah dalam setiap rakaat salat fardu maupun sunah. Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa salat seseorang tidak sah tanpa membacanya. Ini menunjukkan bahwa Al-Fatihah adalah rukun shalat yang tak tergantikan.
Selain dalam shalat, Surah Al-Fatihah juga memainkan peran penting dalam berbagai aspek ritual dan kehidupan sehari-hari seorang Muslim, menegaskan bahwa ia adalah "Ummul Kitab" (Induk Kitab).
Salah satu konteks penting kapan surah al fatihah dibaca pada adalah sebagai sarana pengobatan spiritual atau ruqyah. Nabi Muhammad ﷺ mengajarkan bahwa Al-Fatihah memiliki kekuatan penyembuhan yang luar biasa. Ketika seorang Muslim sakit, membaca tujuh kali Al-Fatihah sambil meniupkan nafas perlahan pada bagian yang sakit atau air minum adalah sunnah yang dianjurkan untuk mencari kesembuhan dari Allah SWT. Keikhlasan dan keyakinan penuh saat membacanya adalah kunci efektivitasnya.
Meskipun bukan rukun, banyak riwayat yang menyebutkan bahwa setelah mendengar adzan, Muslim dianjurkan untuk membaca doa khusus. Namun, ketika seseorang akan memulai salat, tepat setelah iqamah dikumandangkan, fokus utama beralih kepada persiapan membaca Al-Fatihah di awal takbiratul ihram.
Ketika umat Muslim menghadapi kesulitan besar, kesedihan mendalam, atau memerlukan pertolongan mendesak, Surah Al-Fatihah seringkali menjadi bacaan utama dalam munajat (doa khusus). Karena surah ini memuat pengakuan bahwa hanya kepada Allah kita bergantung ("Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in"), membacanya dalam keadaan sulit adalah cara mengembalikan segala urusan kepada Rabbul 'alamin.
Keutamaan ini juga berkaitan dengan pemahaman bahwa bacaan ini adalah bentuk dialog langsung antara hamba dan Tuhannya. Dalam sebuah hadits qudsi, Allah SWT menjelaskan bahwa pembagian ayat dalam Al-Fatihah mencerminkan pembagian balasan. Ketika hamba memuji-Nya ("Alhamdulillahi Rabbil 'alamin"), Allah menjawab, "Hamba-Ku telah memuji-Ku." Ketika hamba memohon petunjuk ("Ihdinas-shiratal mustaqim"), Allah menjawab, "Ini untuk hamba-Ku, dan Aku akan mengabulkannya."
Oleh karena itu, memahami kapan surah al fatihah dibaca pada setiap rangkaian ibadah adalah memahami kapan puncak komunikasi vertikal kita dengan Sang Pencipta terjadi. Ia bukan sekadar serangkaian ayat hafalan, melainkan fondasi keimanan yang harus dihayati maknanya dalam setiap gerak ibadah kita, dari berdiri tegak dalam salat hingga saat memohon rahmat dan perlindungan dalam kehidupan sehari-hari. Kehadiran dan kekhusyukan saat membacanya akan menentukan kualitas ibadah kita secara keseluruhan.
Semoga pemahaman akan pentingnya Surah Al-Fatihah selalu menyertai setiap amalan kita.