Ilustrasi Malam Kemuliaan (Lailatul Qadr) Lailatul Qadr

Lokasi Historis Turunnya Surah Al-Qadr

Surah Al-Qadr, yang memiliki kedudukan sangat tinggi dalam Islam karena membahas keutamaan malam seribu bulan, adalah salah satu permata dalam Al-Qur'an. Pertanyaan mengenai surah al qadr diturunkan dimana sering muncul dalam kajian tafsir dan sirah nabawiyah. Jawaban atas pertanyaan ini membawa kita pada pemahaman mendalam tentang periode kenabian Rasulullah Muhammad SAW.

Kontekstualisasi Periode Penurunan Wahyu

Untuk menentukan di mana suatu surah diturunkan, ulama membaginya menjadi dua kategori utama: Makkiyah (diturunkan di Mekkah) dan Madaniyah (diturunkan di Madinah). Penentuan ini berdasarkan waktu dan tempat wahyu tersebut diterima oleh Nabi Muhammad SAW, bukan hanya tempat di mana mushaf tersebut tersusun.

Mayoritas ulama, berdasarkan analisis tematik dan konteks ayat-ayatnya, sepakat bahwa Surah Al-Qadr, seperti banyak surah pendek lainnya yang membahas keesaan Allah, tauhid, dan ancaman hari kiamat, tergolong dalam kategori Surah Makkiyah. Ini berarti Surah Al-Qadr diturunkan di kota Mekkah.

Mengapa Surah Al-Qadr Diturunkan di Mekkah?

Periode Mekkah adalah masa awal penyebaran Islam, di mana dakwah dilakukan secara intensif dalam kondisi mayoritas penduduk menolak keras risalah kenabian. Surah Al-Qadr, yang membahas penurunan Al-Qur'an pada satu malam mulia (Lailatul Qadr), berfungsi sebagai penguatan spiritual bagi kaum Muslimin yang saat itu berada di bawah tekanan hebat.

Penurunan surah ini di Mekkah memberikan beberapa implikasi penting:

Perbedaan Klasifikasi: Makkiyah vs Madaniyah

Penting untuk dicatat bahwa meskipun konsensus kuat menyatakan Al-Qadr adalah Makkiyah, beberapa riwayat minoritas kadang menyebutkan konteks Madaniyah, biasanya terkait dengan penegasan hukum atau praktik ibadah yang lebih berkembang setelah hijrah. Namun, sifat ayat Al-Qadr—yang fokus pada keutamaan Al-Qur'an secara umum dan malam penurunan wahyu—sangat cocok dengan tema-tema yang dominan pada periode Mekkah.

Ayat-ayat Makkiyah cenderung menitikberatkan pada fondasi akidah (keesaan Allah, hari kebangkitan, kenabian), sementara ayat Madaniyah lebih banyak mengatur aspek syariat, sosial, dan hukum (seperti peperangan, pernikahan, warisan). Surah Al-Qadr jelas berada dalam ranah fondasi akidah dan kedudukan Al-Qur'an, yang merupakan fokus utama dakwah di Mekkah.

Inti Pesan di Balik Lokasi Penurunan

Fakta bahwa surah al qadr diturunkan di Mekkah menegaskan bahwa wahyu yang paling mendasar tentang keagungan Al-Qur'an telah ditetapkan sejak awal risalah Islam. Lailatul Qadr bukan sekadar peristiwa sejarah yang terjadi sekali di masa lalu; ia adalah malam di mana para malaikat turun membawa ketetapan ilahi.

Kisah penurunan surah ini di tanah kelahiran Islam mengingatkan umat bahwa sumber kemuliaan dan rahmat Allah terwujud melalui penurunan kitab-Nya. Meskipun kita tidak mengetahui secara pasti malam spesifik Lailatul Qadr terjadi di masa Nabi, lokasi penurunan surah ini di Mekkah menggarisbawahi pentingnya malam tersebut sebagai penanda transisi antara ketetapan Allah di langit dan realisasi risalah di bumi. Malam ini adalah hadiah abadi bagi umat Islam, terlepas dari di mana pun mereka berada saat ini.

Oleh karena itu, ketika kita membaca Surah Al-Qadr, kita mengingat kembali atmosfer dakwah di Mekkah, perjuangan Nabi dan para sahabat, serta karunia terbesar yang Allah berikan kepada mereka—yaitu Al-Qur'an—yang diturunkan pada malam yang jauh lebih mulia dari seribu bulan.

🏠 Homepage