Surah Al-Kahfi (Surah Gua) adalah salah satu surah terpenting dalam Al-Qur'an, terutama karena mengandung kisah-kisah agung yang menjadi pelajaran bagi umat manusia tentang keimanan, ujian, dan pertolongan Allah SWT. Ayat ke-18 dari surah ini secara khusus menggambarkan kondisi fisik dan spiritual para pemuda Ashabul Kahfi (Penghuni Gua) saat mereka tertidur lelap dalam lindungan-Nya.
"Dan engkau menyangka mereka itu bangun, padahal mereka tertidur; dan Kami membolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka dilapangkan kedua lengannya di depan pintu. Dan jika engkau melihat mereka, pastilah engkau akan berpaling dari mereka dengan lari dan dipenuhi rasa takut terhadap mereka." (QS. Al-Kahfi: 18)
Ayat ini memberikan deskripsi yang sangat mendetail mengenai keadaan Ashabul Kahfi selama mereka berada di dalam gua, yang merupakan mukjizat langsung dari Allah SWT. Ada dua poin utama yang disoroti dalam ayat ini:
Allah SWT menyatakan bahwa secara kasat mata, para pemuda itu tampak seperti orang yang sedang jaga atau bangun (وَتَحْسَبُهُمْ أَيْقَاظًا). Hal ini menunjukkan bahwa meskipun tubuh mereka dalam keadaan tidur nyenyak selama ratusan tahun, penampilan fisik mereka tetap prima, tidak menunjukkan tanda-tanda pembusukan atau kelemahan ekstrem seperti yang dialami orang tidur dalam waktu lama.
Ini adalah bukti nyata pemeliharaan ilahi. Mereka tidak hanya dijaga dari bahaya luar, tetapi juga dari efek fisik tidur yang berkepanjangan. Kontrol Allah terhadap mekanisme biologis mereka sungguh luar biasa.
Poin kedua yang menakjubkan adalah firman Allah: وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَذَاتَ الشِّمَالِ (Kami membolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri). Dalam tidur normal, tubuh akan mulai kaku atau mengalami tekanan pada satu sisi jika dibiarkan dalam posisi yang sama terlalu lama. Namun, para pemuda ini secara ajaib dibalikkan oleh kekuatan Tuhan untuk memastikan tidak ada satu bagian pun dari tubuh mereka yang rusak atau membusuk akibat tekanan tempat tidur yang keras selama ratusan tahun.
Ayat ini juga menyertakan keberadaan anjing mereka yang setia, وَكَلْبُهُمْ بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيدِ. Anjing ini diletakkan di mulut gua, seolah-olah ia sedang berjaga di ambang pintu. Kata الْوَصِيدِ sering ditafsirkan sebagai tempat terbuka di depan gua atau tempat mereka beristirahat.
Anjing ini ikut menjadi bagian dari mukjizat dan penjagaan. Keberadaannya memberikan kesan bahwa gua tersebut dihuni, yang secara psikologis dapat mencegah orang yang tidak berkepentingan untuk masuk dan mengganggu istirahat para pemuda tersebut. Anjing ini adalah penjaga alami yang diperintahkan oleh Allah.
Bagian terakhir ayat ini adalah klimaks dari deskripsi tersebut: لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا (Jika engkau melihat mereka, pastilah engkau akan berpaling dari mereka dengan lari dan dipenuhi rasa takut terhadap mereka).
Mengapa orang akan merasa takut? Ada beberapa interpretasi ulama mengenai rasa takut ini:
Ayat ke-18 ini mengajarkan kita tentang beberapa prinsip penting:
Oleh karena itu, memahami Surah Al-Kahfi ayat ke-18 bukan hanya sekadar mengetahui kisah, tetapi juga merenungkan betapa dahsyatnya pertolongan dan penjagaan Allah bagi hamba-Nya yang teguh berpegang pada kebenaran.