Dalam studi Al-Qur'an, urutan penulisan mushaf sering kali berbeda dengan urutan pewahyuan (nuzul). Memahami kapan sebuah surat diturunkan memberikan konteks historis yang kaya mengenai peristiwa yang melatarbelakangi ayat-ayat tersebut. Salah satu surat yang menarik perhatian dalam konteks kronologi ini adalah Surat Al-Fil (Gajah).
Surat Al-Fil dan Konteks Penurunannya
Surat Al-Fil, yang terdiri dari lima ayat pendek, menceritakan peristiwa luar biasa mengenai upaya penghancuran Ka'bah oleh pasukan bergajah di bawah pimpinan Abrahah, Raja Yaman. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW, menjadikannya salah satu peristiwa pra-Islam yang paling signifikan dan diabadikan langsung oleh Allah SWT dalam kitab suci-Nya.
Pertanyaan mengenai "surat al fil diturunkan sebelum surat" mana sering muncul dalam diskusi para ulama tafsir dan ahli ushul tafsir. Berdasarkan konsensus mayoritas mufasir, Surat Al-Fil tergolong dalam kelompok surat-surat Makkiyah, yaitu yang diturunkan sebelum Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah.
Ilustrasi peristiwa penghancuran pasukan gajah.
Urutan Wahyu Surat Al-Fil
Para ahli tafsir berbeda pendapat mengenai urutan pastinya, namun mayoritas mengaitkan penurunan Al-Fil setelah surat-surat awal yang sangat pendek (seperti Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas) dan sebelum surat-surat yang lebih panjang yang membahas hukum dan kehidupan sosial Madinah.
Secara umum, urutan pewahyuan Al-Qur'an ditandai dengan periode Mekkah dan Madinah. Peristiwa penyerangan Abrahah terjadi sekitar tahun 570 Masehi. Wahyu yang turun pada fase ini umumnya berfungsi untuk meneguhkan tauhid, mengingatkan nikmat Allah, dan mempersiapkan mental kaum Quraisy (dan khususnya Nabi SAW) terhadap kekuasaan mutlak Tuhan yang dapat menghancurkan kekuatan besar hanya dengan ciptaan-Nya yang kecil (burung Ababil).
Oleh karena itu, jika kita membandingkan Surat Al-Fil dengan surat-surat lain, besar kemungkinan surat al fil diturunkan sebelum surat yang membahas detail syariat Islam pasca-Hijrah, seperti Surat Al-Baqarah, An-Nisa, atau bahkan beberapa surat Makkiyah yang turun belakangan yang membahas isu-isu filosofis lebih mendalam.
Perbandingan dengan Surat Lain
Surat-surat yang secara luas diyakini turun lebih awal meliputi lima ayat pertama Surat Al-'Alaq. Surat Al-Fil, meskipun pendek, turun setelah serangkaian surat makkiyah lainnya yang sudah menguatkan fondasi akidah. Keunikan Al-Fil adalah fokusnya pada peristiwa eksternal yang spesifik dan historis.
Beberapa riwayat menunjukkan bahwa Al-Fil berada di urutan sekitar surat ke-29 atau ke-30 dari perspektif pewahyuan. Hal ini menempatkannya jauh sebelum surat-surat yang membahas tentang tata kelola negara Islam di Madinah. Misalnya, Al-Fil jelas diturunkan jauh sebelum Surat Al-Ahzab atau Surat An-Nur yang merupakan surat-surat Madaniyah yang kaya akan peraturan sosial dan hukum.
Penelitian tentang urutan wahyu (yang dikenal sebagai 'Tartib Nuzul') sangat membantu dalam memahami bagaimana wahyu berfungsi sebagai respons bertahap terhadap tantangan dan kebutuhan umat pada waktu yang berbeda. Surat Al-Fil berdiri sebagai peringatan abadi bahwa kekuatan fisik tidak berarti di hadapan iradah ilahi, sebuah pesan yang diserukan pada periode awal dakwah Islam di Mekkah.
Kesimpulannya, berdasarkan analisis kronologis peristiwa dan klasifikasi Makkiyah, Surat Al-Fil termasuk di antara surat-surat awal yang diturunkan, berfungsi sebagai pengingat akan kekuasaan Allah sebelum dakwah Islam memasuki fase reorganisasi komunitas secara penuh di Madinah. Urutan pastinya mungkin bervariasi di antara beberapa sumber, namun posisinya tetap kuat di era Mekkah awal hingga pertengahan.