Memahami Keutamaan dan Tata Cara Salat Duha (Dhuha)

Ilustrasi matahari terbit dan masjid untuk salat Dhuha

Pengantar Salat Dhuha

Salat Dhuha adalah salah satu ibadah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) yang memiliki kedudukan penting dalam Islam. Pelaksanaannya dilakukan pada waktu pagi hari setelah matahari terbit meninggi hingga menjelang waktu Zuhur. Salat ini sering disebut sebagai "salatnya orang-orang yang kembali" atau salatnya para pedagang dan orang-orang yang disibukkan dengan urusan duniawi, karena ia merupakan sarana efektif untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT di tengah kesibukan aktivitas harian.

Mengapa surat pendek Ad Dhuha sering dikaitkan? Meskipun tidak ada kewajiban spesifik untuk membaca Surat Ad-Dhuha (Surah ke-93 Al-Qur'an) dalam salat ini, nama surat tersebut sering disebut karena kesamaan tema waktu dan penegasan janji Allah mengenai rezeki dan ketenangan hati yang sangat relevan dengan manfaat yang dijanjikan bagi mereka yang rutin melaksanakan salat Dhuha.

Keutamaan dan Manfaat Salat Dhuha

Keutamaan salat Dhuha ini bersumber dari hadis-hadis Nabi Muhammad SAW yang menekankan pentingnya menjaga ritual ini. Salat Dhuha adalah investasi spiritual yang hasilnya nyata, baik di dunia maupun di akhirat.

1. Penghapus Dosa dan Peningkat Derajat

Sebagaimana salat sunnah lainnya, salat Dhuha berfungsi sebagai penyempurna salat fardhu dan penghapus dosa-dosa kecil. Selain itu, melakukannya secara rutin dapat meninggikan derajat di sisi Allah.

2. Janji Kecukupan Rezeki

Ini adalah manfaat yang paling sering dibicarakan. Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWT berfirman, "Wahai anak Adam, janganlah engkau sekali-kali meninggalkan empat rakaat di awal siang (salat Dhuha), karena Aku akan mencukupimu pada sisa harimu." Janji kecukupan ini meliputi rezeki, kemudahan urusan, dan perlindungan dari berbagai kesulitan.

3. Pahala Setara Ibadah Haji dan Umrah

Dalam sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda bahwa barangsiapa yang melaksanakan salat Duha sebanyak dua rakaat, maka dosanya akan diampuni, dan barangsiapa yang melaksanakannya empat rakaat, maka hartanya akan bertambah. Dan barangsiapa yang melaksanakannya enam rakaat, dosanya akan diampuni. Dan barangsiapa yang melaksanakannya delapan rakaat, Allah akan membangunkan baginya istana di surga. Bahkan, ada riwayat yang menyebutkan pahala setara haji dan umrah sempurna jika dikerjakan dengan sempurna sesuai tata caranya.

Tata Cara dan Bacaan Salat Dhuha

Salat Dhuha dikerjakan minimal dua rakaat dan maksimal dua belas rakaat, dikerjakan dengan salam setiap dua rakaat.

Waktu Pelaksanaan

Waktu terbaik adalah ketika matahari sudah naik kurang lebih satu tombak tingginya (sekitar 15-30 menit setelah matahari terbit sempurna) hingga menjelang waktu Dzuhur.

Niat

Niat dalam hati untuk melaksanakan salat Dhuha karena Allah SWT. Lafaz niat dalam bahasa Arab yang populer adalah:

أُصَلِّي سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Artinya: "Aku shalat sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah Ta'ala." (Jika empat rakaat, sebutkan empat rakaat).

Rakaat dan Bacaan

Pada setiap rakaat, setelah membaca Al-Fatihah, dianjurkan membaca surat tertentu. Meskipun tidak ada batasan baku, membaca Surat Ad-Dhuha sering menjadi pilihan utama karena kekhususan namanya. Namun, dua surat yang paling dianjurkan (berdasarkan beberapa riwayat) untuk dibaca setelah Al-Fatihah adalah:

  1. Rakaat Pertama: Membaca Surat Asy-Syams (Surat ke-91) atau Surat Ad-Dhuha (Surat ke-93).
  2. Rakaat Kedua: Membaca Surat Ad-Dhuha (Surat ke-93) atau Surat Al-Inshirah/Asy-Syarh (Surat ke-94).

Jika melaksanakan empat rakaat, pola ini bisa diulang. Intinya adalah memaksimalkan pembacaan ayat-ayat yang menegaskan keagungan Allah, pertolongan-Nya, dan janji-Nya.

Setelah salam, dianjurkan untuk membaca doa khusus salat Dhuha yang berisi permohonan rahmat, rezeki, dan pengampunan, yang sering kali mengutip redaksi yang mirip dengan tema dalam Surat Ad-Dhuha itu sendiri (yakni, janji pertolongan setelah kesulitan).

Kaitan Erat dengan Surat Ad Dhuha

Mengapa Surat Ad Dhuha sangat identik dengan salat ini? Surat Ad Dhuha turun sebagai penghibur bagi Rasulullah SAW ketika beliau merasa sedih karena jeda turunnya wahyu. Dalam surat tersebut, Allah SWT bersumpah dengan waktu Dhuha (demi waktu pagi ketika cahayanya mulai terang) untuk menegaskan bahwa:

Oleh karena itu, salat yang dilakukan pada waktu yang sama (Dhuha) menjadi pengingat konstan bahwa setelah masa sulit atau kesibukan duniawi (pagi yang gelap/gelisah), pasti akan datang pertolongan, kemudahan, dan rezeki dari Allah SWT, sebagaimana ditegaskan dalam ayat-ayat mulia tersebut. Mengaitkan salat ini dengan pembacaan surat tersebut memperkuat pesan spiritual dan janji ilahi tersebut.

🏠 Homepage