Di antara sekian banyak ibadah sunnah yang dianjurkan dalam Islam, shalat Dhuha menempati posisi istimewa. Shalat yang dilaksanakan pada waktu pagi, setelah terbit matahari hingga menjelang Dzuhur, ini seringkali disebut sebagai 'shalatul awwabin' (shalat orang-orang yang kembali kepada Allah). Ibadah ini sangat ditekankan karena mengandung janji pahala yang melimpah dan kemudahan rezeki dari Allah SWT. Mengenal dan mengamalkan surat Dhuha dalam konteks shalatnya adalah kunci untuk meraih keberkahan di pagi hari.
Visualisasi waktu Dhuha
Landasan Ayat dan Hadits Mengenai Dhuha
Kekuatan utama dari amalan shalat Dhuha ini termaktub jelas dalam Al-Qur'an, khususnya pada surat Adh-Dhuha (Surah ke-93). Meskipun surat ini bukan shalatnya secara langsung, penamaannya erat kaitannya dengan waktu mulia tersebut. Allah SWT bersumpah dengan waktu Dhuha, yang menunjukkan betapa pentingnya waktu itu bagi keberkahan hidup. Allah berfirman: "Demi waktu dhuha dan malam ketika telah sunyi." (QS. Adh-Dhuha: 1-2).
Selain itu, banyak hadits shahih yang menegaskan keutamaan shalat Dhuha. Salah satu yang paling populer adalah sabda Rasulullah SAW: "Barangsiapa shalat Dhuha sebanyak dua rakaat, maka ia tidak dicatat sebagai orang yang lalai (ghafilin). Barangsiapa shalat Dhuha sebanyak empat rakaat, maka dicatat sebagai orang yang taat (abidin). Barangsiapa shalat Dhuha enam rakaat, maka ia dicatat sebagai orang yang banyak ibadahnya. Dan barangsiapa shalat Dhuha delapan rakaat, maka Allah akan mencukupkan kebutuhannya pada hari itu." (HR. At-Tirmidzi dan Al-Hakim).
Jumlah Rakaat dan Tata Cara Pelaksanaan
Shalat Dhuha minimal dikerjakan dua rakaat, dan maksimal delapan rakaat (tergantung kemampuan dan kondisi). Idealnya, shalat ini dikerjakan empat rakaat. Pelaksanaannya mirip dengan shalat sunnah lainnya, dilakukan secara dua rakaat salam. Waktu terbaik untuk melaksanakannya adalah ketika matahari meninggi, kira-kira seperempat atau setengah jam setelah matahari terbit penuh.
Untuk setiap dua rakaat, dianjurkan membaca surat Al-Fatihah diikuti dengan surat lain. Banyak ulama menganjurkan membaca surat Adh-Dhuha pada rakaat pertama dan surat Al-Insyirah (Alam Nasyrah) pada rakaat kedua, sebagai bentuk penghormatan terhadap waktu yang diberkahi ini. Jika tidak hafal, surat pendek lainnya seperti Al-Kafirun dan Al-Ikhlas juga sangat dianjurkan.
Doa Setelah Shalat Dhuha
Setelah menyelesaikan shalat Dhuha, dianjurkan untuk membaca doa khusus yang memiliki janji luar biasa terkait rezeki dan pengampunan. Doa ini menjadi penutup sempurna setelah ibadah sunnah pagi.
"Allahumma innal dhuha'a dhuha'uk, wabal'a balau'uk, wajama'a jama'uk, wa quwwata quwwatuk, wa qudrata qudratuk, wa 'ishmata 'ismuk. Allahumma in kaana rizqii fis-samaa'i fa anzilhu, wa in kaana fil-ardhi fa akhrijhu, wa in kaana mu'assiran fa yassirhu, wa in kaana haraman fa tahhirhu, wa in kaana ba'iidan fa qarribhu bihaqqi dhuha'ik, wa waasitah qudratik, wa bi hurmati shaalatika. Allahumma aatini fii dunyaa hasanah, wa fil-akhirati hasanah, wa qinaa 'adzaa banaar."
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha ini adalah waktu-Mu, keindahan ini adalah keindahan-Mu, keagungan ini adalah keagungan-Mu, kekuatan ini adalah kekuatan-Mu, dan kekuasaan ini adalah kekuasaan-Mu, serta kemuliaan-Mu adalah kemuliaan-Mu. Ya Allah, jika rezekiku masih di langit, turunkanlah. Jika di bumi, keluarkanlah. Jika sulit, mudahkanlah. Jika haram, sucikanlah. Dan jika jauh, dekatkanlah. Dengan hak dhuha-Mu, dan dengan kemuliaan kekuasaan-Mu, dan dengan kehormatan shalatku. Ya Allah, berikanlah kepadaku kebaikan di dunia, kebaikan di akhirat, dan jauhkanlah aku dari siksa api neraka."
Manfaat Spiritual dan Duniawi dari Surat Dhuha
Mengapa shalat Dhuha begitu ditekankan? Sebab ibadah ini adalah manifestasi dari rasa syukur kita atas kenikmatan pagi yang Allah berikanānikmat kesempatan hidup setelah tidur malam. Ketika seseorang menyisihkan kesibukan duniawinya di pagi hari untuk bersujud, ia sedang menunjukkan prioritasnya. Allah SWT menjanjikan kemudahan rezeki sebagai balasan atas pengorbanan waktu tersebut.
Banyak kisah nyata yang membuktikan janji ini. Ketika seseorang mulai hari dengan shalat Dhuha, energinya menjadi lebih terarah, pikirannya lebih jernih, dan kemudahan dalam mencari nafkah seolah datang dari arah yang tidak terduga. Ini bukanlah sihir, melainkan janji Allah yang pasti terwujud bagi hamba-Nya yang konsisten. Mengamalkan surat Dhuha dalam shalatnya secara rutin membersihkan hati dari ketergantungan berlebihan pada makhluk dan menumbuhkan tawakal murni kepada Sang Pencipta.
Selain itu, shalat Dhuha juga berfungsi sebagai penyempurna kekurangan shalat fardhu yang mungkin terlewatkan dalam keadaan lupa atau kurang khusyuk saat kita melaksanakannya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits lain bahwa shalat Dhuha adalah shalat orang yang kembali (taubat) kepada Allah, yang menunjukkan bahwa ibadah ini menjadi sarana regenerasi spiritual di pagi hari.
Konsistensi Kunci Keberkahan
Meskipun shalat Dhuha adalah sunnah, menjadikannya rutinitas seperti shalat fardhu akan membawa dampak signifikan pada keberkahan hidup secara keseluruhan. Disiplin untuk bangkit sedikit lebih awal, berwudhu, lalu menghadap Allah sebelum hiruk pikuk dunia dimulai, adalah investasi terbaik bagi ketenangan jiwa dan kesuksesan dunia akhirat.
Maka, mari kita jadikan pengamalan shalat Dhuha, yang terinspirasi dari kemuliaan surat Dhuha, sebagai amalan harian yang tak terpisahkan. Dengan demikian, kita berharap senantiasa berada di bawah naungan rahmat dan kecukupan dari Allah SWT setiap hari.