Perjalanan AC Milan sepanjang musim yang lalu merupakan sebuah narasi penuh warna, dihiasi dengan puncak kegembiraan dan lembah tantangan. Setelah meraih kejayaan besar dengan menjuarai Serie A, ekspektasi terhadap skuad asuhan Stefano Pioli ini meningkat secara signifikan. Fokus utama pada periode ini adalah bagaimana tim menyeimbangkan tuntutan kompetisi domestik yang sangat ketat melawan debut kembali yang dinanti-nantikan di panggung Liga Champions Eropa.
Secara umum, performa tim menunjukkan soliditas pertahanan yang menjadi ciri khas era Scudetto mereka. Namun, inkonsistensi di lini serang menjadi titik lemah yang sering dieksploitasi lawan. Transisi dari tim underdog yang mengejutkan menjadi tim unggulan yang harus selalu memimpin perburuan poin membuat tekanan psikologis lebih terasa. Para pemain kunci seperti Rafael Leão terus menjadi motor serangan utama, menampilkan kecepatan dan kemampuan dribel yang mematikan, meski terkadang terlihat kurang efektif dalam pengambilan keputusan di sepertiga akhir lapangan.
Tantangan di Kancah Eropa
Kembalinya Milan ke Liga Champions membawa semangat baru, namun juga mengungkapkan kedalaman skuad yang perlu diperkuat. Meskipun mereka mampu menunjukkan kilasan performa brilian melawan beberapa raksasa Eropa, kurangnya pengalaman kolektif di level tertinggi seringkali menjadi pembeda antara hasil imbang yang memuaskan dan kekalahan yang mengecewakan. Lini tengah, khususnya, terasa kurang memiliki kedalaman dan rotasi yang memadai untuk menghadapi jadwal padat selama beberapa bulan. Pengelolaan kebugaran pemain menjadi isu krusial sepanjang paruh kedua musim.
Keputusan manajemen terkait bursa transfer juga menarik perhatian. Meskipun ada beberapa penambahan pemain yang menjanjikan, beberapa pengamat berpendapat bahwa investasi yang dilakukan belum sepadan dengan kebutuhan untuk bersaing di tiga kompetisi sekaligus secara konsisten. Pemain baru diharapkan segera beradaptasi dengan intensitas taktik yang diterapkan Pioli, terutama dalam menjaga struktur pertahanan saat menyerang.
Dinamika Skuad dan Regenerasi
Musim ini juga menandai periode penting dalam regenerasi skuad. Pemain-pemain muda yang sebelumnya menjadi pelapis kini mulai mengambil peran sentral. Kehadiran veteran menjadi jangkar penting, memastikan bahwa mentalitas pemenang tetap tertanam dalam tim. Namun, faktor cedera juga memainkan peran besar. Ketika pemain-pemain kunci absen dalam periode krusial, ketergantungan berlebihan pada beberapa individu mulai terlihat jelas. Hal ini menyoroti pentingnya memiliki kedalaman skuad yang merata di setiap posisi.
Di Serie A, persaingan tetap sengit. Meskipun Milan menunjukkan upaya keras untuk mempertahankan gelar, mereka harus menghadapi performa luar biasa dari pesaing utama mereka. Tekanan untuk mempertahankan intensitas tinggi setiap pekan, tanpa jeda yang cukup, mulai menggerus energi tim. Evaluasi mendalam diperlukan untuk mengidentifikasi area mana yang membutuhkan peningkatan taktis dan fisik untuk memastikan bahwa mereka dapat menantang gelar hingga akhir musim depan. Semangat Rossoneri tetap menyala, tetapi efisiensi di saat-saat krusial akan menjadi penentu kesuksesan jangka panjang mereka. Penutup musim ini memberikan banyak pelajaran berharga bagi klub untuk membangun fondasi yang lebih kuat menuju masa depan yang lebih cerah dan penuh ambisi.