Ilustrasi kekuatan perlindungan spiritual
Dalam lautan teks suci Al-Qur'an, terdapat bab-bab pilihan yang memiliki keutamaan luar biasa, di antaranya adalah Surat Al-Mulk dan Surat Al-Kahfi. Kedua surat ini sering kali menjadi amalan rutin bagi kaum Muslimin yang mendambakan ketenangan batin, perlindungan di dunia, dan keselamatan di akhirat. Membaca dan memahami maknanya adalah investasi spiritual yang tak ternilai harganya.
Surat Al-Mulk, yang berarti 'Kerajaan', terdiri dari 30 ayat dan menduduki urutan ke-67 dalam mushaf. Surat ini adalah penegasan mutlak akan keesaan Allah SWT sebagai satu-satunya Penguasa alam semesta. Fokus utama dari Al-Mulk adalah pengingat bahwa segala sesuatu yang kita lihat, dari tata surya hingga molekul terkecil, berada di bawah kendali penuh Sang Pencipta.
Keutamaan Al-Mulk sangat ditekankan dalam banyak hadis sahih. Salah satu janji paling mengharukan adalah bahwa pembaca Surat Al-Mulk akan mendapatkan syafaat (pertolongan) di hari kiamat. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa surat ini akan datang membela pembacanya hingga diampuni dosanya. Oleh karena itu, menjadikannya bacaan harian, terutama sebelum tidur, adalah praktik yang sangat dianjurkan untuk memastikan perlindungan malam hari dari segala keburukan dan untuk mempersiapkan diri menghadapi perhitungan kelak.
Jika Al-Mulk fokus pada pengakuan akan kekuasaan ilahi, maka Surat Al-Kahfi (Gua), yang merupakan surat ke-18, membawa pesan vital tentang ketabahan dalam menghadapi ujian dan fitnah. Surat ini berisi kisah-kisah teladan yang relevan sepanjang zaman, paling terkenal adalah kisah Ashabul Kahfi (pemuda penghuni gua).
Kisah para pemuda yang memilih menyelamatkan keyakinan mereka daripada menundukkan diri pada penguasa zalim, memberikan pelajaran mendalam tentang pentingnya istiqomah (keteguhan hati). Mereka mendapatkan perlindungan dan tidur selama ratusan tahun, sebagai balasan atas kesetiaan mereka kepada Allah SWT.
Selain kisah pemuda gua, Al-Kahfi juga memaparkan tiga fitnah besar yang akan selalu dihadapi manusia: Fitnah Dunia (Harta dan Kekuasaan), Fitnah Ilmu (Kesombongan Intelektual), dan Fitnah Agama (Kesesatan dan Syubhat). Dengan merenungkan ayat-ayat dalam Al-Kahfi, seorang mukmin dibekali dengan lensa spiritual untuk memfilter mana yang hakiki dan mana yang hanya sementara.
Surat Al-Kahfi memiliki keistimewaan khusus yang sering dikaitkan dengan hari Jumat. Rasulullah ﷺ menganjurkan umatnya untuk membaca Al-Kahfi pada hari Jumat (dari malam Kamis hingga magrib hari Jumat). Pembacaannya akan memancarkan cahaya penerang (nur) di antara dua Jumat.
Cahaya ini bukan hanya bersifat simbolis; ia adalah penanda kedekatan dengan rahmat Allah dan benteng pelindung dari fitnah Dajjal, musuh terbesar di akhir zaman. Dalam konteks masa kini yang penuh dengan informasi menyesatkan (fitnah digital), membaca Al-Kahfi berfungsi sebagai penangkal pemikiran yang menyimpang, menjaga hati tetap teguh pada prinsip ajaran Islam yang murni.
Menggabungkan pembacaan rutin Al-Mulk (untuk kekuasaan dan perlindungan malam) dan Al-Kahfi (untuk keteguhan di hari Jumat dan perlindungan dari fitnah) adalah strategi spiritual yang komprehensif. Kedua surat ini saling melengkapi; Al-Mulk mengingatkan kita siapa Pemilik segala kekuasaan, sementara Al-Kahfi menunjukkan cara bertahan hidup dengan teguh di bawah kekuasaan tersebut, sembari menanti janji Allah SWT di surga firdaus-Nya.