Fokus Pada Al-Kahf Ayat 22

Ilustrasi visualisasi konteks Ashabul Kahf (Peninggalan/Tempat berlindung).

Konteks dan Teks Surah Al-Kahf Ayat 22

Surah Al-Kahf (Surah ke-18 dalam Al-Qur'an) adalah surah yang sarat dengan pelajaran moral dan spiritual, terutama yang berkaitan dengan ujian keimanan, kesabaran, dan pentingnya menjaga hubungan dengan Allah di tengah godaan dunia. Ayat ke-22 secara spesifik membahas reaksi orang-orang ketika mereka mengetahui jumlah pasti dari Ashabul Kahf (Para Pemuda Ashabul Kahf) yang tertidur di gua selama ratusan tahun.

وَيَقُولُونَ خَمْسَةٌ وَسَادِسُهُمْ كَلْبُهُمْ وَيَقُولُونَ سَبْعَةٌ وَثَامِنُهُمْ كَلْبُهُمْ رُجْمًا بِالْغَيْبِ ۖ وَيَقُولُونَ ثَلَاثَةٌ وَرَابِعُهُمْ كَلْبُهُمْ ۚ قُلِ ارْتَكْتُتُ بِرَبِّي لَا يَعْلَمُهُمْ إِلَّا قَلِيلٌ ۗ لَّا تُمَارِ فِيهِمْ إِلَّا مِرَاءً ظَاهِرًا وَلَا تَسْتَفْتِ فِيهِم مِّنْهُمْ أَحَدًا

Wa yaqūlūna khamsatun wa sādisuhum kalbuhum wa yaqūlūna sab'atun wa thāminuhum kalbuhum rujman bil-ghaibi wa yaqūlūna thalāthatun wa rābi'uhum kalbuhum quliktutū bi rabbī lā ya'lamuhum illā qalīl(un) lā tumāri fīhim illā mirā'an ẓāhiran wa lā tastafti fīhim minhum aḥadā(n)

(Ada pula yang mengatakan) jumlah mereka lima (orang), yang keenam adalah anjing mereka, dan (yang lain) mengatakan jumlah mereka tujuh (orang), yang kedelapan adalah anjing mereka. Katakanlah (Muhammad): "Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali segelintir orang." Maka, janganlah kamu berbantah tentang (jumlah) mereka kecuali dengan bantahan yang jelas (yang tidak mengandung keraguan) dan jangan (pula) kamu meminta keterangan tentang (jumlah) mereka kepada seorang pun di antara mereka.

Pelajaran Penting dari Bantahan Jumlah

Ayat ini menyoroti sebuah fenomena sosial yang sering terjadi ketika dihadapkan pada hal-hal gaib atau peristiwa luar biasa: munculnya berbagai spekulasi dan perdebatan mengenai detail yang tidak pasti. Dalam konteks Ashabul Kahf, orang-orang terpecah belah dalam menentukan jumlah pasti pemuda tersebut: ada yang menyebut lima, tujuh, atau bahkan tiga.

1. Batasan Pengetahuan Manusia

Hal paling krusial yang disampaikan Allah melalui ayat ini adalah penegasan bahwa pengetahuan manusia itu terbatas. Ketika Allah berfirman, "Katakanlah (Muhammad): 'Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali segelintir orang'," ini adalah pengingat tegas bahwa ada batas terhadap apa yang bisa dijangkau oleh akal dan indra manusia. Tidak semua misteri alam semesta atau sejarah harus kita ketahui secara pasti untuk mengambil pelajaran darinya.

2. Larangan Berdebat Tanpa Dasar

Ayat tersebut melarang perdebatan yang tidak produktif ('illa mirā'an ẓāhiran') dan pelarangan bertanya kepada orang-orang yang terlibat (yang hanya mengetahui kisah secara populer, bukan otentik). Dalam konteks modern, ini mengajarkan kita untuk memprioritaskan substansi ajaran (iman, ketakwaan, dan hikmah dari kisah tersebut) daripada terjerumus dalam perdebatan detail teknis yang tidak menambah amal atau keyakinan kita. Energi harus dialihkan untuk merenungkan pesan utama kisah tersebut, bukan terjebak dalam diskusi angka.

3. Fokus pada Keimanan, Bukan Spekulasi

Kisah Ashabul Kahf adalah tentang pertolongan Allah kepada hamba-Nya yang teguh memegang tauhid di tengah tirani. Jumlah mereka—apakah lima, tujuh, atau lainnya—hanyalah detail latar belakang. Yang utama adalah keajaiban perlindungan Allah dan kesetiaan pemuda tersebut kepada keyakinan mereka. Ketika kita menghadapi ayat-ayat mutasyabihat (yang makna detailnya samar), kita diajarkan untuk kembali kepada prinsip dasar dan menenangkan diri dengan bersandar pada ilmu Allah.

Anjing yang Menjaga: Simbol Kesetiaan

Menariknya, terlepas dari perbedaan jumlah manusia, anjing mereka selalu disertakan dalam setiap tebakan: "yang keenam adalah anjing mereka," atau "yang kedelapan adalah anjing mereka." Anjing ini (yang oleh sebagian ulama disebut Qitmīr) menjadi saksi bisu kebenaran kisah mereka, bahkan namanya disebut bersamaan dengan para pemuda saleh itu. Anjing tersebut menjaga mereka dengan ketaatan total, menunjukkan bahwa kesetiaan dan penjagaan terhadap orang-orang yang beriman adalah bagian integral dari kisah mukjizat tersebut.

Kesimpulannya, Surah Al-Kahf ayat 22 berfungsi sebagai pelajaran penting tentang rendah hati di hadapan keilmuan Allah. Ia mengajak umat Islam untuk tidak menyia-nyiakan waktu dalam perdebatan remeh yang bersumber dari dugaan, melainkan fokus pada hikmah besar yang terkandung dalam kisah-kisah al-Qur'an sebagai penguat iman dan pedoman hidup.

🏠 Homepage