Surah Al-Fil, yang berarti "Gajah", adalah salah satu surah terpendek dalam Al-Qur'an, terdiri hanya dari lima ayat. Meskipun singkat, maknanya sangat padat dan menyimpan kisah heroik yang menjadi tonggak penting dalam sejarah Islam, yaitu tentang bagaimana Allah melindungi rumah-Nya, Ka'bah, dari kehancuran total. Surah Al-Fil menceritakan tentang peristiwa agung ketika pasukan besar bermaksud menghancurkan Ka'bah di Mekah, namun berakhir dengan kehancuran total atas izin dan kehendak Allah SWT.
Kisah ini berpusat pada seorang penguasa Yaman yang zalim bernama Abraha bin Ash-Shabah. Abraha membangun sebuah gereja megah (sebagian riwayat menyebutkan katedral besar) di Yaman yang ia harapkan dapat menyaingi kemuliaan Ka'bah di Mekah. Ia merasa iri melihat orang-orang Quraisy dan bangsa Arab lainnya masih melakukan perjalanan haji ke Ka'bah. Untuk mengalihkan pusat ibadah dan kekuasaan, Abraha berniat menghancurkan Ka'bah.
Niat jahat ini didukung oleh kekuatan militer yang belum pernah terlihat sebelumnya di Jazirah Arab. Pasukan Abraha dilengkapi dengan ribuan tentara dan yang paling menakjubkan, belasan ekor gajah perang. Gajah-gajah ini menjadi simbol kekuatan militer yang tak terbantahkan pada masa itu. Tujuan mereka jelas: meratakan Ka'bah dengan tanah.
Ilustrasi simbolis: Burung-burung pembawa batu menghancurkan pasukan gajah.
Ketika pasukan Abraha telah tiba di lembah dekat Mekah dan bersiap untuk melancarkan serangan terakhir, Allah mengirimkan pertolongan yang tidak terduga. Allah mengutus burung-burung dari laut (disebut sebagai Ababil) yang jumlahnya sangat banyak.
Setiap burung membawa tiga batu kecil—dua di kakinya dan satu di paruhnya. Batu-batu kecil tersebut bukanlah batu biasa; mereka adalah batu api atau kerikil panas yang dilemparkan ke arah pasukan gajah dan tentaranya. Ayat-ayat surah ini menjelaskan detail pertolongan ilahi ini:
Dampak dari lemparan batu ini sangat dahsyat. Pasukan yang tadinya gagah perkasa kini porak-poranda. Gajah-gajah yang menjadi andalan mereka tiba-tiba menjadi liar dan bingung, sebagian besar lari tunggang langgang, sementara para prajurit hancur berkeping-keping seolah-olah mereka hanyalah jerami kering yang diinjak-injak.
Surah Al-Fil menceritakan tentang keagungan dan kekuasaan mutlak Allah. Kisah ini memberikan beberapa pelajaran fundamental bagi umat Islam:
Inti dari surah ini adalah jaminan bahwa Allah menjaga dan melindungi Ka'bah dari segala upaya kehancuran. Abraha dan pasukannya kembali ke Yaman dalam keadaan hancur, membawa pesan bahwa tidak ada kekuatan yang bisa menandingi keesaan Allah. Oleh karena itu, ketika kita membaca surah Al-Fil menceritakan tentang bagaimana batu-batu kecil mampu menghancurkan pasukan gajah, kita diingatkan untuk selalu bertawakal dan mengarahkan ibadah hanya kepada Allah Yang Maha Perkasa.
Surah ini mengakhiri kisahnya dengan sebuah pertanyaan retoris yang merenungkan, "Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka sia-sia?" Jawaban atas pertanyaan tersebut sudah jelas: ya, tipu daya mereka gagal total dan mereka sendiri yang binasa. Ini adalah bukti nyata bahwa rencana jahat terhadap kebenaran pasti akan digagalkan oleh Rabbul 'alamin.