Surat Al-Fatihah, yang berarti "Pembukaan", adalah surat pertama dalam susunan mushaf Al-Qur'an dan memiliki kedudukan yang sangat agung. Surat ini wajib dibaca dalam setiap rakaat salat, menjadikannya jembatan utama komunikasi vertikal antara seorang hamba dengan Tuhannya. Pertanyaan tentang surat al fatihah berisi apa sesungguhnya? Jawabannya mencakup puji-pujian, pengakuan keesaan, permohonan petunjuk, dan pengakuan pertanggungjawaban.
Al-Fatihah sering disebut sebagai 'Ummul Kitab' (Induk Al-Kitab) atau 'Sab'ul Matsani' (Tujuh Ayat yang Diulang-ulang) karena perannya yang fundamental. Memahami maknanya secara mendalam akan mengubah cara kita melaksanakan salat, dari sekadar rutinitas menjadi dialog yang penuh penghayatan.
Secara garis besar, surat al fatihah berisi rangkuman sempurna dari seluruh ajaran Islam, terbagi dalam beberapa segmen penting:
Tiga ayat pertama (termasuk Basmalah) adalah ungkapan sanjungan total kepada Allah SWT. Ini menunjukkan bahwa sebelum meminta, seorang hamba harus terlebih dahulu mengakui kebesaran dan sifat-sifat sempurna Allah (Ar-Rahman, Ar-Rahim, Malik). Ini adalah pondasi syukr (rasa terima kasih).
Ayat kelima adalah pengakuan bahwa ibadah (seperti salat, puasa, zikir) hanya ditujukan kepada-Nya, dan pertolongan hanya bersumber dari-Nya. Ini membatalkan segala bentuk syirik (persekutuan) dalam penyembahan dan ketergantungan. Ini adalah puncak dari konsep Rububiyyah (ketuhanan) dan Uluhiyyah (penyembahan).
Bagian akhir adalah permohonan yang paling vital bagi kelangsungan hidup spiritual: petunjuk. Seorang Muslim mengakui bahwa tanpa petunjuk Allah, ia akan mudah terjerumus pada dua jalan kehancuran: jalan yang dimurkai (yaitu jalan orang yang mengetahui kebenaran namun menolaknya secara sengaja, seperti Yahudi pada masa lalu) dan jalan yang sesat (yaitu jalan orang yang tidak berilmu atau lalai terhadap kebenaran, seperti Nasrani pada masa lalu).
Keutamaan surat ini tidak dapat dilepaskan dari fungsinya dalam salat. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa Allah Ta'ala berfirman mengenai pembagian antara-Nya dan hamba-Nya saat membaca Al-Fatihah. Ketika hamba mengucapkan "Alhamdulillahirabbil 'Alamin," Allah menjawab, "Hamba-Ku telah memuji-Ku." Ketika hamba mengucapkan "Ar-Rahmanir-Rahim," Allah menjawab, "Hamba-Ku telah menyanjung-Ku."
Oleh karena itu, setiap kata dalam Al-Fatihah memiliki resonansi ilahi. Ia bukan sekadar bacaan, melainkan sebuah dialog sakral yang menuntut kehadiran hati (khushu’). Memahami surat al fatihah berisi kunci kebahagiaan dunia dan akhirat akan mendorong kita untuk membacanya dengan kesadaran penuh, memastikan bahwa kita benar-benar meminta jalan yang lurus dari Sang Maha Pengasih setiap hari. Ini adalah ringkasan ajaran, doa, dan pujian yang terangkum dalam tujuh ayat yang mendasari seluruh amal ibadah kita.