Surat Al-Lahab turun berkaitan dengan celaan Allah SWT terhadap Abu Lahab, paman Nabi Muhammad SAW, yang secara terang-terangan menentang dakwah Islam.
Surat Al-Lahab, yang merupakan surat terpendek dalam Al-Qur'an setelah Al-Kautsar (dan sering disebut sebagai surat yang sama pendeknya), memiliki kandungan yang sangat tegas dan lugas. Surat ini secara spesifik ditujukan kepada Abu Lahab bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad SAW, beserta istrinya, Ummu Jamil.
Ayat pertama langsung memberikan vonis: "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasalah dia." Kata "Tabbat" berarti celaka, rugi, atau binasa. Ini adalah doa dan sekaligus berita dari Allah SWT mengenai kehancuran total yang akan menimpa Abu Lahab karena penolakannya yang keras dan permusuhannya yang aktif terhadap risalah Islam.
Allah SWT menegaskan bahwa seluruh usaha dan kekayaan yang dikumpulkan Abu Lahab tidak akan memberikan manfaat sedikit pun di akhirat kelak. Poin ini sangat penting karena Abu Lahab dikenal sebagai salah satu tokoh Quraisy yang sangat kaya dan disegani. Kekayaannya ini, yang selama ini menjadi sumber kekuatannya di dunia, menjadi tidak bernilai di hadapan murka Ilahi.
Puncak ancaman datang pada ayat ketiga: "Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka)." Nama surat ini, Al-Lahab, diambil dari kata api yang menyala-nyala ini, mengindikasikan azab pedih yang telah disiapkan untuknya.
Ayat keempat dan kelima menyoroti peran istri Abu Lahab, Ummu Jamil binti Harb, saudara perempuan Abu Sufyan. Ia dijuluki "pembawa kayu bakar". Terdapat beberapa tafsiran mengenai julukan ini. Sebagian ulama menafsirkannya secara harfiah, bahwa ia sering membawa duri atau ranting kayu bakar untuk disebarkan di jalan yang akan dilalui Nabi Muhammad SAW agar Nabi terluka saat berdakwah. Tafsiran lainnya menyebutkan bahwa julukan tersebut adalah kiasan; bahwa ia suka menyebarkan fitnah dan provokasi (kayu bakar permusuhan) di antara manusia untuk menyalakan api kebencian terhadap Nabi.
Kondisi azabnya juga digambarkan secara mengerikan: "(Yang dipacak) di lehernya tali dari sabut." Ini melambangkan kehinaan dan belenggu yang akan mengikatnya di neraka, menunjukkan bahwa penentangan yang didasari oleh kebencian pribadi akan berujung pada kehinaan abadi, berbeda dengan mereka yang masuk neraka karena kekafiran semata tanpa permusuhan aktif.
Secara keseluruhan, Surat Al-Lahab memberikan pelajaran berharga tentang konsekuensi dari kebencian yang buta terhadap kebenaran. Meskipun Abu Lahab adalah kerabat Nabi, kedekatan nasab tidak melindunginya dari siksaan jika ia memilih jalan penolakan dan permusuhan terhadap agama Allah. Kehancuran yang dijanjikan bersifat personal dan menyeluruh, mencakup harta, usaha, dan keselamatan jiwanya.