Ilustrasi: Fondasi Kebenaran
Pertanyaan mengenai posisi dan klasifikasi Surat Al-Fatihah dalam struktur Al-Qur'an adalah salah satu pembahasan fundamental dalam ilmu tafsir dan tilawah. Tidak diragukan lagi, Al-Fatihah adalah surat yang memiliki kedudukan paling istimewa, bahkan sering disebut sebagai "Ummu Kitab" (Induk Al-Qur'an) atau "Sab'ul Matsani" (Tujuh Ayat yang Diulang-ulang).
Secara umum, klasifikasi surat dalam Al-Qur'an sering didasarkan pada panjang ayat (seperti Thawal al-Mufassal, Awsat, dan Qishar), atau berdasarkan lokasi turunnya (Makkiyah dan Madaniyah). Jika kita merujuk pada klasifikasi berdasarkan tempat turunnya, **Surat Al-Fatihah termasuk ke dalam golongan surat Makkiyah.**
Mayoritas ulama tafsir sepakat bahwa Al-Fatihah diturunkan di Mekkah sebelum Rasulullah SAW melakukan Hijrah ke Madinah. Meskipun terdapat beberapa pandangan minoritas yang menyebutkan sebagian ayat turun di Madinah, konsensus kuat menetapkannya sebagai surat Makkiyah.
Surat Makkiyah umumnya dicirikan dengan fokus pada penetapan akidah (tauhid), pengenalan sifat-sifat Allah SWT, hari akhir, serta peringatan keras bagi kaum musyrikin. Al-Fatihah sangat sesuai dengan karakteristik ini. Ayat-ayatnya memuat inti ajaran Islam: pujian tertinggi kepada Allah (Ar-Rahman, Ar-Rahim, Maliki Yaumiddin), pengakuan akan keesaan-Nya, dan permohonan petunjuk jalan yang lurus.
Namun, pengkategorian berdasarkan Makkiyah/Madaniyah terasa kurang komprehensif untuk menggambarkan keagungan Al-Fatihah. Kedudukan yang lebih menonjol adalah statusnya sebagai **Ummu Kitab** atau **Ummul Qur'an**.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
(1) Bismillahirrahmanirrahim
(Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.)
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
(2) Alhamdulillahirabbil'alamin
(Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.)
*(...dan seterusnya hingga ayat 7)*
Mengapa disebut Ummu Kitab? Karena ia mengandung ringkasan dari seluruh ajaran pokok yang ada di dalam Al-Qur'an. Jika Al-Qur'an adalah sebuah bangunan megah, maka Al-Fatihah adalah fondasinya. Tanpa pemahaman dan pengakuan terhadap makna Al-Fatihah, pemahaman terhadap keseluruhan Al-Qur'an akan terasa pincang.
Selain itu, Al-Fatihah juga termasuk dalam golongan **Sab'ul Matsani**, yang berarti tujuh ayat yang diulang-ulang. Penamaan ini mengacu pada fakta bahwa surat ini wajib dibaca dalam setiap rakaat shalat wajib maupun sunnah. Fungsi ritualistik inilah yang menjadikan surat ini unik dan tidak dapat digantikan oleh surat lain.
Dalam konteks shalat, Al-Fatihah menjadi jembatan komunikasi esensial antara hamba dan Tuhannya. Ini tertuang dalam hadits Qudsi mengenai pembagian shalat antara hamba dan Allah:
Oleh karena itu, Al-Fatihah bukan hanya diklasifikasikan secara geografis (Makkiyah), tetapi juga diklasifikasikan berdasarkan fungsi dan kedudukannya sebagai pilar ibadah dan rangkuman wahyu ilahi. Ia adalah pembuka segala kebaikan dan penjelas jalan yang benar.
Untuk menjawab secara ringkas: Surat Al-Fatihah termasuk dalam golongan:
Tidak ada satu pun surat lain yang menyamai kedudukannya. Keistimewaannya menjadikannya bagian integral dari rukun iman dan praktik keagamaan sehari-hari umat Islam, menjadikannya surat yang paling sering dibaca, direnungkan, dan dihafalkan di sepanjang hidup seorang Muslim.