Memahami Surah Al-Lahab (Tabbat Yada)

Surah Pendek Penuh Pelajaran Tentang Konsekuensi Kekafiran

Ilustrasi Tabbat Yada: Pohon Kurma dan Api

Teks dan Bacaan Surah Al-Lahab

تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ
Tabbat yadaa Abii Lahabinw wa tabb
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan dia pun binasa.
مَا أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ
Maa aghna 'anhu maaluhu wamaa kasab
Tidaklah berguna baginya harta bendanya dan apa yang telah ia usahakan.
سَيَصْلَىٰ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ
Sayaslaa naaran dzaata lahab
Kelak ia akan masuk ke dalam api yang bergolak.
وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ
Wamraatuhu hammalatal hatab
Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar,
فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِّن مَّسَدٍ
Fii jiidihaa hablum mim masad
yang di lehernya ada tali daripada sabut (tali yang kasar).

Latar Belakang dan Konteks Surah Tabbat Yada

Surah Al-Lahab, yang juga dikenal sebagai Surah Al-Masad, adalah salah satu surah terpendek dalam Al-Qur'an, terdiri dari lima ayat. Nama "Tabbat Yada" diambil dari ayat pertamanya. Surah ini turun di Mekkah, memberikan peringatan keras kepada salah satu musuh bebuyutan Islam di masa awal kenabian.

Target utama dari penurunan surah ini adalah Abu Lahab bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad SAW. Meskipun memiliki hubungan kekerabatan, Abu Lahab adalah salah satu orang yang paling gigih dan terang-terangan memusuhi dakwah Rasulullah. Ia mendapat julukan "Abu Lahab" (Bapak Nyala Api) karena ketampanannya dan semangatnya yang membara dalam permusuhan.

Pesan Utama yang Terkandung

Ayat pertama, "Tabbat yadaa Abii Lahabinw wa tabb," adalah kutukan tegas yang menyatakan kehancuran total bagi Abu Lahab. Kata "Tabbat" bermakna binasa atau celaka. Ini menunjukkan bahwa setiap usaha permusuhan yang dilakukan oleh Abu Lahab terhadap risalah kebenaran akan sia-sia dan justru membawa kebinasaan baginya sendiri.

Ayat kedua menyoroti ironi kehidupan duniawi yang dikejar Abu Lahab: "Maa aghna 'anhu maaluhu wamaa kasab." Kekayaan dan hasil jerih payahnya selama hidup tidak akan mampu menyelamatkannya dari azab Allah ketika datangnya hari perhitungan. Ini adalah pelajaran universal bahwa harta benda dan kekuasaan duniawi tidak ada artinya di hadapan kebenaran ilahi.

Puncak ancaman termuat dalam ayat ketiga: "Sayaslaa naaran dzaata lahab." Abu Lahab akan memasuki neraka yang gejolak apinya sangat dahsyat. Penggunaan kata "lahab" di sini sangat kontras dengan julukan yang ia sandang, menegaskan bahwa api dunia yang ia banggakan akan digantikan oleh api akhirat yang jauh lebih mengerikan.

Peran Istri Abu Lahab

Surah ini tidak hanya menghukum Abu Lahab, tetapi juga istrinya, yang bernama Arwa binti Harb, saudara perempuan Abu Sufyan. Ia digambarkan dalam ayat keempat dan kelima: "Wamraatuhu hammalatal hatab, Fii jiidihaa hablum mim masad."

Istrinya dikenal sangat aktif dalam menyakiti Rasulullah. Ia sering meletakkan duri dan kotoran di jalan yang akan dilewati Nabi. Oleh karena itu, ia dijanjikan hukuman khusus sebagai "pembawa kayu bakar"—kayu bakar yang akan menyalakan api neraka bagi suaminya, sambil dirinya sendiri akan terikat dengan tali kasar dari sabut. Ini menunjukkan bahwa permusuhan terhadap kebenaran adalah aksi kolektif yang mendapat balasan setimpal.

Hikmah Mempelajari Surah Pendek Tabbat Yada

Meskipun Surah Al-Lahab diturunkan untuk konteks spesifik terhadap individu tertentu, pelajarannya bersifat abadi. Surah ini mengajarkan pentingnya menjaga lisan dan perbuatan dari permusuhan terhadap kebenaran agama. Ia mengingatkan setiap Muslim bahwa tidak ada kekuasaan, harta, atau bahkan kedekatan keluarga yang dapat melindungi seseorang dari konsekuensi buruk jika ia memilih untuk menolak petunjuk Allah.

Surah ini juga menegaskan bahwa Allah SWT akan membela kebenaran risalah-Nya, bahkan ketika dihadapkan pada penolakan keras dari pihak-pihak yang paling dekat sekalipun. Bagi seorang Muslim, membaca dan merenungkan Surah Tabbat Yada adalah pengingat untuk selalu bersikap jujur dalam keimanan dan menjauhi segala bentuk kesombongan serta permusuhan yang sia-sia.

🏠 Homepage