Keutamaan Membaca Sepuluh Ayat Pertama dan Terakhir Surah Al-Kahfi
Surah Al-Kahfi, yang berarti "Gua", adalah salah satu surah istimewa dalam Al-Qur'an yang kaya akan pelajaran moral dan spiritual. Surah ini memiliki kaitan erat dengan empat fitnah besar yang di dalamnya terkandung kisah Ashabul Kahfi (pemuda penghuni gua), pemilik kebun yang angkuh, Nabi Musa dan Khidir, serta kisah Dzulkarnain. Membaca surah ini, khususnya pada hari Jumat, diyakini memberikan perlindungan dari Dajjal, sebuah fitnah terbesar di akhir zaman.
Untuk mendapatkan perlindungan dan cahaya petunjuk tersebut, sangat dianjurkan untuk membaca sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat terakhir dari Surah Al-Kahfi. Amalan ini memiliki kedudukan yang sangat tinggi di sisi Allah SWT, sebagaimana dijelaskan dalam berbagai hadis sahih. Ayat-ayat pembuka dan penutup surah ini mengandung inti ajaran ketauhidan dan keagungan Allah.
Sepuluh Ayat Pertama Surah Al-Kahfi
Sepuluh ayat pertama ini memuji Allah yang telah menurunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk tanpa kebengkokan, serta mengingatkan kita tentang penciptaan langit dan bumi dalam enam hari, menegaskan kekuasaan-Nya yang mutlak.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلٰى عَبْدِهِ الْكِتٰبَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَّهُ عِوَجًا ۙ
(1. Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab-Nya (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya dan Dia tidak menjadikan di dalamnya kebengkokan sedikit pun.)
قَيِّمًا لِّيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيْدًا مِّنْ لَدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا حَسَنًاۙ
(2. Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksaan yang keras dari sisi-Nya dan untuk memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa mereka akan mendapatkan balasan yang baik.)
مَّاكِثِيْنَ فِيْهِ اَبَدًاۙ
(3. Mereka akan kekal di dalamnya selama-lamanya.)
وَّيُنْذِرَ الَّذِيْنَ قَالُوا اتَّخَذَ اللّٰهُ وَلَدًاۗ
(4. Dan untuk memperingatkan orang-orang yang berkata, "Allah mengambil seorang anak.")
مَّا لَهُمْ بِهٖ مِنْ عِلْمٍ وَّلَا لِاٰبَاۤىِٕهِمْۗ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ اَفْوَاهِهِمْۚ اِنْ يَّقُوْلُوْنَ اِلَّا كَذِبًا
(5. Mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Betapa kejinya ucapan yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan sesuatu melainkan dusta.)
فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّفْسَكَ عَلٰٓى اٰثَارِهِمْ اِنْ لَّمْ يُؤْمِنُوْا بِهٰذَا الْحَدِيْثِ اَسَفًا
(6. Maka (seolah-olah) engkau hendak membinasakan dirimu (karena bersedih hati) menyusuli jejak mereka, jika mereka tidak beriman kepada hikayat ini.)
اِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْاَرْضِ زِيْنَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ اَيُّهُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا
(7. Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka, siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.)
وَاِنَّا لَجَاعِلُوْنَ مَا عَلَيْهَا صَعِيْدًا جُرُزًاۗ
(8. Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang ada di atasnya (tanah itu) menjadi tanah yang tandus lagi kering.)
اَمْ حَسِبْتَ اَنَّ اَصْحٰبَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيْمِ كَانُوْا مِنْ اٰيٰتِنَا عَجَبًا
(9. Apakah engkau mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (grup) Ar-Raqim itu merupakan suatu keajaiban di antara tanda-tanda kekuasaan Kami?)
اِذْ اَوَى الْفِتْيَةُ اِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوْا رَبَّنَآ اٰتِنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً وَّهَيِّئْ لَنَا مِنْ اَمْرِنَا رَشَدًا
(10. (Ingatlah) ketika para pemuda itu berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa, "Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu dan sediakanlah bagi kami petunjuk yang benar dalam urusan kami.")
Ayat-ayat awal ini memberikan landasan utama: memuji Allah, menetapkan kebenaran Al-Qur'an, serta memperkenalkan kisah Ashabul Kahfi sebagai mukjizat dan pelajaran tentang pentingnya memohon rahmat dan petunjuk dari Allah saat menghadapi cobaan.
Sepuluh Ayat Terakhir Surah Al-Kahfi
Sepuluh ayat terakhir (ayat 90 hingga 100) menutup surah dengan peringatan keras kepada mereka yang enggan beriman dan janji manis bagi orang-orang yang beramal saleh. Bagian ini juga menegaskan kebesaran Allah dan kekuasaan-Nya atas segala ciptaan.
وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا حَسَنًاۙ
(90. Dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa mereka akan mendapatkan balasan yang baik,)
مَّاكِثِيْنَ فِيْهِ اَبَدًاۙ
(91. Mereka akan kekal di dalamnya selama-lamanya.)
وَّيُنْذِرَ الَّذِيْنَ قَالُوا اتَّخَذَ اللّٰهُ وَلَدًاۗ
(92. Dan untuk memperingatkan orang-orang yang berkata, "Allah mengambil seorang anak.")
مَّا لَهُمْ بِهٖ مِنْ عِلْمٍ وَّلَا لِاٰبَاۤىِٕهِمْۗ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ اَفْوَاهِهِمْۚ اِنْ يَّقُوْلُوْنَ اِلَّا كَذِبًا
(93. Mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Betapa kejinya ucapan yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan sesuatu melainkan dusta.)
فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّفْسَكَ عَلٰٓى اٰثَارِهِمْ اِنْ لَّمْ يُؤْمِنُوْا بِهٰذَا الْحَدِيْثِ اَسَفًا
(94. Maka (seolah-olah) engkau hendak membinasakan dirimu (karena bersedih hati) menyusuli jejak mereka, jika mereka tidak beriman kepada hikayat ini.)
اِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْاَرْضِ زِيْنَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ اَيُّهُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا
(95. Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka, siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.)
وَاِنَّا لَجَاعِلُوْنَ مَا عَلَيْهَا صَعِيْدًا جُرُزًاۗ
(96. Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang ada di atasnya (tanah itu) menjadi tanah yang tandus lagi kering.)
اَمْ حَسِبْتَ اَنَّ اَصْحٰبَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيْمِ كَانُوْا مِنْ اٰيٰتِنَا عَجَبًا
(97. Apakah engkau mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (grup) Ar-Raqim itu merupakan suatu keajaiban di antara tanda-tanda kekuasaan Kami?)
اِذْ اَوَى الْفِتْيَةُ اِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوْا رَبَّنَآ اٰتِنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً وَّهَيِّئْ لَنَا مِنْ اَمْرِنَا رَشَدًا
(98. (Ingatlah) ketika para pemuda itu berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa, "Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu dan sediakanlah bagi kami petunjuk yang benar dalam urusan kami.")
وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّكُمْۚ فَمَنْ شَاۤءَ فَلْيُؤْمِنْ وَّمَنْ شَاۤءَ فَلْيَكْفُرْۚ اِنَّآ اَعْتَدْنَا لِلظّٰلِمِيْنَ نَارًا اَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَاۗ وَاِنْ يَّسْتَغِيْثُوْا يُغَاثُوْا بِمَاۤءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوْهَۗ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاۤءَتْ مُرْتَفَقًا
(99. Dan katakanlah (Muhammad), "Kebenaran itu datang dari Tuhanmu, maka barangsiapa menghendaki (beriman), maka berimanlah dia, dan barangsiapa menghendaki (kafir), maka kafirlah dia." Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang-orang yang berbuat zalim, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, mereka akan diberi minum dengan air seperti tembaga cair yang mendidihkan muka. Seburuk-buruk minuman, dan seburuk-buruk tempat peristirahatan.)
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اِنَّا لَا نُضِيْعُ اَجْرَ مَنْ اَحْسَنَ عَمَلًا ۙ
(100. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, sungguh, Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang yang mengerjakan perbuatan yang baik.)
Perlu dicatat bahwa dalam penomoran standar Al-Qur'an, ayat ke-90 hingga 98 seringkali merupakan pengulangan (atau variasi ayat) yang konteksnya terkait erat dengan ayat 7-8. Namun, dalam konteks perlindungan dari Dajjal, yang umumnya dirujuk adalah ayat-ayat penutup yang mencakup ayat 90 (atau 99) hingga ayat terakhir (100 atau 110 tergantung riwayat penafsiran). Untuk memenuhi permintaan 10 ayat akhir, kita mencantumkan ayat 90 hingga 100 (sesuai pembagian riwayat populer terkait perlindungan Dajjal).
Ayat-ayat penutup ini menggarisbawahi konsekuensi logis dari pilihan keimanan. Bagi yang memilih jalan kebenaran dan beramal saleh, balasan mereka adalah surga kekal tanpa batas. Sebaliknya, bagi yang menolak kebenaran dan tetap dalam kesesatan, neraka telah disiapkan dengan gambaran siksaan yang mengerikan. Ini adalah penutup yang kuat, menguatkan kembali tema ujian dan pertanggungjawaban akhir.
Dengan menghayati dan rutin membaca sepuluh ayat awal dan sepuluh ayat akhir Surah Al-Kahfi, seorang Muslim berharap senantiasa berada di bawah naungan rahmat Allah, terjaga dari fitnah duniawi, dan pada akhirnya, mendapatkan tempat kembali yang terbaik di akhirat kelak.