Ilustrasi visual teks Al-Fatihah
Surah Al-Fatihah, yang berarti "Pembukaan," adalah surah pertama dalam Al-Qur'an dan merupakan inti dari setiap rakaat shalat umat Muslim di seluruh dunia. Karena kedudukannya yang sangat fundamental, ketepatan dalam menulis dan membacanya adalah hal yang sangat ditekankan. Kesalahan sekecil apapun, terutama dalam harakat atau penempatan huruf, dapat mengubah makna. Oleh karena itu, memahami penulisan Arab Al-Fatihah yang benar menjadi krusial.
Dalam konteks penulisan, kita harus memperhatikan kaidah tajwid yang diterapkan pada mushaf standar Utsmani. Mushaf Utsmani adalah standar penulisan Al-Qur'an yang telah disepakati dan digunakan secara global, memastikan konsistensi bacaan. Ketika menuliskan Al-Fatihah, setiap titik, setiap madd (pemanjangan), dan setiap hukum nun sukun/tanwin harus sesuai dengan standar ini.
Meskipun Basmalah (بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ) bukan bagian dari tujuh ayat Al-Fatihah dalam hitungan mushaf tertentu (seperti riwayat Imam Hafs), ia tetap merupakan pembuka yang wajib dibaca. Penulisan yang benar harus memastikan bahwa huruf 'Lam' pada kata 'Allah' diiringi dengan harakat fathah yang jelas dan 'Alif' setelahnya dibaca panjang sesuai hukum tajwid.
Berikut adalah penulisan lengkap Surah Al-Fatihah sesuai dengan Mushaf standar, yang harus menjadi acuan utama ketika Anda ingin menulisnya dengan benar:
Kesalahan umum dalam menulis Al-Fatihah seringkali terjadi pada penempatan tanda Madd (ٓ) di atas huruf Alif, seperti pada kata "الرَّحْمَٰنِ" (Ar-Rahman) dan "مَٰلِكِ" (Malik). Tanda Madd ini wajib ada untuk menunjukkan pemanjangan vokal yang lebih panjang dari normal (biasanya dua atau empat ketukan, tergantung konteks tajwid). Tanpa tanda ini, pembaca mungkin membacanya secara pendek, yang secara makna bisa berbeda.
Demikian pula, pada ayat keenam, "ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ", kata "Ash-Shiraath" harus ditulis dengan jelas menggunakan huruf Shad (ص) bukan Sin (س), dan diikuti oleh Alif kecil atau tanda Madd sesuai standar riwayat yang diikuti. Konsistensi dalam penulisan adalah cerminan dari ketelitian dalam beribadah.
Untuk menjamin ketepatan mutlak, praktik terbaik adalah selalu merujuk pada salinan mushaf resmi yang telah diverifikasi oleh badan otoritas Islam yang terpercaya. Digitalisasi memang memudahkan, namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua font digital Arab memiliki rendering yang sama persis dengan teks cetak standar Utsmani. Pastikan font yang Anda gunakan mendukung semua diakritik dan bentuk huruf Arab yang kompleks.
Dengan memahami dan menerapkan penulisan Arab Al-Fatihah yang benar, kita tidak hanya menjaga keindahan bahasa Al-Qur'an tetapi juga memastikan bahwa makna yang kita sampaikan saat membaca surat pembuka shalat ini tersampaikan dengan akurat kepada Allah SWT.
Memeriksa kembali setiap huruf dan harakat, terutama pada pemanjangan dan penekanan konsonan, adalah bagian integral dari tadarus dan penghormatan terhadap Kitab Suci.