Surat Ad-Dhuha adalah salah satu surat pendek dalam Al-Qur'an, terletak di Juz Amma (juz ke-30). Surat yang terdiri dari 11 ayat ini memiliki posisi penting, terutama karena diturunkan pada saat Rasulullah Muhammad SAW sedang mengalami masa sulit dan jeda wahyu. Penurunan surat ini membawa penghiburan dan kepastian janji Allah SWT kepada Nabi-Nya. Memahami surat ad dhuha bukan hanya soal menghafal teks, tetapi juga meresapi pesan ilahi tentang harapan, kasih sayang, dan larangan berputus asa dari rahmat Allah.
Latar Belakang Penurunan (Asbabul Nuzul)
Menurut riwayat, Surat Ad-Dhuha diturunkan setelah masa jeda wahyu (fatrah) yang cukup lama. Selama periode ini, Nabi Muhammad SAW merasa sangat sedih dan khawatir, bahkan sempat dikira ditinggalkan oleh Jibril AS. Kesedihan ini memicu bisikan setan bahwa Tuhannya telah meninggalkan beliau. Pada saat kekhawatiran memuncak itulah, Allah SWT menurunkan surat Ad-Dhuha sebagai penegasan dan penghiburan.
Ayat pertama dan kedua langsung menyapa Nabi dengan sumpah yang sangat agung: "Demi waktu dhuha (ketika matahari naik sepenggalah), dan demi malam apabila telah sunyi." Sumpah ini menegaskan bahwa Allah tidak pernah meninggalkan, melupakan, atau membenci hamba-Nya yang sedang diuji.
Kandungan Utama Surat Ad-Dhuha
Secara garis besar, surat ini mengandung tiga pesan utama yang sangat mendalam bagi setiap mukmin yang sedang menghadapi kesulitan:
1. Kepastian Kasih Sayang Allah
Allah SWT menegaskan bahwa Dia tidak pernah meninggalkan dan membenci Nabi Muhammad SAW. Ini adalah fondasi keimanan bahwa dalam keadaan terbaik maupun terburuk, pertolongan dan perhatian Allah selalu menyertai. Bagi umat Islam, ini menjadi jaminan bahwa ujian yang datang pasti disertai kemudahan.
2. Mengingat Nikmat Masa Lalu
Surat ini mengingatkan Nabi akan nikmat-nikmat yang telah dianugerahkan Allah di masa lalu, seperti mendapatkan perlindungan saat yatim piatu, petunjuk saat kebingungan, dan kecukupan saat fakir. Ayat ini berfungsi untuk membangkitkan rasa syukur dan mengingatkan bahwa Zat yang telah menolong di masa lalu pasti akan menolong di masa depan.
(Dan Dia mendapatimu sedang kebingungan, lalu Dia memberikan petunjuk).
3. Perintah untuk Beramal Saleh dan Berharap Baik
Setelah janji dan pengingat nikmat, surat ditutup dengan perintah positif. Rasulullah diperintahkan untuk tidak menzalimi anak yatim dan tidak menghardik peminta. Lebih penting lagi, beliau diperintahkan untuk senantiasa menceritakan nikmat Tuhan kepada orang lain. Ayat terakhir, "Dan sesungguhnya pertolongan Allah akan datang kepadamu, dan kamu akan merasa puas," adalah janji kemenangan yang pasti bagi kesabaran dan ketekunan dalam berdakwah.
Keutamaan dan Manfaat Mengamalkan Surat Ad-Dhuha
Selain menjadi penenang jiwa saat gundah, mengamalkan surat Ad-Dhuha memiliki keutamaan khusus. Salah satu yang sangat masyhur adalah anjuran untuk melaksanakan shalat Dhuha, yaitu shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu pagi setelah matahari meninggi. Shalat Dhuha dianggap sebagai cara konkret seorang hamba meneladani makna surat ini.
Membaca surat Ad-Dhuha secara rutin dipercaya mendatangkan ketenangan batin, menguatkan rasa syukur, dan menjauhkan diri dari sifat kikir. Ia mengajarkan bahwa masa sulit hanyalah sementara, dan Allah telah menyiapkan kemuliaan bagi mereka yang bersabar dan terus bergerak menuju kebaikan. Surat ad dhuha adalah pengingat abadi bahwa setelah kesusahan pasti ada kemudahan, asalkan kita tidak pernah berhenti memohon dan berserah diri kepada Sang Pencipta waktu.
Oleh karena itu, ketika kita merasa hidup sedang terasa berat, gelap, atau merasa Allah jauh, membacakan dan merenungkan makna surat Ad-Dhuha dapat menjadi pelita yang mengingatkan kita bahwa pagi pasti akan datang setelah malam tergelap sekalipun.