Surah Al-Kahfi, surat yang sangat dianjurkan untuk dibaca setiap hari Jumat, memiliki banyak pelajaran mendalam. Salah satu ayat kunci yang menyoroti hakikat kehidupan adalah ayat ke-88.
وَأَمَّا مَنۡ ءَامَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُۥ جَزَآءً ٱلْحُسْنَىٰۖ وَسَنَقُولُ لَهُۥ مِنْ أَمْرِنَا يُسْرًا
(Wa amman aamana wa 'amila saalihan fa lahuu jazaa'anil husnaa, wa sanaquulu lahu min amrinaa yusraa)
Artinya: "Adapun orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya adalah ganjaran yang terbaik (surga), dan kami akan mengatakan kepadanya perkataan yang mudah (dari urusan kami)."
Ayat 88 Al-Kahfi ini berfungsi sebagai penyeimbang terhadap ayat-ayat sebelumnya yang membahas penderitaan orang kafir dan peringatan keras terhadap godaan dunia (seperti kisah Ashabul Kahfi atau pemilik kebun yang sombong). Ayat ini secara tegas memberikan kabar gembira bagi mereka yang memilih jalan ketaatan.
Fokus utama dari ayat ini terbagi menjadi dua pilar utama: Iman dan Amal Saleh. Pertama, Iman (آمن). Ini bukan sekadar pengakuan lisan, melainkan keyakinan hati yang kokoh terhadap keesaan Allah, kenabian Muhammad SAW, hari akhir, dan segala rukun iman lainnya. Iman yang sejati akan membuahkan sikap tunduk dan taat.
Kedua, Amal Saleh (عمل صالحاً). Setelah beriman, tindakan nyata yang baik harus menyertai. Amal saleh mencakup semua perbuatan baik yang diperintahkan agama, baik yang berhubungan dengan hablum minallah (hubungan dengan Allah) maupun hablum minannas (hubungan dengan sesama manusia). Keseimbangan antara keyakinan batin dan manifestasi lahiriah inilah yang menjadi syarat mutlak.
Ganjaran yang dijanjikan bagi mereka adalah Jaza'anil Husna, yaitu balasan yang terbaik. Dalam konteks tafsir, "terbaik" di sini merujuk kepada surga Firdaus, kenikmatan abadi yang melampaui segala imajinasi kenikmatan duniawi. Ini menunjukkan bahwa Allah SWT tidak membalas iman dan amal saleh sekadar setimpal, melainkan dengan keutamaan yang jauh melampaui usaha hamba-Nya.
Selain surga, ayat ini menjanjikan sesuatu yang sering terlewatkan: "Wa sanaquulu lahu min amrinaa yusraa" (Kami akan mengatakan kepadanya perkataan yang mudah dari urusan kami).
Para ulama menafsirkan "perkataan yang mudah" ini sebagai beberapa hal:
Di tengah hiruk pikuk dunia yang penuh dengan distraksi—seperti yang juga disinggung dalam konteks godaan dunia di Surah Al-Kahfi—ayat 88 ini menjadi pengingat kuat bahwa prioritas hidup seharusnya diarahkan pada kekekalan. Materialisme dan pencarian kesenangan sesaat adalah ilusi yang ditawarkan oleh dunia fana. Sebaliknya, investasi pada iman dan amal saleh adalah investasi jangka panjang yang dijamin keuntungannya oleh Sang Pencipta.
Membaca Surah Al-Kahfi, khususnya merenungkan ayat 88 ini, membantu menyeimbangkan perspektif kita. Ia mengingatkan bahwa tantangan dan ujian di dunia ini hanyalah sementara. Jika kita mampu mempertahankan keyakinan teguh dan konsisten dalam berbuat baik meskipun godaan dunia begitu kuat, maka balasan yang menanti di sisi Allah jauh lebih berharga daripada seluruh kekayaan dan kekuasaan duniawi.