Dalam setiap kesulitan hidup, selalu tersimpan benih kemudahan yang telah dijanjikan oleh Allah SWT. Salah satu pengingat terkuat akan janji ilahi ini termaktub dalam Surah Ash-Sharh (Al-Insyirah), surat ke-94 dalam Al-Qur'an. Ayat kelima dan keenam dari surat yang penuh optimisme ini menjadi penyejuk bagi hati yang sedang tertekan.
Ketika Nabi Muhammad SAW menghadapi berbagai tekanan dan tantangan dakwah yang berat, Allah menurunkan wahyu ini untuk menguatkan hati beliau dan umatnya. Inti dari ayat-ayat ini adalah formula ketenangan: bahwa bersama kesulitan (kesukaran), niscaya akan ada kemudahan.
Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
Ayat 5 dan 6 Surah Al-Insyirah sering kali dikutip bersamaan karena penekanan yang luar biasa di dalamnya. Perhatikan pengulangan (ta'kid) kata "Inn(a)" (Sesungguhnya) pada ayat keenam. Pengulangan ini bukan tanpa alasan; ia berfungsi untuk memberikan penegasan mutlak atas janji Allah.
Dalam tafsir klasik, ada beberapa interpretasi mengenai makna pengulangan ini. Salah satu pandangan populer menyebutkan bahwa pengulangan ini mengindikasikan bahwa untuk setiap satu kesulitan (al-'usr), akan disediakan dua kemudahan (yusr). Meskipun secara harfiah kedua kata Arab tersebut (al-'usr dan yusr) merujuk pada bentuk tunggal, penekanan retorisnya menyiratkan bahwa rahmat kemudahan yang Allah berikan jauh lebih besar daripada kesulitan yang ditimpakan.
Syaikh As-Sa'di menafsirkan bahwa meskipun kata 'usr (kesulitan) disebutkan dua kali dan yusr (kemudahan) disebutkan dua kali pula, konteks ini menyiratkan sebuah kepastian. Allah tidak hanya mengatakan "mungkin ada kemudahan", tetapi menegaskan "sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan". Ini adalah janji yang pasti dan tak terpisahkan.
Penting untuk dicatat bahwa ayat ini tidak mengatakan bahwa kemudahan datang setelah kesulitan, melainkan bersama kesulitan (ma'a al-'usr). Ini menunjukkan bahwa kemudahan tersebut sudah ada, melekat, atau menyertai kesulitan itu sendiri. Ini adalah kerangka berpikir yang mengubah perspektif seorang mukmin. Saat Anda sedang berada di tengah badai, kemudahan untuk melewatinya, kesabaran untuk menghadapinya, dan hikmah yang bisa dipetik darinya sudah tersedia di sana.
Ayat ini berfungsi sebagai mantra spiritual di kala gundah. Ketika kita menghadapi masalah keuangan, kegagalan dalam usaha, atau kekecewaan pribadi, Al-Insyirah 5-6 mengingatkan kita untuk:
Keindahan ayat ini terletak pada sifatnya yang universal. Baik kesulitan duniawi (seperti sakit atau kehilangan harta) maupun kesulitan ukhrawi (seperti cobaan iman) memiliki "pasangan" kemudahan dari sisi Allah. Dengan merenungkan Surah Al-Insyirah ayat 5 dan 6 Arab ini, hati akan terasa lebih ringan dan langkah kaki menjadi lebih mantap dalam menghadapi setiap episode kehidupan.
Surah Al-Insyirah, dengan ayat-ayatnya yang singkat namun padat makna, mengajarkan kita filosofi ketenangan yang bersumber dari tauhid. Kesulitan adalah ujian, dan kemudahan adalah janji kepastian. Ingatlah selalu, setelah masa sulit berlalu, akan datang kelapangan yang sejati, karena janji Allah itu benar adanya.