Surah Ad-Duha (Siang Hari)

ضحى Ad-Duha

(Simbolis visualisasi waktu pagi hari)

Surah Ad-Duha adalah salah satu permata Madaniyah dalam Al-Qur'an, terdiri dari 11 ayat yang turun sebagai penghiburan dan penegasan janji Allah SWT kepada Nabi Muhammad ﷺ. Nama "Ad-Duha" sendiri berarti "Waktu Dhuha" atau pagi menjelang siang, waktu yang cerah setelah fajar.

Penurunan surah ini memiliki latar belakang sejarah yang sangat menyentuh. Setelah periode wahyu terhenti sesaat (disebut Fatrah al-Wahy), Nabi Muhammad ﷺ merasa sangat sedih dan khawatir, bahkan ada yang beranggapan bahwa Tuhan telah meninggalkan beliau. Kesedihan inilah yang dijawab langsung oleh Allah SWT melalui firman-Nya dalam Surah Ad-Duha.

Penegasan dan Penghiburan Ilahi

Ayat-ayat awal surah ini merupakan sumpah Allah yang menegaskan kebenaran janji-Nya. Sumpah ini menggunakan dua waktu yang penuh makna: waktu pagi yang sedang cerah dan malam yang sunyi.

Demi waktu dhuha (pagi), dan demi malam apabila telah sunyi, Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepada kamu. (QS. Ad-Duha: 1-3)

Sumpah ini berfungsi sebagai penenang jiwa. Bagi seorang Nabi yang sedang menanggung beban risalah, kepastian bahwa Sang Pencipta tidak meninggalkannya adalah kekuatan terbesar. Ini memberikan pesan universal bahwa setiap manusia yang sedang berada dalam kegelapan atau kesusahan (seperti malam yang sunyi) akan selalu diikuti oleh fajar kebahagiaan (waktu dhuha) dari sisi Allah.

Kebaikan yang Akan Datang

Setelah memberikan penghiburan atas kesedihan yang dirasakan Nabi ﷺ, Allah SWT kemudian memberikan kabar gembira mengenai masa depan. Hal ini menunjukkan bahwa kesulitan yang dialami saat ini hanyalah sementara dan akan digantikan dengan kemudahan serta kemuliaan yang jauh lebih besar.

Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada hari permulaan. Dan kelak Tuhanmu pasti menganugerahkan (nikmat) kepadamu, sehingga kamu menjadi puas. (QS. Ad-Duha: 4-5)

Ayat ini sering ditafsirkan sebagai janji keberhasilan dakwah, penaklukan Mekkah, dan kemuliaan yang akan dinikmati Nabi Muhammad ﷺ di dunia maupun akhirat. Bagi umat Islam, ayat ini menjadi motivasi bahwa kesabaran dalam menghadapi ujian pasti akan membuahkan hasil yang memuaskan dari Allah SWT.

Nasihat untuk Membalas Nikmat

Surah Ad-Duha tidak berhenti pada janji, tetapi juga memberikan petunjuk praktis mengenai bagaimana seharusnya seorang hamba bersikap setelah menerima rahmat dan penghiburan. Terdapat tiga perintah utama yang ditekankan:

  1. Jangan Menghardik Anak Yatim: Mengingatkan Nabi ﷺ akan masa kecilnya sendiri yang yatim piatu, Allah memerintahkan untuk bersikap lembut dan penuh kasih sayang kepada anak-anak yatim. Ini adalah bentuk syukur dengan cara memperhatikan mereka yang lemah.
  2. Jangan Menolak Peminta-minta: Bersikap dermawan dan tidak menolak mereka yang membutuhkan bantuan (walaupun dengan sekadar kata-kata yang baik).
  3. Menyebar Nikmat Tuhan: Perintah paling penting adalah untuk selalu menceritakan dan menampakkan nikmat karunia yang telah diberikan Allah SWT. Ini adalah puncak rasa syukur, yaitu mengakui sumber segala kebaikan.

Secara keseluruhan, Surah Ad-Duha adalah surat penenang jiwa yang mengajarkan bahwa dalam kegelapan tersembunyi janji cahaya, dan bahwa kesulitan adalah jalan menuju kemudahan yang lebih besar. Bagi seorang Muslim, surah ini adalah pengingat abadi bahwa Allah tidak pernah lalai mengawasi dan merencanakan kebaikan terbaik bagi hamba-Nya yang bersabar dan bertakwa.

🏠 Homepage