Dalam ajaran Islam, kehidupan seorang muslim tidak hanya dinilai dari seberapa banyak ibadah formal yang dilakukan, tetapi juga bagaimana adab (akhlak) sehari-hari terjalin dan bagaimana kedekatan hubungan dengan Tuhan terwujud melalui doa. Adab dan doa adalah dua sisi mata uang yang saling melengkapi; adab mencerminkan kualitas batin seseorang di hadapan sesama manusia, sementara doa adalah manifestasi kerendahan hati di hadapan Sang Pencipta.
Adab mencakup segala bentuk tata krama, etika, dan perilaku terpuji yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Menjaga adab bukan sekadar formalitas, melainkan cerminan keimanan yang sesungguhnya. Ketika seseorang memiliki adab yang baik, ia akan membawa ketenangan dan kemaslahatan bagi lingkungannya.
Beberapa pilar utama adab meliputi:
Adab yang baik menjadikan seorang muslim dicintai, bukan hanya oleh sesama manusia, tetapi juga oleh Allah SWT, sebagaimana sabda Nabi, "Sesungguhnya, yang paling kucintai di antara kalian dan yang paling dekat denganku kelak pada hari kiamat adalah mereka yang memiliki akhlak terbaik di antara kalian."
Sementara adab membentuk perilaku eksternal, doa adalah sarana komunikasi internal yang membersihkan jiwa dan memohon pertolongan Ilahi. Doa adalah pengakuan bahwa manusia memiliki keterbatasan dan hanya Allah SWT yang Maha Kuasa. Mengintegrasikan doa dalam rutinitas harian menciptakan ritme kehidupan yang selalu terikat pada Sang Pencipta.
Setiap aktivitas, dari bangun tidur hingga kembali beristirahat, memiliki sunnah doa yang dapat kita amalkan. Mengucapkan doa sebelum makan, misalnya, tidak hanya mendatangkan keberkahan pada makanan tersebut, tetapi juga mengingatkan kita bahwa rezeki itu adalah anugerah.
Allahumma barik lana fi ma razaqtana wa qina adzab an-nar. (Ya Allah, berkahilah rezeki yang telah Engkau berikan kepada kami dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka.)
Alhamdulillah. (Segala puji bagi Allah.)
Rabbi zidni 'ilman nafi'a. (Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu yang bermanfaat.)
Keseimbangan antara adab yang baik dan kerutinan berdoa menciptakan pribadi yang utuh. Seseorang mungkin rajin berdoa, namun jika ia tidak memiliki adab yang baik, doanya seolah terhalang oleh kesombongan atau keburukan perilakunya. Sebaliknya, orang yang sangat baik perilakunya namun lalai berdoa, ia kehilangan sumber kekuatan utama dan pengakuan akan kelemahan dirinya di hadapan Tuhan.
Oleh karena itu, mari kita jadikan setiap interaksi sosial sebagai pelajaran adab dan setiap momen jeda sebagai kesempatan untuk berdoa. Dengan mengamalkan adab yang terpuji dan senantiasa memanjatkan doa, seorang muslim dapat menjalani kehidupan duniawi dengan tenang, berdaya, dan meraih keridhaan Ilahi.
Meningkatkan adab sehari-hari berarti menyempurnakan ibadah, dan memperbanyak doa berarti meneguhkan ketergantungan total kepada Allah SWT. Keduanya adalah bekal esensial untuk mencapai kehidupan yang seimbang dan bermakna.