Surah Al Qadr (QS. Al-Qadr) adalah salah satu surah pendek namun memiliki kedudukan yang sangat agung dalam Al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 5 ayat pendek yang mengandung inti keutamaan malam yang paling mulia dalam Islam, yaitu Malam Lailatul Qadar. Ayat-ayatnya padat makna, menjelaskan tentang penurunan Al-Qur'an dan kemuliaan malam tersebut di mana semua ketetapan ilahi diturunkan.
Ilustrasi penurunan Al-Qur'an pada malam penuh kemuliaan.
Struktur dan Isi Surah Al Qadr
Surah Al Qadr terdiri atas lima ayat. Setiap ayatnya menegaskan aspek penting dari Lailatul Qadar. Berikut adalah teks singkat surah tersebut dalam bahasa Arab beserta terjemahannya untuk memudahkan pemahaman:
1. Inna anzalnahu fii lailatil qadr
2. Wa maa adraaka maa lailatul qadr
3. Lailatul qadru khairum min alfi syahr
4. Tanazzalul malaa’ikatu warruhu fiihaa bi idzni rabbihim min kulli amr
5. Salaamun hiya hattaa matla’il fajr
Terjemahan singkatnya adalah:
- Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam Qadar.
- Dan tahukah kamu apakah malam Qadar itu?
- Malam Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan.
- Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.
- Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.
Keutamaan yang Terkandung dalam Lima Ayat
Setiap ayat dalam surah ini memiliki bobot yang luar biasa. Ayat pertama langsung menegaskan momen monumental dalam sejarah Islam: penurunan Al-Qur'an. Meskipun Al-Qur'an diturunkan secara bertahap selama kurang lebih 23 tahun, penurunan awalnya (Al-Qur'an secara keseluruhan dari Lauhul Mahfuz ke langit dunia) terjadi pada malam ini.
Ayat kedua adalah pertanyaan retoris yang bertujuan untuk membangkitkan rasa penasaran dan kekaguman. Pertanyaan, "Dan tahukah kamu apakah malam Qadar itu?" menegaskan betapa dahsyatnya kemuliaan malam tersebut hingga memerlukan penegasan khusus.
Puncak keagungan Lailatul Qadar terangkum dalam ayat ketiga: "Malam Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan." Seribu bulan setara dengan kurang lebih 83 tahun. Ini berarti, satu malam ibadah pada Lailatul Qadar nilainya melebihi ibadah yang dilakukan selama masa hidup yang sangat panjang. Keutamaan ini memberikan motivasi besar bagi umat Muslim untuk mencari dan menghidupkan malam ini.
Aktivitas Malaikat dan Kesejahteraan
Ayat keempat menjelaskan aktivitas spiritual yang mengisi malam tersebut. Malaikat-malaikat turun bersama Ruhul Qudus (Jibril) membawa rahmat dan keberkahan. Mereka membawa ketetapan Allah mengenai takdir dan urusan makhluk-Nya untuk tahun yang akan datang. Kehadiran ribuan bahkan jutaan malaikat menunjukkan betapa agungnya malam ini di hadapan Allah SWT.
Terakhir, ayat kelima menutup dengan deskripsi suasana malam itu: "Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." Kata 'salam' (kesejahteraan) menunjukkan bahwa malam itu bebas dari segala kesusahan, bencana, dan kegelisahan. Ini adalah malam rahmat dan kedamaian total.
Pencarian Lailatul Qadar
Karena kemuliaannya yang tak terhingga, Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk beribadah semaksimal mungkin pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadan, terutama pada malam-malam ganjil, untuk mengharapkan perjumpaan dengan Lailatul Qadar. Ibadah yang dimaksud mencakup shalat, membaca Al-Qur'an, berzikir, beristighfar, dan berdoa memohon ampunan serta rahmat Allah SWT.
Memahami surah Al Qadr terdiri atas lima ayat yang padat makna ini membantu kita menghargai betapa pentingnya malam tersebut. Ini bukan hanya tentang waktu yang lebih baik dari seribu bulan, tetapi juga tentang kesempatan emas untuk mendapatkan pengampunan dosa yang total dan keberkahan yang melimpah dari Allah SWT melalui perantaraan para malaikat yang turun ke bumi. Umat Islam di seluruh dunia menanti malam ini sebagai puncak spiritualitas Ramadan.