Ketika berbicara mengenai game strategi real-time (RTS) yang meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah industri, nama Age of Empires 3 2007 selalu muncul sebagai salah satu tonggak penting. Meskipun dirilis lebih dari satu dekade lalu, fondasi gameplay dan kedalaman strategis yang ditawarkannya tetap relevan bagi para penggemar genre ini. Game ini membawa seri AoE ke era kolonial, mengganti fokus dari zaman kuno dan abad pertengahan ke periode penjelajahan, kolonisasi, dan peperangan di Dunia Baru.
Salah satu perubahan paling signifikan dalam Age of Empires 3 2007 adalah perpindahan latar waktu. Pemain kini memimpin salah satu dari beberapa kekuatan Eropa—seperti Inggris, Prancis, Spanyol, atau Belanda—atau peradaban pribumi Amerika yang harus berjuang mempertahankan tanah mereka. Era ini memperkenalkan dinamika baru dalam hal teknologi, unit militer, dan terutama sistem "Homeland" atau "Metropolis".
Sistem Metropolis ini adalah fitur inovatif yang memberikan elemen RPG ringan pada RTS tradisional. Setiap kali pemain mencapai kemajuan usia (Age Up), mereka mengirimkan bantuan dari negara asal mereka di Eropa dalam bentuk sumber daya, unit baru, atau peningkatan teknologi permanen. Mekanisme ini menciptakan jalur pengembangan yang lebih terfokus dan personal untuk setiap peradaban yang dipilih, berbeda dari struktur Age of Empires sebelumnya yang lebih fokus pada evolusi internal tanpa bantuan eksternal yang jelas.
Setiap peradaban di Age of Empires 3 2007 dirancang dengan sangat unik. Misalnya, Spanyol unggul dalam kavaleri yang kuat dan memiliki unit unik berupa 'Conquistador'. Sementara itu, Inggris mengandalkan markas yang kuat dan efisiensi dalam pengumpulan kayu. Bangsa Pribumi Amerika, seperti Aztec dan Iroquois, menawarkan gaya bermain yang sangat berbeda, sering kali mengandalkan unit-unit ringan yang cepat dan kemampuan membangun tanpa perlu mendirikan desa (Town Center) secara konvensional.
Meskipun beberapa kritikus awal menganggapnya kurang "seimbang" dibandingkan pendahulunya karena perbedaan besar antar faksi, justru inilah yang membuat replayability game ini tetap tinggi. Mempelajari bagaimana melawan strategi 'Dutch' yang berfokus pada ekonomi atau bagaimana menahan serangan 'Ottoman' membutuhkan pemahaman mendalam tentang kelebihan dan kekurangan unit spesifik mereka.
Pada saat peluncurannya, grafis 3D yang digunakan dalam Age of Empires 3 2007 dianggap sangat maju. Detail unit, animasi pertempuran yang lebih dinamis, dan lingkungan peta yang kaya warna memberikan tampilan visual yang jauh lebih modern dibandingkan AoE2. Meskipun teknologi grafis telah berkembang pesat, visualisasi unit-unit kolonial seperti artileri berat dan kapal-kapal perang masih menawarkan pengalaman yang memuaskan mata.
Aspek audio juga tak kalah penting. Musik latar yang epik, ditambah dengan suara-suara khas pertempuran dan teriakan unit dari berbagai bahasa, semakin memperkuat imersi pemain dalam suasana peperangan kolonial. Penggabungan elemen sejarah dengan fiksi strategi membuat sesi bermain terasa seperti memimpin ekspedisi besar melintasi samudra.
Perjalanan Age of Empires 3 2007 tidak berhenti saat game dasar dirilis. Dengan penambahan ekspansi seperti "The WarChiefs" dan "The Asian Dynasties", cakupan peradaban meluas ke Asia (seperti Jepang dan India) serta suku-suku Amerika yang lebih beragam. Ekspansi ini tidak hanya menambahkan faksi baru tetapi juga menyempurnakan mekanisme dasar, memperbaiki keseimbangan, dan menambahkan variasi peta serta mode permainan.
Bagi banyak pemain, kombinasi antara Age of Empires 3 versi akhir (setelah semua ekspansi) adalah bentuk definitif dari game ini. Meskipun mungkin tidak sesukses atau seikonik AoE2, AoE3 berhasil menciptakan ceruknya sendiri sebagai RTS yang fokus pada perkembangan peradaban secara terstruktur melalui jalur dukungan Metropolis, sambil tetap mempertahankan inti membangun basis, mengumpulkan sumber daya, dan menguasai medan perang. Hingga hari ini, komunitas kecil namun setia terus merayakan kembali keindahan strategi rumit yang ditawarkan oleh game klasik ini.