Sholat Dhuha, juga dikenal sebagai Sholat Al-Awabbin (Sholatnya orang-orang yang kembali kepada Allah), adalah ibadah sunnah muakkad yang sangat dianjurkan dalam Islam. Pelaksanaannya dilakukan di waktu pagi, setelah matahari terbit hingga sebelum waktu Dzuhur. Meskipun seringkali dianggap sebagai ritual sederhana, makna dan keutamaan di balik Sholat Dhuha sangatlah mendalam, terutama jika kita memahami terjemahan dan konteks hadis-hadis yang menjelaskannya.
Apa Itu Sholat Dhuha?
Secara harfiah, 'Dhuha' berarti waktu pagi yang telah meninggi. Sholat ini adalah bentuk syukur kita kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan rezeki yang diberikan di awal hari. Berbeda dengan sholat fardhu yang wajib, Dhuha bersifat sunnah, namun sangat ditekankan oleh Rasulullah SAW karena janji pahala dan keberkahan yang menyertainya.
Terjemahan dan Intisari Hadis Keutamaan
Memahami terjemahan hadis mengenai Sholat Dhuha memberikan motivasi lebih kuat untuk menjalankannya secara rutin. Salah satu hadis Qudsi yang sangat terkenal mengenai sholat ini adalah:
Terjemahan dan pemahaman dari hadis di atas sangat jelas. Empat rakaat yang dimaksud di sini merujuk pada Sholat Dhuha, yang bisa dilakukan dua salam dua rakaat atau empat salam sekaligus. Janji "Aku akan mencukupimu di akhir siang" adalah jaminan dari Allah SWT bahwa rezeki dan kebutuhan kita akan dipenuhi sepanjang sisa hari tersebut. Ini bukan sekadar janji materi, tetapi juga kecukupan dalam menghadapi segala urusan kehidupan.
Keutamaan Lain dari Sholat Dhuha
Selain jaminan kecukupan rezeki, keutamaan lain yang didapat dari rutin melaksanakan Sholat Dhuha meliputi:
- Pengganti Sedekah: Rasulullah SAW bersabda, "Setiap ruas tulang (sendi) manusia wajib untuk disedekahi pada setiap pagi ketika matahari terbit. Maka, dua rakaat sholat Dhuha menggantikan semua itu." (HR. Muslim). Ini menunjukkan bahwa Dhuha adalah bentuk sedekah fisik bagi persendian kita yang berjumlah 360 ruas.
- Pahala Setara Umrah: Dalam riwayat lain disebutkan bahwa melaksanakan Dhuha dengan sempurna (minimal empat rakaat atau lebih, tergantung riwayat) bisa mendatangkan pahala seolah kita menunaikan ibadah umrah yang mabrur.
- Kedekatan dengan Allah: Sholat ini dilakukan saat dunia baru mulai bergerak mencari nafkah. Dengan mendahulukan Allah di waktu tersebut, kita menegaskan prioritas utama kita, sehingga Allah akan memudahkan urusan duniawi kita.
Ilustrasi: Seseorang menunaikan Sholat Dhuha di pagi hari.
Doa Setelah Sholat Dhuha (Terjemahan)
Setelah menunaikan Sholat Dhuha, dianjurkan untuk membaca doa khusus. Doa ini adalah puncak permohonan kita setelah menunaikan ibadah sunnah tersebut. Berikut adalah terjemahan doa yang sering diajarkan:
Terjemahan: "Ya Allah, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu-Mu, dan keindahan adalah keindahan-Mu, dan keagungan adalah keagungan-Mu, dan kekuatan adalah kekuatan-Mu, dan kemampuan adalah kemampuan-Mu, dan pertolongan adalah pertolongan-Mu, dan rezeki adalah rezeki-Mu."
Terjemahan Lanjutan: "Ya Allah, jika rezekiku berada di langit, maka turunkanlah. Jika berada di bumi, maka keluarkanlah. Jika sulit, maka mudahkanlah. Jika haram, maka sucikanlah. Jika jauh, maka dekatkanlah. Dengan hak Dhuha-Mu, dengan keindahan-Mu, dengan keagungan-Mu, dengan kekuatan-Mu, dan dengan kekuasaan-Mu. Hanya kepada-Mu aku menyembah dan hanya kepada-Mu aku memohon pertolongan."
Penutup
Memahami terjemahan dan makna di balik setiap amalan sunnah, termasuk Sholat Dhuha, mengubahnya dari sekadar rutinitas menjadi sebuah perjalanan spiritual yang mendalam. Dengan kesungguhan melaksanakan Sholat Dhuha, kita mendeklarasikan kepercayaan penuh bahwa rezeki dan kemudahan hidup datang dari Allah SWT, bukan semata-mata dari usaha keras kita semata. Rutinlah mendirikan sholat ini, niscaya keberkahan akan menyertai langkah kita sepanjang hari.