Surat Al-Kahfi merupakan salah satu surat yang sangat dianjurkan untuk dibaca, terutama pada hari Jumat, karena mengandung kisah-kisah penuh hikmah dan pelajaran penting bagi umat Islam. Salah satu ayat yang sering menjadi sorotan adalah ayat ke-71, yang mengisahkan dialog antara Nabi Musa AS dengan Khidir AS.
Ayat ini menjadi titik balik dalam perjalanan panjang Nabi Musa mencari ilmu, menandai awal dari pelajaran penting tentang batas pengetahuan manusia dan keilmuan yang hanya dimiliki oleh Allah SWT, yang kemudian diwariskan kepada hamba-Nya yang dikehendaki, yaitu Khidir.
Teks dan Terjemahan Surat Al Kahfi Ayat 71
Artinya: "Berkata Musa: 'Bukankah aku telah mengatakan kepadamu bahwa sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan dapat bersabar bersamaku?'"
Konteks Ayat dan Peran Kesabaran
Ayat 71 ini muncul setelah peristiwa Nabi Musa menyaksikan Khidir menenggelamkan perahu yang mereka tumpangi. Reaksi Nabi Musa langsung muncul karena ia merasa tindakan Khidir tidak masuk akal dan merugikan pemilik perahu. Khidir mengingatkannya kembali akan janji yang telah mereka sepakati sebelumnya. Janji tersebut adalah bahwa Musa harus bersabar dan tidak boleh bertanya sebelum Khidir sendiri yang menjelaskannya.
Dialog ini menekankan betapa pentingnya kesabaran (shabr) dalam menuntut ilmu, terutama ilmu yang bersifat hakiki dan bersumber langsung dari wahyu atau ilham ilahi. Musa, meskipun seorang nabi besar, belum siap menghadapi hikmah di balik tindakan Khidir yang tampak kejam di permukaan.
Pelajaran Pertama: Batasan Pengetahuan Manusia
Ayat ini mengajarkan bahwa pengetahuan manusia sangat terbatas. Apa yang terlihat sebagai keburukan atau ketidakadilan seringkali mengandung hikmah tersembunyi yang hanya bisa dipahami melalui perspektif Ilahi. Nabi Musa awalnya menghakimi tindakan Khidir berdasarkan logika lahiriah semata. Namun, Allah memberikan pengetahuan khusus kepada Khidir yang melampaui pemahaman manusia biasa, yaitu bahwa penenggelaman perahu itu adalah upaya menyelamatkan perahu tersebut dari rampasan raja zalim.
Hal ini mendorong kita untuk tidak cepat berprasangka buruk ketika melihat peristiwa yang sulit dipahami dalam kehidupan kita. Dalam setiap kesulitan, seringkali ada kebaikan yang sedang dipersiapkan oleh Allah.
Pelajaran Kedua: Pentingnya Menepati Janji
Khidir mengingatkan Musa mengenai janji mereka: "Bukankah aku telah mengatakan kepadamu..." Ini adalah pelajaran tentang pentingnya menepati kesepakatan, terutama kesepakatan dalam konteks pembelajaran spiritual. Ketika seseorang berjanji untuk mengikuti bimbingan seorang guru atau mentor dengan syarat tertentu (seperti tidak bertanya di awal), maka ia harus memegang teguh janji tersebut.
Melanggar janji dalam proses belajar semacam ini adalah bentuk ketidaksabaran dan ketidakpercayaan terhadap proses yang sedang dijalani. Kesabaran bukan hanya soal menahan diri dari emosi, tetapi juga tentang konsistensi dalam menjalankan komitmen.
Visualisasi dari dialog ini seringkali menggarisbawahi perbandingan antara pengetahuan yang didapat melalui usaha manusiawi (diwakili Musa) dan pengetahuan yang datang dari rahmat dan hikmah khusus (diwakili Khidir). Keduanya penting, tetapi jalur hikmah seringkali membutuhkan kerendahan hati total.
Mengaplikasikan Ayat 71 dalam Kehidupan Modern
Kisah ini relevan hingga kini. Dalam dunia yang serba cepat, kita sering kali menuntut jawaban instan. Jika sesuatu tidak berjalan sesuai rencana A, kita langsung panik atau menyalahkan keadaan. Surat Al Kahfi ayat 71 mengajarkan perlunya jeda.
Ketika menghadapi kegagalan dalam bisnis, penundaan dalam mencapai tujuan, atau situasi yang tampaknya tidak adil, kita perlu menarik napas dan mengingat pengingat Khidir kepada Musa. Apakah kita sudah bersabar? Apakah kita sudah berusaha memahami hikmah di balik layar?
Kesabaran yang diajarkan di sini bukanlah pasif menunggu tanpa usaha, melainkan kesabaran yang disertai dengan keteguhan hati (istiqamah) dan penyerahan diri kepada takdir terbaik dari Allah. Ini adalah kesabaran aktif yang memungkinkan kita untuk terus maju sambil tetap menjaga integritas iman.
Oleh karena itu, renungan mendalam terhadap surat Al Kahfi ayat 71 ini menjadi pengingat kuat bahwa perjalanan spiritual kita seringkali penuh misteri. Dibutuhkan kerendahan hati Musa untuk mengakui bahwa ada pengetahuan yang lebih tinggi, dan kesabaran yang lebih dalam untuk menerimanya.
Semoga kisah ini menginspirasi kita untuk lebih sabar dalam menjalani ujian hidup, dan selalu berprasangka baik terhadap setiap ketetapan yang Allah gariskan.