Surah Al-Kahfi Ayat 110 dan Terjemahan Lengkap

Fahmilah

Ilustrasi Cahaya dan Petunjuk

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Terjemahan: Katakanlah (Muhammad), "Aku ini hanyalah seorang manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa." Maka barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, biarlah ia mengerjakan amal yang saleh dan jangan ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya."

Penjelasan Singkat dan Hikmah Ayat 110 Surah Al-Kahfi

Ayat penutup dari Surah Al-Kahfi ini memiliki kedudukan yang sangat penting dalam ajaran Islam. Setelah serangkaian kisah inspiratif mengenai ujian kesabaran, iman, kekuasaan, dan ilmu, Allah SWT menutup surah ini dengan penegasan fundamental mengenai tauhid dan konsekuensi amal perbuatan.

Pesan Utama: Batasan Kenabian dan Tauhid Murni

Ayat ini dimulai dengan perintah kepada Nabi Muhammad SAW untuk menyatakan identitasnya yang sebenarnya: "Katakanlah, 'Aku hanyalah seorang manusia biasa seperti kamu...'". Pernyataan ini adalah penolakan tegas terhadap pengkultusan atau penyembahan terhadap beliau. Nabi adalah manusia yang diberi kemuliaan dengan wahyu, namun beliau tetaplah manusia biasa dalam kebutuhan fisik dan keterbatasan eksistensi. Penekanan bahwa wahyu yang beliau terima adalah tentang keesaan Tuhan (Tauhid) merupakan inti ajaran seluruh nabi.

Inti ajaran yang diwahyukan adalah: "Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa." Ini menegaskan konsep Tawhid Rububiyyah (keesaan Allah dalam kepemilikan dan pengaturan) dan Tawhid Uluhiyyah (keesaan Allah dalam segala bentuk peribadatan).

Kunci Kebahagiaan Akhirat: Amal Saleh dan Keikhlasan

Bagian kedua ayat ini memberikan formula pasti bagi siapa pun yang mendambakan kebahagiaan abadi dan perjumpaan mulia dengan Allah SWT:

  1. Mengharapkan Perjumpaan dengan Tuhan (Yarju Liqa'a Rabbih): Ini adalah motivasi tertinggi seorang Muslim. Harapan akan melihat wajah Allah dan mendapat ridha-Nya menjadi pendorong utama untuk berbuat baik di dunia.
  2. Mengerjakan Amal Saleh: Amal saleh mencakup semua perbuatan baik, baik perkataan maupun perbuatan, yang sesuai dengan syariat Islam. Ini adalah bukti nyata dari keimanan seseorang.
  3. Tidak Menyekutukan-Nya (Wa Laa Yushrik Bi-'Ibadati Rabbih Ahada): Ini adalah syarat mutlak. Segala amal saleh akan sia-sia jika dicemari oleh kesyirikan, sekecil apa pun bentuknya (syirik besar maupun syirik kecil seperti riya' atau ingin dipuji manusia). Ibadah harus ditujukan murni hanya kepada Allah SWT.

Ayat ini berfungsi sebagai penutup yang sempurna, mengingatkan pembaca dan pendengar bahwa segala kisah fantastis dalam surah ini (Ashabul Kahfi, pemilik dua kebun, Nabi Musa dan Khidir) hanyalah sarana untuk menyampaikan pesan inti: kehidupan duniawi ini fana, dan yang kekal adalah persiapan kita untuk hari pertemuan dengan Sang Pencipta melalui keikhlasan dan amal yang benar.

🏠 Homepage