Menguak Keagungan Surat Al-Ikhlas

Simbol Ketuhanan dan Kesatuan I

Ilustrasi visualisasi kesatuan (Tauhid) dalam Al-Ikhlas.

Posisi Surat Al-Ikhlas dalam Mushaf Al-Qur'an

Salah satu pertanyaan mendasar bagi umat Islam yang sering muncul adalah mengenai urutan surat-surat dalam Al-Qur'an. Secara spesifik, banyak yang ingin mengetahui: surat Al-Ikhlas surat yg keberapa?

Jawabannya tegas dan telah disepakati oleh seluruh ulama berdasarkan riwayat dari Nabi Muhammad SAW. Surat Al-Ikhlas, yang memiliki nama lain seperti *Al-Tawhid* (Pembersihan Keimanan) atau *Al-Muwahhidun*, menempati posisi sebagai **surat ke-112** dalam susunan mushaf Al-Qur'an yang kita baca saat ini.

Al-Qur'an terdiri dari 114 surat. Surat ke-112 ini terletak di bagian akhir kitab suci, tepat sebelum Surat Al-Falaq (surat ke-113) dan Surat An-Nas (surat ke-114). Meskipun urutannya berada di penghujung, kedudukan spiritual dan keagungannya tidak berkurang sedikit pun. Justru, penempatan ini seringkali dianggap sebagai penutup yang sempurna, merangkum inti dari seluruh ajaran Islam, yaitu tauhid (mengesakan Allah).

Mengapa Surat Al-Ikhlas Begitu Penting?

Pentingnya surat ini bukan terletak pada panjangnya—ia adalah surat yang sangat pendek, hanya terdiri dari empat ayat—melainkan pada kedalaman maknanya. Surat Al-Ikhlas adalah definisi paling ringkas dan paling murni mengenai hakikat Allah SWT.

Menurut riwayat hadis, surat ini turun sebagai jawaban atas permintaan kaum musyrikin Mekah yang menanyakan nasab (silsilah) atau wujud Tuhan yang disembah oleh Rasulullah SAW. Mereka menantang, "Sifati Tuhanmu kepada kami!" Sebagai respons, Allah menurunkan empat ayat yang memisahkan Allah dari segala ciptaan dan pemikiran manusia.

Teks Surat Al-Ikhlas (Arab, Latin, dan Terjemahan)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Bismillaahir Rahmaanir Rahiim.

1. قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
Qul Huwallaahu Ahad. (Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa.")
2. اللَّهُ الصَّمَدُ
Allaahush Shomad. (Allah adalah Ash-Shomad (Tempat bergantung segala sesuatu).)
3. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
Lam Yalid Walam Yuulad. (Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan.)
4. وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
Walam Yakul LaHu Kufuwan Ahad. (Dan tidak ada seorang pun yang menyamai Dia.)

Tafsir Singkat Ayat demi Ayat

Setiap ayat dalam surat ke-112 ini berfungsi untuk meniadakan segala bentuk kesyirikan dan kesalahpahaman manusia tentang Tuhan:

  1. Allah Yang Maha Esa (Ahad): Menegaskan keunikan dan keesaan mutlak Allah. Tidak ada yang sebanding atau sejenis dengan-Nya.
  2. Allah Ash-Shomad: Ini adalah inti dari sifat Allah yang paling agung. Ash-Shomad berarti Dia adalah tujuan akhir dari segala kebutuhan dan permohonan. Semua makhluk bergantung kepada-Nya, sementara Dia tidak bergantung kepada seorang pun.
  3. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan: Penolakan tegas terhadap anggapan bahwa Allah memiliki keturunan, baik anak maupun orang tua. Ini membebaskan Allah dari keterbatasan makhluk hidup yang lahir dan mati.
  4. Tidak ada seorang pun yang menyamai-Nya: Penegasan tentang ketidakmungkinan adanya perbandingan atau tandingan bagi Allah dalam sifat, kekuasaan, maupun zat-Nya.

Keutamaan Membaca Surat Al-Ikhlas

Keutamaan surat ini sangat luar biasa, menjadikannya sering dibaca dalam berbagai ritual keagamaan, baik shalat sunnah maupun rutin harian. Rasulullah SAW bersabda bahwa membaca Surat Al-Ikhlas setara dengan membaca sepertiga Al-Qur'an.

Dalam konteks lain, hadis shahih menyebutkan bahwa siapa pun yang membacanya sepuluh kali di siang hari, akan dijaga dari segala keburukan hingga malam hari. Dan bagi mereka yang membacanya sebanyak sepuluh kali saat malam tiba, akan dijaga hingga pagi hari.

Karena ia adalah inti dari tauhid, maka siapa pun yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, harus mencintai dan menghayati makna dari surat pendek nan padat ini. Memahami bahwa surat Al-Ikhlas surat yg keberapa (yaitu ke-112) hanyalah penanda urutan, namun esensi maknanya adalah fondasi dari seluruh iman seorang Muslim. Surat ini adalah benteng aqidah, pemurnian keyakinan, dan manifestasi tertinggi dari penghambaan total kepada Sang Pencipta Yang Maha Tunggal.

🏠 Homepage