Kedudukan Surat Al-Kahfi dalam Al-Qur'an

Ilustrasi Gua dan Kitab Suci 18

Jawaban Singkat: Surat Al-Kahfi Adalah Surat Ke-18

Pertanyaan mengenai urutan Surat Al-Kahfi dalam mushaf Al-Qur'an memiliki jawaban yang jelas dan pasti dalam susunan tartib (urutan) mushaf standar. Surat Al-Kahfi adalah surat yang ke-18. Surat ini menempati posisi yang strategis setelah Surat Al-Isra' (Al-Isra'), yang merupakan surat ke-17, dan sebelum Surat Maryam, yang merupakan surat ke-19.

Urutan ini telah ditetapkan berdasarkan kesepakatan ulama berdasarkan riwayat (atsar) yang sahih dari masa sahabat Nabi Muhammad SAW, ketika Al-Qur'an mulai dikodifikasikan secara resmi pada masa Khalifah Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu.

Signifikansi Urutan dan Penempatan

Penempatan sebuah surat dalam Al-Qur'an seringkali memiliki makna dan hikmah tersembunyi, meskipun tujuan utamanya adalah mengikuti panduan yang diajarkan Rasulullah SAW. Al-Kahfi, yang berarti "Gua," adalah surat Makkiyah yang kaya akan pelajaran moral, teologis, dan spiritual.

Surat ini terkenal karena membahas empat kisah besar yang menjadi ujian bagi keimanan manusia sepanjang zaman, menjadikannya penutup yang kuat setelah serangkaian ajaran di surat sebelumnya. Empat kisah tersebut adalah:

  1. Kisah Ashabul Kahfi (Pemuda Ashabul Kahfi) yang melambangkan ujian iman di tengah penindasan agama.
  2. Kisah Dua Orang Pemilik Kebun yang melambangkan ujian kekayaan dan kesombongan duniawi.
  3. Kisah Nabi Musa AS dan Khidir AS yang melambangkan ujian ilmu dan kebijaksanaan ilahiah yang melampaui pemahaman manusia biasa.
  4. Kisah Dzulqarnain yang melambangkan ujian kekuasaan dan kepemimpinan duniawi.

Dengan menempati posisi ke-18, Al-Kahfi berfungsi sebagai pengingat kolektif bahwa fitnah (ujian) terbesar yang dihadapi mukmin selalu berkaitan dengan empat hal ini: agama, harta, ilmu, dan kekuasaan.

Kelebihan Utama Membaca Surat Al-Kahfi

Selain posisinya yang berada di urutan ke-18, Surat Al-Kahfi memiliki keutamaan yang sangat besar, terutama jika dibaca pada hari Jumat. Keutamaan ini disebutkan dalam beberapa hadis sahih, menjadikannya amalan sunnah yang sangat dianjurkan.

Salah satu keutamaan paling masyhur adalah janji akan adanya cahaya (Nur) bagi pembacanya. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa membaca Surat Al-Kahfi pada hari Jumat, akan disinari cahaya antara dua Jumat baginya." Cahaya ini bersifat spiritual dan temporal, melindungi dari kegelapan fitnah dunia.

Hal ini sangat relevan mengingat Al-Kahfi sering dikaitkan dengan perlindungan dari Fitnah Dajjal, ujian terbesar di akhir zaman. Dengan membaca surat ini secara rutin, seorang Muslim dipersiapkan secara spiritual untuk menghadapi godaan-godaan besar yang diilustrasikan dalam empat kisah utama di dalamnya.

Ayat-ayat pembuka surat ini (ayat 1 hingga 4) juga merupakan penegasan Tauhid yang agung, memuji Allah SWT yang telah menurunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk lurus tanpa cacat. Surat ke-18 ini sejatinya adalah kompas spiritual yang menuntun pembacanya agar tetap teguh pada jalan yang benar, terlepas dari kemewahan materi, kesesatan pemikiran, atau godaan kekuasaan.

Karakteristik Surat Al-Kahfi

Sebagai surat Makkiyah, Al-Kahfi mengandung ajaran dasar akidah dan tauhid yang kuat. Surat ini terdiri dari 110 ayat. Struktur naratifnya yang kuat, menggabungkan kisah-kisah dramatis dengan ayat-ayat nasihat yang padat, membuat pesan-pesannya mudah meresap ke dalam hati.

Posisi Surat Al-Kahfi sebagai surat yang ke-18 menempatkannya dalam bagian kedua dari Al-Qur'an (setelah surat Al-An'am yang merupakan batas antara Makkiyah dan Madaniyah awal), memberikan penekanan yang berkelanjutan pada konsep keesaan Allah dan pentingnya persiapan menghadapi hari akhir. Keistiqomahan dalam membaca dan merenungkan maknanya adalah kunci untuk menangkal empat fitnah besar yang mengancam kehidupan beragama seorang hamba.

🏠 Homepage