Surah Al-Kahfi, yang berarti "Al-Kahf" (Gua), adalah salah satu surah di dalam Al-Qur'an yang memiliki kedudukan istimewa. Keutamaannya sangat ditekankan dalam hadis, terutama kaitannya dengan perlindungan dari fitnah Dajjal. Membaca surah ini, khususnya pada hari Jumat, merupakan sunnah yang dianjurkan bagi setiap Muslim.
Tafsir Surah Al-Kahfi membawa kita pada perenungan mendalam mengenai empat kisah besar yang terkandung di dalamnya. Kisah-kisah ini bukan sekadar cerita masa lalu, melainkan pelajaran abadi yang relevan hingga akhir zaman. Para ulama tafsir menjelaskan bahwa empat kisah ini merepresentasikan empat jenis fitnah terbesar yang akan dihadapi manusia.
Tafsir Surah Al-Kahfi memusatkan perhatian pada empat narasi utama yang menjadi peringatan bagi umat manusia:
Kisah pemuda Ashabul Kahfi adalah pelajaran tentang keteguhan iman dalam menghadapi tekanan penguasa yang zalim. Mereka memilih hijrah fisik demi menjaga kemurnian akidah. Ini mengajarkan kita bahwa iman harus menjadi prioritas tertinggi, bahkan di atas kenyamanan duniawi.
Narasi tentang dua kebun yang sangat subur menggambarkan bahaya kesombongan akibat kekayaan materi. Pemilik kebun tersebut lupa akan nikmat Allah dan menganggap hartanya abadi. Pelajaran penting di sini adalah bahwa harta adalah titipan, dan kesombongan adalah jurang pemisah antara manusia dengan rahmat Tuhan.
Pertemuan Musa dengan hamba Allah yang saleh, Al-Khidr, menyoroti keterbatasan ilmu manusia. Meskipun Nabi Musa adalah seorang rasul, ia tetap harus belajar dari ilmu yang lebih tinggi. Ini mengajarkan kerendahan hati dalam menuntut ilmu dan menerima bahwa ada kebijaksanaan ilahiah yang tidak selalu dapat dipahami akal sempit kita.
Kisah Raja Dzulqarnain yang berkelana hingga ke ujung timur dan barat menunjukkan contoh pemimpin yang adil dan kuat. Kekuasaannya digunakan untuk menegakkan kebenaran dan membangun penghalang dari kerusakan (Yajuj dan Majuj), bukan untuk menindas. Ini adalah model kepemimpinan yang bertanggung jawab dan terikat pada syariat.
Ayat-ayat penutup Surah Al-Kahfi (ayat 107 hingga akhir) menegaskan bahwa rahmat Allah adalah tujuan akhir. Surah ini ditutup dengan pengingat agar manusia tidak berbuat syirik dan agar selalu menyandarkan harapan hanya kepada Allah. Memahami tafsir Al-Kahfi secara menyeluruh membantu seorang Muslim mempersiapkan diri menghadapi berbagai ujian kehidupan modern, yang seringkali lebih halus dan terselubung dibandingkan fitnah di zaman dahulu.
Membaca dan merenungkan Surah Al-Kahfi setiap Jumat, seperti yang diajarkan, berfungsi sebagai penangkal spiritual. Cahaya dari surah ini menerangi jalan kita, menjaga kita dari kegelapan fitnah dunia, dan mengarahkan kita pada jalan kebenaran yang lurus.