Ilustrasi Keseluruhan: Malam yang menyelimuti.
Wal-laili idzaa yaghsya.
Demi malam apabila telah menutupi (gelapnya).
Surat Al-Lail (Malam) adalah surat ke-92 dalam urutan mushaf Al-Qur'an. Ayat pertama surat ini, "Demi malam apabila telah menutupi (gelapnya)", dibuka dengan sumpah Allah SWT yang mengandung keagungan dan kekuasaan-Nya atas alam semesta. Penggunaan sumpah dengan objek alam seringkali menekankan pentingnya pesan yang akan disampaikan setelahnya.
Allah memulai dengan bersumpah, "Demi malam apabila ia menyelimuti." Dalam bahasa Arab, kata 'yaghsya' (يَغْشَىٰ) memiliki makna menutupi, meliputi, atau menyelimuti secara total. Ketika malam datang, ia menutupi segala sesuatu di bumi dengan kegelapan.
Para mufassir (ahli tafsir) menjelaskan bahwa sumpah ini mengandung beberapa pelajaran mendasar:
Secara filosofis, "menyelimuti" juga bisa diartikan sebagai menyamakan keadaan. Ketika kegelapan malam datang, perbedaan antara si kaya dan si miskin, antara penguasa dan rakyat jelata, menjadi samar karena kegelapan menutupi tampilan lahiriah mereka. Hal ini secara implisit mempersiapkan pembaca untuk ayat-ayat selanjutnya dalam surat Al-Lail, yang akan membahas perbedaan usaha dan hasil di antara manusia, terlepas dari kondisi materi mereka saat malam menyelimuti.
Dalam banyak tradisi spiritual, malam adalah waktu yang paling ideal untuk ibadah, seperti shalat Tahajjud. Di saat dunia terdiam dan manusia terisolasi dalam kegelapan mereka, hubungan spiritual dengan Sang Pencipta menjadi lebih murni dan fokus. Ayat ini mengajak kita untuk menghargai momen ketenangan yang dibawa oleh malam sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah.
Setelah bersumpah dengan malam, Allah melanjutkan dengan sumpah pada ayat kedua: "Dan demi siang apabila terang benderang." Struktur sumpah ganda ini memperkuat tema utama surat ini, yaitu perbandingan antara jalan petunjuk dan kesesatan, serta balasan yang sesuai dengan amal perbuatan setiap individu. Ayat pertama, tentang malam yang menyelimuti, menetapkan panggung yang tenang dan universal sebelum Allah mulai membahas perbedaan mendasar dalam cara manusia menjalani hidup mereka di bawah naungan ciptaan-Nya. Memahami makna dari sumpah pembuka ini adalah kunci untuk menghayati seluruh pesan moral dan spiritual yang terkandung dalam Sūratul-Lail.