🔥 Musnah
Ilustrasi visualisasi kehancuran (Al-Lahab: Nyala Api)

Surat Al-Lahab Terjemahan Lengkap

Surat Al-Lahab, yang juga dikenal sebagai Surah Al-Masad, adalah salah satu surat pendek dalam Al-Qur'an yang terletak di Juz ke-30. Surat ini memiliki lima ayat dan diturunkan di Mekkah, berkaitan erat dengan nasib salah satu paman Nabi Muhammad SAW, yaitu Abu Lahab, dan istrinya. Kandungan surat ini merupakan ancaman keras Allah SWT terhadap orang-orang yang menentang keras dakwah Islam dan menyakiti Rasulullah.

Mempelajari surat Al Lahab terjemahan memberikan pemahaman mendalam mengenai konsekuensi kekafiran dan penolakan terhadap kebenaran, meskipun kerabat dekat sekalipun. Surat ini berfungsi sebagai peringatan tegas tentang pembalasan yang akan diterima oleh mereka yang menolong dengan harta dan perbuatan mereka untuk memadamkan cahaya risalah.

Teks Arab dan Terjemahan Surat Al-Lahab

Berikut adalah teks asli dalam bahasa Arab (dengan transliterasi) beserta terjemahan surat Al Lahab ayat per ayat untuk memudahkan pemahaman:

تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ
(1) Celakalah kedua tangan Abu Lahab dan celakalah dia!
مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ
(2) Hartanya dan apa yang telah ia usahakan tidak dapat menolongnya.
سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ
(3) Dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka yang menyala-nyala).
وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ
(4) Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar,
فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ
(5) yang dilehernya ada tali dari sabut (neraka).

Konteks Sejarah dan Makna Mendalam

Surat Al-Lahab diturunkan sebagai respons langsung terhadap permusuhan terbuka yang ditunjukkan oleh Abu Lahab, yang bernama asli Abd al-Uzza bin Abd al-Muthalib, paman Nabi Muhammad. Ketika Nabi Muhammad SAW mulai berdakwah secara terang-terangan di bukit Safa, Abu Lahab adalah orang pertama yang menentang dengan kasar, bahkan meneriakkan penghinaan kepada keponakannya.

Nama "Al-Lahab" sendiri berarti "Nyala Api," yang merujuk pada nasib akhir Abu Lahab di neraka. Ayat kedua sangat penting karena menyoroti bahwa kekayaan materi dan usaha duniawi tidak akan bernilai sedikit pun di hadapan pertanggungjawaban akhirat. Abu Lahab dikenal sebagai orang yang sangat kaya dan dermawan dalam urusan duniawi, namun kekayaan tersebut tidak dapat membelikannya keselamatan dari azab ilahi.

Peran Istri Abu Lahab

Ayat keempat dan kelima memberikan gambaran yang spesifik mengenai istrinya, Ummu Jamil binti Harb, saudara perempuan Abu Sufyan. Ia dikenal karena kebenciannya yang luar biasa terhadap Islam. Ia sering kali menyebarkan duri dan kotoran di jalanan yang biasa dilalui Nabi SAW untuk menyakiti beliau. Oleh karena itu, Allah SWT menggambarkannya sebagai "pembawa kayu bakar" (pembuat onar dan penyebar fitnah). Hukuman spesifik yang disebutkan, yaitu tali sabut di lehernya, sering diartikan sebagai simbol kehinaan dan jeratan yang ia bawa sendiri melalui perbuatannya yang jahat dalam rangka menghalangi dakwah.

Memahami surat Al Lahab terjemahan ini memberikan pelajaran bahwa penghalang kebenaran sekecil apa pun, atau permusuhan yang berasal dari kerabat terdekat, akan mendapatkan balasan yang setimpal di akhirat. Surat ini menekankan keadilan mutlak Allah SWT, di mana amal perbuatan di dunia akan menjadi penentu nasib di akhirat, terlepas dari status sosial atau kekerabatan.

Bagi seorang Muslim, mempelajari surat ini memperkuat keyakinan pada janji dan ancaman Allah SWT. Surat Al-Lahab, meskipun pendek, mengandung peringatan yang sangat keras dan jelas mengenai konsekuensi dari kebencian buta terhadap risalah tauhid. Ini menjadi pengingat bahwa Islam mengajarkan kasih sayang, tetapi juga tegas terhadap penindasan dan penolakan terhadap kebenaran yang nyata.

🏠 Homepage