Setiap Muslim yang melaksanakan salat wajib mengetahui dan membaca Surat Al-Fatihah. Surat ini adalah inti dari ibadah salat itu sendiri, bahkan sering disebut sebagai "Ummul Kitab" atau induk Al-Qur'an. Keistimewaannya tidak tertandingi karena ia mengandung pujian tertinggi kepada Allah SWT, pengakuan atas keesaan-Nya, serta permohonan petunjuk ke jalan yang lurus.
Ilustrasi visualisasi keagungan Al-Fatihah.
Pertanyaan Kunci: Surat Al-Fatihah Berapa Ayat?
Pertanyaan mendasar yang sering muncul di kalangan umat Islam, baik yang baru belajar maupun yang sudah lama beribadah, adalah mengenai jumlah pasti ayat dalam Surat Al-Fatihah. Jawaban yang disepakati secara universal oleh para ulama, berdasarkan Mushaf standar (Utsmani) dan riwayat-riwayat sahih, adalah bahwa Surat Al-Fatihah terdiri dari tujuh (7) ayat.
Total Ayat: 7 Ayat
Namun, sering kali terjadi perdebatan kecil mengenai penempatan ayat pertama. Apakah "Bismillahirrahmanirrahim" (Dengan Nama Allah, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang) termasuk hitungan ayat atau hanya sebagai pembukaan? Dalam pandangan mazhab Syafi'i, yang banyak dianut di Indonesia, "Bismillahirrahmanirrahim" dihitung sebagai ayat pertama. Sementara itu, mazhab Hanafi dan Maliki seringkali tidak menghitungnya sebagai bagian dari tujuh ayat, sehingga bagi mereka ayat pertama adalah "Alhamdulillaahi Rabbil 'Aalamiin". Meskipun ada perbedaan pendapat minor mengenai penomoran spesifik, kesepakatan bahwa surat ini memiliki tujuh frasa inti yang membentuk tujuh ayat tetap menjadi pegangan utama.
Keutamaan dan Struktur Tujuh Ayat
Tujuh ayat ini memiliki struktur yang sangat teratur dan mendalam. Lima ayat pertama adalah pujian dan pengakuan tauhid, sementara dua ayat terakhir adalah permohonan.
- Ayat 1 (Bismillah): Pembukaan yang menunjukkan niat dan mencari keberkahan.
- Ayat 2 (Alhamdulillaahi Rabbil 'Aalamiin): Pujian universal bahwa segala puji hanya milik Allah, Tuhan seluruh alam.
- Ayat 3 (Ar-Rahmaanir-Rahiim): Penegasan sifat kasih sayang Allah yang tak terbatas.
- Ayat 4 (Maaliki Yawmid Diin): Pengakuan bahwa Allah adalah pemilik tunggal hari pembalasan.
- Ayat 5 (Iyyaka Na'budu Wa Iyyaka Nasta'iin): Pengakuan tunggalitas ibadah dan permohonan pertolongan. Ini adalah jantung surat.
- Ayat 6 (Ihdinas-Shiraathal Mustaqiim): Permohonan petunjuk agar dijauhkan dari kesesatan.
- Ayat 7 (Shiraathal ladziina an'amta 'alaihim ghairil maghdhuubi 'alaihim waladhaallin): Permintaan agar ditetapi dalam jalan orang-orang yang dirahmati, bukan jalan mereka yang dimurkai atau yang tersesat.
Karena peran sentralnya ini, Al-Fatihah disebut sebagai "Ash-Shalaah" (Salat itu sendiri). Jika seseorang tidak membaca Al-Fatihah dalam salatnya, maka salatnya dianggap tidak sah. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya penguasaan dan pemahaman mendalam terhadap ketujuh ayat ini.
Mengapa Al-Fatihah Begitu Penting?
Keistimewaan Al-Fatihah juga tercermin dalam dialog Ilahi yang termaktub dalam hadis Qudsi. Ketika seorang hamba membaca Al-Fatihah, Allah SWT menjawab setiap ayatnya (kecuali ayat keenam). Misalnya, ketika hamba membaca "Alhamdulillaahi Rabbil 'Aalamiin," Allah berfirman, "Hamba-Ku telah memuji-Ku." Dialog intim ini menunjukkan bahwa Al-Fatihah adalah jembatan komunikasi langsung antara hamba dan Penciptanya saat berdiri dalam ibadah.
Bagi seorang Muslim, mengerti bahwa Al-Fatihah terdiri dari 7 ayat yang padat makna adalah langkah awal untuk menghayati setiap kalimatnya. Bukan sekadar menghafal lafal, namun memahami bahwa di dalamnya terkandung seluruh aspek akidah—Tauhid Rububiyah, Uluhiyah, Asma wa Sifat, serta doa terbaik untuk meminta bimbingan hidup. Oleh karena itu, kesempurnaan salat bergantung pada kesempurnaan bacaan dan pemahaman kita terhadap ketujuh ayat pembuka Al-Qur'an ini. Pemahaman ini membantu umat Islam untuk lebih khusyuk dan tadabbur saat mengulanginya dalam setiap rakaat salat lima waktu.