Dalam tradisi Islam, setelah seseorang meninggal dunia, terdapat beberapa amalan sunnah yang dianjurkan, salah satunya adalah pengumuman kematian yang seringkali didahului atau disertai dengan lafadz adzan. Adzan ini memiliki makna yang mendalam sebagai penanda bahwa telah berpulang seorang Muslim, sekaligus seruan bagi mereka yang ingin menyalatkan jenazah.
Banyak Muslim, terutama yang awam atau berada dalam suasana duka, mungkin kesulitan mengingat lafadz adzan dalam bahasa Arab, sehingga kebutuhan akan bacaan dalam format Latin (transliterasi) sangatlah penting untuk mempermudah pengucapan yang benar.
Mengapa Adzan diucapkan untuk Orang Meninggal?
Secara umum, adzan yang dikumandangkan lima kali sehari adalah seruan untuk menunaikan shalat wajib. Namun, ketika dikumandangkan untuk jenazah (biasanya setelah dimandikan dan dikafani, sebelum dibawa ke masjid atau tempat shalat), niatnya sedikit berbeda. Ini berfungsi sebagai pemberitahuan kepada masyarakat sekitar bahwa ada prosesi fardhu kifayah yang akan segera dilaksanakan.
Meskipun ada perbedaan pendapat mengenai hukum mengadzani jenazah, banyak ulama menganjurkannya berdasarkan praktik yang terjadi di beberapa komunitas Muslim. Tujuannya adalah untuk memberikan pengumuman spiritual yang sakral.
Lafadz Adzan Orang Meninggal dalam Bahasa Latin
Berikut adalah lafadz adzan (atau sejenisnya yang sering digunakan sebagai pengumuman) yang telah ditransliterasikan ke dalam huruf Latin agar mudah dibaca oleh siapa saja yang tidak fasih membaca teks Arab:
Adzan (Transliterasi Latin)
Allahu Akbar, Allahu Akbar Allahu Akbar, Allahu Akbar Asyhadu an laa ilaaha illallaah Asyhadu an laa ilaaha illallaah Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah Hayya 'alas shalah Hayya 'alas shalah Hayya 'alal falah Hayya 'alal falah Allahu Akbar, Allahu Akbar Laa ilaaha illallaah
Perlu dicatat bahwa lafadz di atas adalah lafadz adzan biasa. Dalam konteks pengumuman kematian, terkadang ditambahkan kalimat penekanan atau pengantar sebelum atau sesudah adzan utama untuk menyatakan bahwa ini adalah panggilan shalat jenazah.
Perbedaan dengan Adzan Biasa
Meskipun lafadz intinya sama, konteks adzan untuk jenazah sering kali berbeda dari adzan waktu shalat fardhu. Adzan untuk jenazah biasanya dilakukan hanya sekali, dan lafadz "Ash-shalaatu was-salaamu 'alaika yaa Rasulullah" (Shalawat) atau penegasan lainnya mungkin ditambahkan, meskipun ini bervariasi antar daerah.
Jika yang dimaksud adalah **Iqamah** (seruan untuk segera memulai shalat) yang dilafadzkan sebelum shalat jenazah dimulai, maka lafadznya sedikit dimodifikasi dengan penambahan "Qad qāmatish shalaatu".
Lafadz Iqamah (Transliterasi Latin)
Allahu Akbar, Allahu Akbar Asyhadu an laa ilaaha illallaah Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah Hayya 'alas shalah Hayya 'alal falah Qad qāmatish shalaatu, Qad qāmatish shalaatu Allahu Akbar, Allahu Akbar Laa ilaaha illallaah
Kepentingan Memahami Lafadz
Menggunakan transliterasi Latin membantu memastikan bahwa seruan tersebut diucapkan dengan benar, terutama bagi mereka yang mungkin sedang berada dalam keadaan emosional dan memerlukan panduan cepat. Kesalahan dalam pengucapan bacaan-bacaan keagamaan seringkali dihindari dengan adanya panduan visual seperti ini.
Adzan, baik untuk shalat wajib maupun untuk jenazah, adalah bentuk penyerahan diri dan pengakuan keesaan Allah SWT. Dalam momen duka, pengucapan yang khusyuk dan benar ini menjadi bagian penting dari penghormatan terhadap almarhum dan keluarga yang ditinggalkan.
Ketika seruan ini dikumandangkan, diharapkan umat Islam segera berwudhu dan bersiap untuk melaksanakan shalat jenazah sebagai bentuk tanggung jawab kolektif terhadap sesama Muslim. Memahami format Latin ini memudahkan penyebaran informasi yang cepat dan akurat di tengah masyarakat yang mungkin sedang berkabung.
Penggunaan format Latin ini adalah solusi praktis di era digital, di mana informasi harus mudah diakses dan dipahami tanpa memandang latar belakang literasi bahasa Arab seseorang.