Bali, pulau dewata yang terkenal dengan budaya spiritual dan pantainya yang eksotis, ternyata menyimpan sejuta pesona tersembunyi di dataran tingginya. Salah satu permata tersembunyi tersebut adalah Wanagiri, sebuah kawasan perbukitan yang terletak di bagian utara Pulau Dewata, berbatasan dengan wilayah Buleleng. Berbeda dengan citra Bali yang didominasi oleh panasnya matahari pesisir, Wanagiri menawarkan suasana sejuk, kabut tipis, dan pemandangan danau kembar yang memukau.
Kunjungan ke Wanagiri seringkali menjadi pelarian sempurna bagi mereka yang mendambakan ketenangan dan udara segar pegunungan. Kawasan ini secara administratif berada di Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Meskipun lokasinya cukup jauh dari pusat keramaian selatan seperti Kuta atau Seminyak, perjalanan menuju Wanagiri justru menjadi bagian dari pengalaman itu sendiri. Jalanan berkelok yang dikelilingi oleh pepohonan rimbun dan perkebunan, perlahan akan membawa wisatawan memasuki zona damai nan sejuk.
Daya tarik utama yang membuat nama Wanagiri begitu harum di kalangan wisatawan adalah pemandangan spektakuler dua danau berdekatan yang dikenal sebagai Danau Kembar: Danau Buyan dan Danau Tamblingan. Kedua danau ini terbentuk akibat kaldera purba Gunung Beratan yang runtuh, menyisakan pemandangan kaldera yang kini terisi air dan tampak berdampingan.
Dari beberapa titik pandang (viewpoint) di sepanjang jalan Wanagiri, wisatawan dapat menikmati panorama megah ini. Pagi hari di Wanagiri sering diselimuti kabut tebal, menciptakan suasana mistis dan romantis. Ketika kabut mulai menipis, permukaan danau yang tenang akan memantulkan hijaunya pepohonan di sekitarnya. Menariknya, Danau Tamblingan memiliki nilai spiritual tinggi; dahulu, masyarakat hanya diizinkan menggunakan perahu tradisional (sampan) untuk menyeberang, danau ini dianggap sakral karena merupakan sumber air bagi pura-pura di sekitarnya.
Seiring meningkatnya popularitas kawasan ini, pengelola pariwisata lokal telah mengembangkan berbagai fasilitas untuk meningkatkan pengalaman pengunjung. Wanagiri bukan hanya tentang pemandangan pasif; kini ia menawarkan sejumlah spot foto yang sangat populer di media sosial. Terdapat berbagai ayunan raksasa yang dipasang menggantung di tepi jurang, rumah pohon unik, hingga spot bertema sarang burung yang menawarkan perspektif berbeda terhadap keindahan alam sekitar. Spot-spot ini dirancang untuk memberikan sensasi berani sekaligus menangkap keindahan latar belakang Danau Kembar dalam satu bingkai foto.
Selain fotografi, suhu udara yang sejuk (seringkali di bawah 20 derajat Celsius) membuat kawasan ini ideal untuk sekadar bersantai. Banyak warung kopi dan restoran kecil bermunculan di sepanjang jalur utama, menyajikan minuman hangat seperti kopi Bali atau teh jahe, menemani pengunjung menikmati panorama pegunungan tanpa terburu-buru. Kehijauan di Wanagiri didominasi oleh vegetasi dataran tinggi Bali, termasuk pinus dan berbagai jenis tanaman hortikultura yang menambah kekayaan visual kawasan ini.
Untuk mencapai Wanagiri, umumnya wisatawan akan bergerak dari arah Bedugul atau Singaraja. Jika berangkat dari Denpasar atau area selatan, perjalanan memakan waktu sekitar dua hingga tiga jam, tergantung kondisi lalu lintas. Jalanan menuju lokasi cukup menantang karena berupa tanjakan dan turunan curam dengan tikungan tajam, sehingga sangat disarankan untuk menggunakan kendaraan yang prima atau menyewa jasa sopir lokal yang berpengalaman.
Tips penting saat mengunjungi Wanagiri adalah selalu membawa pakaian hangat atau jaket, karena suhu bisa terasa sangat dingin, terutama saat pagi atau menjelang sore hari. Selain itu, datanglah lebih awal jika ingin menikmati pemandangan saat kabut mulai sirna, biasanya antara pukul 08.00 hingga 10.00 WITA. Wanagiri benar-benar membuktikan bahwa pesona Bali tidak hanya terletak di bawah garis pantai, tetapi juga tersembunyi, sejuk, dan menakjubkan di ketinggian pegunungannya. Kawasan ini menawarkan eskapisme murni dari hiruk pikuk kehidupan kota, menjadikannya destinasi wajib bagi pencinta alam sejati.