Kajian Mendalam Surah Ad-Dhuha Ayat 1-11

Cahaya Pagi

Surah Ad-Dhuha adalah salah satu surat dalam Al-Qur'an yang memiliki peran istimewa dalam memberikan penghiburan dan peneguhan hati, khususnya kepada Nabi Muhammad SAW pada masa-masa sulit awal kenabian. Memahami makna dari Ad Dhuha ayat 1 sampai 11 memberikan kita pelajaran berharga tentang rahmat Allah SWT, pentingnya menjaga hubungan dengan-Nya, dan buah manis dari kesabaran.

Latar Belakang Penurunan Ayat

Surah ini diturunkan ketika Nabi Muhammad SAW sedang mengalami periode jeda wahyu (fatratul wahyu) yang cukup lama. Kesendirian dan keheningan ini sempat menimbulkan kegelisahan di hati beliau, bahkan sampai muncul bisikan setan yang mengatakan bahwa Tuhannya telah meninggalkan beliau. Untuk menenangkan hati Rasulullah, Allah SWT menurunkan Surah Ad-Dhuha untuk meyakinkan beliau akan kasih sayang-Nya yang abadi.

Teks dan Terjemahan Ad Dhuha Ayat 1-11

Ayat 1-2: Sumpah Demi Waktu Dhuha

وَالضُّحٰى ۝ وَاللَّيْلِ إِذَا سَجٰى
1. Demi waktu dhuha (ketika matahari naik), 2. dan demi malam apabila telah sunyi.

Allah memulai sumpah-Nya dengan dua waktu yang sangat kontras: waktu dhuha yang penuh cahaya dan kehangatan, serta malam yang sunyi senyap. Sumpah ini berfungsi untuk menekankan kebenaran pesan yang akan disampaikan. Ini menunjukkan bahwa Allah adalah Penguasa atas perubahan siang dan malam, cahaya dan kegelapan.

Ayat 3-5: Penegasan Bahwa Allah Tidak Meninggalkan

مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰى ۝ وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُولٰى ۝ وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰى
3. Tuhanmu tidak meninggalkanmu dan tidak (pula) membencimu. 4. Sungguh, kehidupan akhirat itu lebih baik bagimu daripada kehidupan dunia. 5. Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.

Ini adalah inti penghiburan. Allah secara eksplisit menyatakan, "Tuhanmu tidak meninggalkanmu dan tidak (pula) membencimu." Ini menghilangkan kegelisahan Rasulullah. Lebih lanjut, Allah menjanjikan bahwa kesenangan akhirat (Al-Akhirah) jauh lebih unggul daripada kesenangan duniawi. Janji tertinggi adalah keridhaan penuh (ridha) yang akan diberikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW.

Ayat 6-8: Mengingat Rahmat Masa Lalu

أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَأٰوٰى ۝ وَوَجَدَكَ ضَآئًّا فَهَدٰى ۝ وَوَجَدَكَ عَآئِلًا فَأَغْنٰى
6. Bukankah Dia mendapatimu seorang yatim, lalu Dia melindungimu? 7. Dan Dia mendapatimu bingung, lalu Dia memberikan petunjuk? 8. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan?

Untuk menguatkan janji masa depan, Allah mengingatkan Nabi Muhammad SAW akan pertolongan-Nya di masa lalu. Dari status yatim piatu, kemudian kebingungan mencari jalan hidup, hingga akhirnya diberi kekayaan dan kemandirian. Setiap fase sulit telah dilewati berkat pertolongan Ilahi.

Ayat 9-11: Perintah Untuk Bersyukur

فَأَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْ ۝ وَأَمَّا السَّاۤىِٕلَ فَلَا تَنْهَرْ ۝ وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
9. Maka, terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. 10. Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau mengusirnya. 11. Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah engkau nyatakan (kepada orang lain).

Sebagai penutup, setelah menerima janji dan mengingat pertolongan, perintah yang diberikan adalah perintah syukur yang konkret: berbuat baik kepada yang lemah (yatim dan peminta) dan senantiasa menceritakan (mensyukuri) nikmat Allah kepada sesama. Syukur adalah kunci agar rahmat yang telah diberikan tidak dicabut.

Hikmah dari Ad Dhuha Ayat 1-11

Kajian mendalam terhadap Ad Dhuha ayat 1-11 memberikan beberapa pelajaran universal. Pertama, surat ini adalah penawar kecemasan; ketika kita merasa ditinggalkan atau gagal, ingatlah bahwa Allah selalu bersama kita, bahkan dalam kesunyian malam.

Kedua, optimisme tentang masa depan harus selalu dijaga. Meskipun masa kini terasa berat, janji Allah (Al-Akhirah yang lebih baik) adalah motivasi tertinggi. Rasulullah SAW yang dijanjikan kenikmatan tertinggi, menjadi teladan bahwa kesabaran pasti berbuah manis.

Ketiga, refleksi masa lalu sangat penting. Mengenang kesulitan yang telah teratasi oleh pertolongan Allah akan menumbuhkan rasa syukur. Rasa syukur inilah yang kemudian harus diwujudkan dalam tindakan nyata, yaitu bersikap lemah lembut terhadap mereka yang membutuhkan, dan selalu melisan-kan pujian kepada-Nya.

Surah Ad-Dhuha, khususnya pada sebelas ayat pertama ini, berfungsi sebagai pengingat abadi bahwa di balik setiap kegelapan pasti ada cahaya dhuha yang akan segera menyingsing, asalkan hati kita tetap terikat pada kasih sayang Ilahi.

🏠 Homepage