Adzan adalah seruan lisan yang agung untuk memanggil umat Islam menunaikan salat fardu. Susunan bacaan adzan memiliki urutan yang baku dan telah ditetapkan berdasarkan sunnah Nabi Muhammad SAW. Memahami setiap kalimat yang diucapkan oleh muazin sangat penting agar maknanya tersampaikan dan ibadah dapat segera dilaksanakan dengan sempurna.
Meskipun lafal adzan untuk lima waktu salat (Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya) relatif sama, terdapat satu tambahan spesifik yang membedakan adzan Subuh, yaitu lafal As-shalatu khairum minan naum. Selain itu, terdapat juga lafal tambahan yang disebut Iqomah, yaitu panggilan kedua yang menandakan salat akan segera dimulai.
Adzan terdiri dari 15 frasa (jika dihitung dengan pengulangan) atau 7 frasa unik yang diulang. Susunan ini harus diikuti secara tertib dan jelas. Berikut adalah urutan baku dari lafal adzan yang wajib diketahui:
Seperti disinggung sebelumnya, terdapat satu kalimat tambahan yang hanya diucapkan saat adzan Subuh, yaitu setelah frasa Hayya 'alal Falah yang kedua. Kalimat ini diletakkan sebelum takbir penutup.
Total pengulangan dalam adzan Subuh adalah 17 kali, sementara adzan waktu lainnya (Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya) berjumlah 15 kali karena tidak menyertakan frasa As-shalatu khairum minan naum.
Setelah adzan selesai dikumandangkan dan waktu salat tiba, muazin kemudian mengumandangkan iqomah. Iqomah memiliki fungsi untuk memberitahu bahwa barisan salat sudah siap dan jamaah harus segera berdiri untuk memulai salat. Secara umum, susunan iqomah mirip dengan adzan, namun dengan beberapa perbedaan penting:
Perbedaan paling mencolok adalah pada frasa "Hayya 'alal Falah" yang mana pada iqomah diganti menjadi "Qad qamatis-shalah" (Sungguh telah ditegakkan salat), yang diucapkan dua kali setelah panggilan kemenangan.
Memahami dan menghayati susunan adzan ini membantu kita menghargai makna spiritual di balik panggilan suci tersebut, yang mengajak kita meninggalkan urusan duniawi sejenak untuk menghadap Pencipta.